CHAPTER : 1 ✈

121 10 0
                                    

I WANT TO FLY AWAY

Wanita berparas cantik itu masih menunggu sang kapten keluar dari pesawat saat penumpang lain sudah sibuk dengan mengantri untuk mengambil barang bawaan mereka. Dia bernama Alesha Anastasya.

Wanita itu tidak terima, sang pilot membuat pesawat begitu bergetar dan selalu saja mengalami turbelensi.

**Turbulensi merupakan kondisi ketika kecepatan aliran udara berubah drastis.

Akhirnya kedua sosok berseragam itu berjalan membawa koper bersamaan, sambil sesekali terlihat mengobrol. Wanita itu berlari dan berhenti didepan mereka.

"Maaf, permisi kami mau lewat" ucap salah satu orang disana

"Siapa pilotnya, saya mau ngomong!" Alesha

"Ya?" tanya orang yang sama

"Saya nanya siapa yang jadi pilotnya diantara kalian" Alesha

"Maaf, bu kami harus-" ucap salah satu kapten tertahan karena tangan rekan kerja yang menahan didadanya

"Saya, ada apa?" ucap pria dengan ekspresi dinginnya

"Pak Pilot kalo bawa pesawat yang bener dong, berapa kali turbelensi tadi? kalo ada apa-apa diatas sana gimana?" ucap Alesha tidak terima

"Maaf, tapi turbelensi bukan hal yang bisa saya prediksi. Tentu, saya ingin membuat para penumpang tetap dalam keadaan nyaman saat perjalanan"

"Udah capt gausah diladenin. Kita harus sampe hotel buat istirahat, karena nanti malam masih ada jadwal terbang" ajak rekan kerja sang pilot tersebut

"Dasar, pilot ga jelas!" Alesha

"Jika sudah terbang, pilihan saya hanya dua. Pulang bertemu keluarga, atau pulang bertemu Yang Maha Kuasa" ucap sang pilot kepada Alesha

Sontak Alesha yang mendengar itu memberi tatapan tidak suka kepada sang pilot, tidak habis pikir.

"Seharusnya kamu tahu resiko yang bisa terjadi diatas sana. Saya harus pergi sekarang" ucap sang pilot mengakhiri dan berjalan meninggalkan Alesha seorang disana.

Menyebalkan sekali, bagaimana bisa orang itu meninggalkan Alesha begitu saja? tanpa adanya kata 'maaf' dalam kalimat yang ia ungkapkan pada Alesha.



✈ ✈ ✈



Alesha menunggu sang kakak yang harusnya sudah sampai dihotel tempat mereka akan bertemu. Berjanji untuk bertemu dengan sang kakak yang sudah lama sekali tidak bertemu dengannya, karena berbeda kota.

Alesha hanya memiliki sang kakak seorang sekarang, karena kedua orang tua yang sudah menghadap Sang Pencipta mendahului mereka. Dia tinggal dengan sang adik di Jakarta, sedangkan kakaknya tinggal di Yogyakarta.

"Alesha!"

Panggil seseorang yang bisa dipastikan sang kakak, datang membawa dua orang dibelakangnya. Tunggu! sosok yang baru saja ia temui tadi di bandara kenapa bisa ada disini? Bersama dengan kakak laki-lakinya juga. Naka Mahatama

"Ya ampun adek Mas makin cantik aja" ucap Naka yang langsung duduk disampingnya adiknya

Membiarkan sang pilot pesawat duduk tepat didepan mata Alesha. Tatapan yang dari tadi sinis itu sama sekali tidak berubah, bagaimana bisa Tuhan mempertemukan Alesha dengan sang pilot lagi sekarang?

"Mereka siapa? bukannya Mas Naka sendiri?" tanya Alesha pada sang kakak

"Oh kenalin adik kelas Mas, ditanya nih sama adek gue monggo kenalin diri sendiri" Naka

"Shaka Adi Pratama, panggil aja Shaka" Shaka


"Gibran Dirgantara , Gibran" Gibran

Jadi nama pilot itu Gibran? sebenarnya Alesha tidak mau berkenalan dengan kedua sosok yang dikenalkan kakak nya sebagai adik kelas. Tapi mau bagaimana lagi? dia sudah terjebak dalam lingkaran menyebalkan ini.

