✈ I WANT TO FLY AWAY ✈
Hari ini jadwal Alesha kembali ke Jakarta, dengan Naka yang mengantarnya sampai bandara. Kini Alesha sedang menunggu jadwal penerbangan yang masih 30 menit lagi. Mengubah jenis penerbangan yang ia pesan kemarin, menghindari bertemu dengan sosok Gibran.
Sosok yang tiba-tiba mengirim pesan kepada Alesha, mengatakan bahwa senang bisa mengenal Alesha secara tiba-tiba. Maksud Alesha, memangnya mereka sudah sampai ditahap bertukar pesan itu dalam batas normal? yang benar saja.
Hari ini Gibran sudah mengiriminya pesan lagi, pesan yang mengandung kalimat sampai bertemu lagi lain waktu. Dan ucapan semoga selamat sampai tujuan.
"Mas Naka pulang aja, aku gapapa nunggu sendiri" Alesha
"Duh kamu, gapapa kok Mas disini. Dirumah juga mau ngapain? Mba Tamara sama cio pada lagi kerumah neneknya" Naka
"Yaudah kalo Mas gapapa, lagian sebentar lagi Alesha boarding" Alesha"Iya dek, jangan lupa kasih tau Athar. Jangan nakal disana, kalo nakal Mas tarik paksa buat balik ke Yogya" Naka
"Iya Mas" Alesha
Kini Alesha sudah berada tepat di dalam pesawat, sudah dalam posisi duduknya sekarang. Sebenarnya Alesha sangat takut jika harus naik pesawat, karena ia memiliki trauma yang buruk dengan pesawat.
Suara pilot yang sudah mengisi seluruh ruang di pesawat itu memberitahu kemana mereka akan pergi, berapa tinggi mereka akan terbang, dan waktu sampai pada tujuan. Alesha mulai menarik nafasnya perlahan, meyakinkan dirinya sendiri bahwa semua akan baik-baik saja.
Ting!
Satu pesan masuk ke ponsel Alesha, dia memeriksa pesan tersebut. Pesan yang lagi-lagi berasal dari Gibran. Membuatnya sudah habis kesabaran dan membalas pesan pria itu dengan ketusnya.
Gibran Dirgantara
Saya denger kamu ganti penerbangan
Segitu ga sukanya sama saya, Alesha?
Selamat menikmati perjalanan pulang kalau begitu
Sampai jumpa lagi, AleshaPlease, jangan lewat batas Gibran
Dan jangan kirim pesan ke gue lagi
Alesha memutuskan untuk memblokir nomor Gibran, berharap dengan usahanya itu bisa mencegah Gibran yang ingin melewati batasan yang sudah dibuatnya. Jangan Gibran, batinnya.
✈ ✈ ✈
Alesha sudah sampai di bandara tujuan Seokarno-Hatta, dia menyempatkan diri untuk mengisi perut yang sudah meminta asupan padanya. Banyak sekali orang-orang yang berlalu lalang disini, mungkin karena ini akhir pekan dan mereka adalah orang-orang yang ingin berlibur.Kembali menghubungi sang adik, Athar. Untuk menjemputnya sekarang, karena Athar ingin menjemput sang kakak. Harus terus terfokus pada ponselnya membuat Alesha menabrak seseorang yang berjalan dengan arah berlawanan dengannya.
"Aww, maaf-maaf saya ga-" ucap Alesha yang tertahan untuk beberapa detik
"Lain kali kalau jalan liat ke depan, Alesha"
"Gibran? aduh ketemu lo mulu gue" ucap Alesha tak suka dan berniat langsung pergi begitu saja dari sana
Mendengar perkataan Gibran yang keluar setelahnya, membuat Alesha tersentak.
'Kalau kamu ngubah jadwal penerbangan karena saya, kamu salah. Karena tuhan punya banyak cara buat kamu dan saya kembali bertemu, Alesha'Alesha mengabaikan semua perkataan Gibran dan terus berjalan kedepan tanpa menoleh kebelakang. Terlalu malas dan kesal dengan sang pilot itu.
Alesha hanya tidak suka caranya berbicara, tanpa ada kata maaf karena kejadian dipesawat kemarin. Ditambah dengan tak takut dia mengatakan pada Alesha seharusnya Alesha tau resiko yang akan dia terima jika naik pesawat.
Jika bukan karena Naka, tidak akan pernah Alesha menerima tiket pesawat itu. Mas-nya selalu saja bilang untuk melawan rasa takutnya, tapi Alesha masih butuh waktu. Penerbangan yang membuat kedua orang tuanya pergi menemui Tuhan bukanlah masalah yang sepele.
Bagi Alesha, pesawat adalah transportasi yang paling berbahaya jika kecelakaan. Tidak seperti transportasi lainnya. Bahkan korban pun belum tentu bisa ditemukan atau diidentifikasi. Memberi batasan baginya dengan semua hal yang berhubungan dengan transportasi udara itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I WANT TO FLY AWAY [EUNBO]
Short Story"jangan menunggu ku pulang, jika suatu hari nanti aku tak kembali jangan mencariku, jangan juga menangisiku, cukup kirimkan doa kepadaku itu sudah cukup" Cinta kita sedalam samudera seluas bentala dan setinggi cakrawala namun semesta tak memberi iji...