✈ I WANT TO FLY AWAY ✈
Matahari masih enggan untuk menampakkan diri, tapi kedua insan itu sudah harus mengucapkan salam perpisahan. Gibran harus bekerja sekarang, namun sang kekasih memaksa untuk ikut mengantar 'seenggaknya aku ikut sampe bandara' ucap Alesha mutlak.
Alesha selalu menemani Gibran jika ada panggilan terbang saat day-offnya. Melakukan dengan sengaja agar sang pria merasa bersalah padanya. Alesha mengetahui dengan betul kelemahan sang kekasih. Membiarkan Gibran menatap sorot mata kecewa juga sedih milik Alesha sebelum pergi.
Bukannya Alesha bersikap kekanak-kanakan disini, hanya saja Gibran terlalu sering menerima panggilan terbang tanpa memikirkannya. Biar saja dia terbang dengan rasa bersalahnya, walau didalam hati Alesha tetap ingin Gibran selamat dimanapun dia berada. Sungguh.
"Saya berangkat ya?" Gibran
"Itu pertanyaan atau ngasih tau doang? kalo pertanyaan aku ga bolehin gimana?" Alesha
"Sayang..."Gibran"Iya Mas Gibran, hati-hati ya diatas sana. Jangan lupa pulang, inget. Aku nunggu Mas" ucap Alesha menyerah
Walaupun ia larang, Mas Gibran-nya akan tetap terbang. Jadi percuma saja, kan? Melihat Gibran memasuki lorong yang menjadi pembatas itu sesekali membuat air mata Alesha jatuh. Tentu saja Alesha ingin Gibran selamat, namun ingatan buruknya selalu datang menyapa.
Apalagi perkataan yang keluar saat dia menegur Gibran di Yogyakarta, Alesha masih mengingat kata-perkata yang keluar dari mulut sang kekasih.
'Jika saya sudah terbang. Saya hanya punya dua pilihan. Pulang kembali bertemu keluarga, atau bertemu Yang Maha Kuasa'
✈ ✈ ✈
"Halo sayang, kangen ga sama aunty?" Alesha
Gadis mungil itu mengangguk dan memeluk Alesha setelahnya. Disinilah Alesha berada sekarang, disebuah cafe yang ada di dekat rumah sakit tempat kakak perempuan Gibran bekerja.Alesha juga sedang berada bersamanya sekarang, dengan Nara juga pastinya. Ajakan Mba Keisha untuk sekedar mengobrol santai sambil meminum secangkir kopi hangat, tidaklah buruk.
"Jadi ada drama apa tadi pagi di bandara? Gibran sampe chat Mba, nyuruh nemenin kamu" Keisha
"Biasa Mba, day-off nya jadi day-on" balas Alesha seadanya
"Susah ya? punya pacar pilot. Dulu Mba juga udah bilang ke Gibran, resiko jadi pilot itu gede banget. Kamu tau dia gimana, anaknya keras kepala" KeishaAlesha hanya tersenyum menanggapi perkataan Mba Keisha barusan. Yaa, ini juga sudah menjadi konsekuensi untuknya. Kekasihnya memang sedang melakukan hal yang disukainya dari dulu, bukankah sebagai kekasih tugas Alesha hanya memberi dukungan dan mendoakan yang terbaik untuk sang Gibran?
"Oh iya, Mba mau nanya sama kamu" Keisha
"Nanya apa Mba?" Alesha
"Kalo nanti semisal Gibran ngelamar kamu gimana?" Keisha
Satu kalimat tanya dari mulut Keisha masuk dengan lembut ke telinga Alesha, namun membuat Alesha kaget dan sempat tersedak kue yang sedang ia makan. Lalu menatap bingung kearah Keisha.
"Maksud Mba?" Alesha
"Ya, ga mungkin kan kalian terus pacaran kaya sekarang? Mba juga ga pernah liat Gibran punya pacar dari dia masuk akademi" ujar Keisha"Emm- aku belum tau Mba. Karena keliatannya Mas Gibran juga belum mau serius sama aku" Alesha
"Ya kan semisal gitu loh, bakal kamu terima ga?" Keisha
"Emm, terima kayanya?" ujar Alesha sedikit ragu
"Kok ada kayanya? ga yakin dong sama Gibran?" Keisha
"Iya Mba, aku terima" Alesha
Keisha memajukan wajahnya kearah Alesha,
"Walau nanti Gibran bakal terus ada day-off jadi day-on?" Keisha
"Iya, walau nanti Mas Gibran harus day-on tiba-tiba" Alesha
"Walau nanti pramugari rekan kerja Gibran cantik-cantik?" Keisha
"Iya, walau aku keliatan jelek kalo sama pramugari pesawat Mas Gibran" Alesha
"Walau nanti Gibran ngalamin kecelakaan pesawat?" Alesha
Deg
Pertanyaan itu kenapa harus keluar? Tentu saja jawabannya tidak, bukankah itu sama saja Alesha berharap kekasihnya akan dalam keadaan seburuk itu? Tidak, terimakasih. Alesha akan menolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
I WANT TO FLY AWAY [EUNBO]
Short Story"jangan menunggu ku pulang, jika suatu hari nanti aku tak kembali jangan mencariku, jangan juga menangisiku, cukup kirimkan doa kepadaku itu sudah cukup" Cinta kita sedalam samudera seluas bentala dan setinggi cakrawala namun semesta tak memberi iji...