"Alesha Anastasya, panggil aja Alesha" Alesha

"Loh? kenapa cemberut terus dek? Athar gangguin kamu lagi?" Naka

"Engga Mas, lagi ga mood aja. Kan aku taunya cuma makan sama Mas, gatau kalo bakal ada orang luar ikut" Alesha

"Kita pindah aja Bang Naka, gapapa kok. Gue jadi ikut ga enak sama adek lo" Shaka

"Eh gausah, Alesha kok gitu sih? yang sopan dong" Naka

Malas membalas perkataan kakaknya, Alesha memilih untuk membuka ponselnya sekedar melihat feed yang ada di wall nya. Membiarkan Mas juga adik-adik kelasnya itu berbincang, juga memesan makanan.

Hari ini memang sudah direncanakan oleh Tuhan menjadi salah satu dari sekian banyaknya hari buruk untuk Alesha. Yaa, mulai dari turbelensi yang membuatnya ketakutan setengah mati, sampai bertemu pilot pesawat yang ternyata adalah adik kelas sang kakak.

"Alesha duluan deh, besok pagi kalo mau ajak aku jalan-jalan kabarin aja" ucap perempuan yang sudah bersiap untum pergi

"Saya aja yang pergi, kamu makan yang bener disini" ucap Gibran menimpali

Naka bingung dengan kedua orang itu, kenapa mereka jadi rebutan untuk menyudahi acara makan siang bersama mereka. Padahal tidak ada masalah disana.

"Mungkin Alesha ga nyaman karena ada kita Bang. Mba-mba yang tadi ngomelin Mas Gibran itu Alesha" cerita yang keluar dari mulut Shaka tanpa permisi

Membuat Alesha menatap tajam ke orang itu, bisa-bisanya mengadu kepada sang kakak. Badan doang yang besar, ternyata mental pengadu. Pengecut sekali.

"Menegur" koreksi Alesha disana

"Saya permisi, terimakasih untuk makanannya Bang Naka" Gibran

Sosok Gibran menghilang dalam hitungan detik, tentu saja Alesha tidak peduli. Mau ada atau tiada Gibran disana tidak akan membuat perbedaan sama sekali. Memilih untuk makan dengan tenang dan nyaman.

Walau harus menerus mendengar omelan dari sang kakak, dan ia hanya bisa meminta maaf dan membela dirinya sendiri. Yaa, kakak laki-lakinya memang sangat peduli terhadap salah satu sikap buruk Alesha sekarang.

"Iya Mas, lagian Shaka juga udah gapapa tuh" Alesha

"Mas Shaka, Alesha" tegas Naka

"Iya, Mas Shaka maksud aku" Alesha


✈ ✈ ✈


Alesha sedang berada di lift sekarang, kembali dari kafe hotel membeli beberapa camilan dan minuman malam untuk dirinya.

'Kenapa lu? mukanya jelek amat'

"Brisik thar, kenapa lagi sih? kan duit lo udah gue taro lemari baju" Alesha

Alesha sudah benar-benar habis kesabaran hari ini. Bahkan saat jam istirahat malam pun dia harus menerima panggilan video dari adiknya. Athar Rakhan Diaskara.

Entah masalah apa lagi yang akan Alesha dengar dari adiknya. Sudah begitu malas dan lelah menghabiskan hari yang sangat dipenuhi oleh hal-hal buruk yang terus-menerus menghampirinya.

'Kangen kali gue Mba, ga boleh?' Athar

"Tumben, duit lo kurang? minta ke Mas Naka" Alesha

'Astaghfirullah, emang gue nelpon lu kalo butuh duit doang?' Athar

"Lah? biasanya juga gitu" Alesha

'Iya juga, ya pokoknya gue kangen lah! Lusa balik ya, jangan betah lo disana' Athar

"Males, lo nakal" Alesha

'Yaelah, ga nakal ga asik kali. Oh iya, jangan lupa beliin gue kaos yang ada tulisan I Love Yogya ya Mba' Athar

"Iya-iya, udah tidur sana. Kuliah lo besok" Alesha

'Baiklahh, bye-bye Mba ku tercintaa. Wassalamualaikum' Athar

"Iya-iya, Wa'alaikumssalam" Alesha

Tepat saat itu pintu lift terbuka, menampakan sosok pria yang menganakan seragam pilot berdiri berdampingan disana. Alesha langsung keluar setelah melihat sosok yang berhasil mengubah mood nya pagi tadi.

Gibran.

' Bertemu denganmu memang dalam kuasa Tuhan, namun jatuh cinta padamu diluar kuasaku '
-Gibran





' Bertemu denganmu memang dalam kuasa Tuhan, namun jatuh cinta padamu  diluar kuasaku ' -Gibran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I WANT TO FLY AWAY [EUNBO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang