CHAPTER : 3 ✈

55 10 0
                                    

I WANT TO FLY AWAY

Alesha sibuk dengan setumpuk kertas yang dari pagi sepertinya tidak berkurang. Pekerjaannya lumayan banyak hari ini, membuatnya harus pulang agak larut. Ditemani lampu kantor dan laptopnya ia masih terus fokus pada pekerjaannya.

Enggan untuk beristirahat barang semenit, ia benar-benar ingin segera pulang dan istirahat sekarang. Merutuki dirinya yang mengambil cuti minggu lalu.


Ting!


Gibran Dirgantara

Kamu dimana? belum pulang?


Alesha mengehela nafas setelahnya, kenapa Gibran jadi suka sekali mengiriminya pesan sih? dan juga kenapa semua pesan Gibran harus menunjukan perhatiannya kepada Alesha. Jika Alesha salah mengartikan dan salah paham, apa Gibran akan bertanggung jawab nantinya?


Gibran Dirgantara

Kamu dimana? belum pulang?


Blm, msh byk krjaan

Ini sudah jam berapa?
Tidak bisa kamu bawa pulang?
Ini sudah sangat malam, Alesha

Iy, tnggng

Keyboard kamu rusak? kenapa selalu disingkat?


'Males, soalnya elo yang chat' Alesha


G


Menaruh ponselnya dan menghidupkan mode silent, lalu kembali menatap tumpukan kertas disana. Alesha menghela nafasnya lelah, dan langsung mengerjakaan pekerjaan kantornya kembali.

Dua jam dia lewatkan di kantor sejak pesan terakhir masuk ke ponselnya. Baru saja membereskan dan memasukkan semua barang ke dalam tasnya berniat pulang. Tapi layar handphone yang menampakan banyak sekali misscall dari Athar, adiknya.


"Hallo thar, ada apa?" Alesha


'Alesha'


Tunggu, ini bukan suara adiknya. Lalu siapa orang yang sedang berbicara padanya sekarang, apa mungkin adiknya diculik?

"Lo siapa? mana ade gue?" Alesha yang bertanya dengan nada marah


'Ini saya Gibran, Athar kecelakaan sha. Sekarang dia ada di rumah sakit dekat apartement kamu tinggal. Kamu-' Gibran


Jantung Alesha memacu dengan sangat cepat, berlari sekuat tenaga untuk segera ke rumah sakit. Dia tidak bisa mendengar bahwa Athar atau Naka sakit. Jantungnya seperti berhenti bekerja untuk beberapa saat, kepergian orang tuanya masih sangat membekas jelas di ingatan Alesha.

Membuat Alesha sangat takut untuk ditinggalkan lagi oleh orang yang ka sayangi. Jangan Athar Tuhan, mohonnya.


✈ ✈ ✈


Perempuan itu membuka pintu ruang rawat dengan tergesa-gesa, penampilannya sekarang sudah dihancurkan oleh angin yang menabraknya saat ia berlari. Melihat sang adik menatapnya dengan tatapan bersalah. Perempuan itu jalan mendekat kearah sang adik dan memeluknya erat, memberi kecupan sesekali pada rambut sang adik.

"Mba Alesha... Maafin Athar ya" Athar

"Udah, yang penting kamu gapapa. Jangan sakit thar, gue ga suka" ucap Alesha yang masih memeluk sang adik sangat erat itu

Bahkan dia sudah tidak peduli dengan keberadaan Gibran yang sudah bersama adiknya untuk empat jam yang lalu. Sungguh, Alesha tidak bisa jika adik atau kakak nya sakit. Jika bisa, Alesha ingin menggantikan mereka untuk rasa sakitnya.

Athar sang adik hanya bisa diam saat kakaknya itu memeluknya seperti ibu yang baru saja kehilangan anaknya. Kakaknya memang seperti ini, bahkan saat Athar menelpon bahwa dirinya sakit demam Alesha rela izin dari kantor hanya untuk merawat dirinya.

Kalimat Alesha yang benar-benar harus dianggap serius oleh sang kakak Naka dan sang adik Athar.

'Jangan sakit, Alesha ga bisa kalo kalian sakit'

Athar memang mengerti akan kekhawatiran dan segala trauma yang kakaknya alami, jadi dia hanya menerima semua perhatian kakaknya saat ini.

"Athar gapapa sha, dia butuh istirahat sekarang. Hasil rontgen kepalanya keluar besok" Gibran yang akhirnya berani membuka suara

"Makasih" Alesha

Alesha tidak akan pernah berani menyalakan silent mode pada handphonenya mulai saat ini. Di masa depan bisa saja kejadian seperti tadi terulang, dia tidak mau membiarkan orang yang dia sayang terbaring sakit seperti ini. Sungguh.

Tak lama Athar tidur, karena Alesha memintanya untuk istirahat. Sekarang giliran Alesha yang menelpon sang kakak, untuk memberitahu keadaan Athar sekarang.

"Lo udah nelpon Mas Naka?" Alesha

"Belum, saya ga kepikiran sampe sana" Gibran

Alesha mengangguk pelan,"Iya, ga masalah"

Alesha mencoba menelpon sang kakak sekarang ini, beberapa detik kemudian sang kakak mengangkatnya dari sebrang sana.

"Assalamualaikum Mas, maaf ya aku ganggu tengah malem gini" Alesha

'Waalaikumssalam, iya sha gapapa. Kenapa dek?' Naka

"Athar Mas, kecelakaan. Sekarang lagi di rawat di rumah sakit" Alesha

'Astaghfirullah, terus gimana? keadaan dia sekarang? Mas perlu ke Jakarta toh dek?' Naka

"Gausah Mas, gapapa. Dia udah istirahat sekarang, besok kalo hasil tes Athar udah keluar aku kabarin Mas lagi, ya" Alesha

'Alhamdulillah kalo gitu, iya dek. Buat biaya rumah sakitnya kamu kasih tau berapa ke Mas ya. Kamu juga istirahat yang cukup' Naka

"Gausah Mas, pake uang Alesha aja" Alesha

'Engga dek, Athar juga adik Mas. Mas berhak buat bayarin uang rumah sakit dia' Naka

"Alesha, biaya perawatan Athar sudah saya bayarkan tadi" Gibran

Alesha menatap bingung kearah Gibran, kenapa dia perlu repot-repot untuk membayarkan biaya perawatan Athar? mungkin karena tadi mendesak, toh akan Alesha bayar juga.

'Suara siapa itu dek?' Naka

"Gibran" Alesha menjawab

'Gibran?' Arjuna

"Iya, Gibran" Gea

'Ohh yaudah kalo dia nemenin kamu disana. Jangan lupa kabarin Mas kalo ada apa-apa ya dek' Naka

"Iya, Mas. Maaf ya ganggu tengah malem gini" Alesha

'Iya sha, Mas gapapa kok. Mas tutup ya? Wassalamualaikum' Arjuna

"Iya Mas, Waalaikumssalam" Alesha

Alesha menutup panggilan telponnya dengan Naka, dan menatap Gibran yang masih berdiri didepannya. Menunggu Alesha yang selesai menelpon Naka.

"Bran, boleh ngomong diluar sebentar?" Alesha


✈ ✈ ✈


Alesha dan Gibran duduk di kursi tunggu lorong ruang rawat itu, Alesha mengeluarkan sesuatu dari tas kerjanya. Dan menatap Gibran, namun pria itu hanya menatap Alesha dengan penuh kebingungan.

"Tadi uang lo kepake berapa, Bran?" tanya Alesha dengan memegang dompetnya

"Ga usah kamu ganti, Saya memang mau bayarin" Gibran

"Gue keberatan, Athar adik gue. Lo ga bisa seenaknya bayarin orang kaya gitu, ga sopan" Alesha yang tak terima dengan perkataan Gibran

Gibran hanya tersenyum disana, lalu kembali menatap Alesha dengan tatapan teduhnya.

"Saya ga mau kamu bayar pake uang kamu" ucap Gibran sambil mengarahkan kembali dompet Alesha kedalam tas perempuan itu

"Maksud lo? terus lo mau minta gue bayar pake apa? m-banking?" Alesha

"Kamu bisa, panggil saya Mas Gibran?" tanya Gibran hati-hati

Namun Alesha semakin bingung dan tidak mengerti kondisi antara dia dan pria didepannya sekarang.

"Apa?" Alesha

"Kamu bayar dengan memanggil saya Mas Gibran. Bukan Gibran, sha" Gibran





' Jangan takut, kamu punya saya disini '
- Gibran




' Jangan takut, kamu punya saya disini '- Gibran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I WANT TO FLY AWAY [EUNBO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang