✈ I WANT TO FLY AWAY ✈
Gibran sudah tidak bisa tenang sekarang, ingin sekali rasanya dia pulang ke Jakarta. Entah kenapa dia tidak ingin sekali meninggalkan bahkan pergi dari sisi Alesha. Perasaan aneh yang terus-menerus mengganggu pikirannya.
Seolah menyuruhnya untuk menghabiskan semua waktu bersama sang kekasih. Naka menghubungi Gibran beberapa menit yang lalu, apakah Gibran sedang bersama dengan Alesha atau dalam jadwal terbang.
Setelah Gibran menjawab, dia bertanya ada hal apa Naka menghubunginya. Dan perkataan Naka berhasil membuat dadanya merasa sesak untuk beberapa detik.
'Alesha masuk rumah sakit, Gibran ga tau?'
Yaa, kekasihnya tidak memberitahukan kabarnya kepada Gibran. Gibran marah, sangat. Tapi rasa khawatir seolah berhasil membuat Gibran melupakan segala kemarahannya.
Gibran tidak suka jika ada jarak atau batasan yang menghalangi mereka berdua, sungguh. Sedang beradu dengan batinnya sekarang, bingung apa dia harus menghubungi Alesha atau tidak.
Pasalnya dia mengerti bahwa Alesha pasti punya alasan kenapa dia tidak memberi tahu Gibran, benarkan?
Tepat setelah Gibran hendak menghubungi Alesha, ada panggilan masuk yang berasal dari kekasihnya itu.'Assalamualaikum, halo Mas Gibran?' Alesha
"Waalaikumssalam, saya baru mau telfon kamu sha. Gimana keadaan kamu sekarang?" tanya Gibran penuh khawatir
'Mas Gibran tau? dari siapa?' Alesha
"Bang Naka, kenapa kamu ga kasih tau saya? kamu tau saya merasa bersalah disini sha?" Gibran
'Aku gapapa Mas, perut aku emang masih sakit tapi udah di kompres pake saline yang dibawain Kak Raka' Alesha
"Raka dokter kamu?" Gibran
'Iya, tapi beneran cuma ngasih aku kompresan doang kok Mas. Kita ga ngapa-ngapain beneran deh' ucap Alesha yang dari sebrang merasa takut Gibran memikirkan hal yang aneh
"Iya sha, saya percaya. Saya besok ke Jakarta ya?" Gibran
'Mas Gibran, jangan. Mas kerja aja, nanti kalo udah baru ke Jakarta. Aku gapapa Mas, ada Athar kok' Alesha
"Tapi sayang-" Gibran
'Ini yang buat aku ga mau ngasih kabar ke Mas, Mas selalu aja ninggalin kerjaan Mas buat aku' Alesha
"Iya, saya ga ke Jakarta. Kamu baik-baik disana ya? saya bakal usahain buat cepat kembali" Gibran
'Iya Mas Gibran. Jangan lupa minum vitamin ya, jangan tidur malem-malem Mas' Alesha"Iya Gea" Gibran
'Alesha tutup ya? selamat tidur Gibranku. Aku sayang Mas Gibran' Alesha
"Saya juga sayang kamu, sha" Gibran
✈ ✈ ✈
Sudah tiga hari Gibran pergi menjelajahi sudut bumi diudara, dan Alesha pun hari ini sudah boleh pulang dari rumah sakit. Rencananya, Gibran akan menjemput Alesha dan mengantarkannya ke apartement.
Dia sudah sampai di rumah sakit sekarang, melihat Keisha yang mengintip dari jendela pintu rawat Alesha. Gibran pun menghampirinya, dan bertanya.
"Mba ngapain disini?" Gibran"Loh udah dateng bran? emm nungguin si Raka keluar dulu, kayanya lagi ngomong serius didalem" Keisha
Gibran pun ikut mengintip disana, benar saja. Alesha dan Raka sepertinya sedang berbicara hal yang serius, dia juga memutuskan untuk menunggu sampai Raka keluar dari kamar rawat Alesha.
Tepat saat Raka membuka pintu, sudah ada Gibran dan Keisha disana. Pandangan mereka bertemu, Gibran menyampaikan pesan kesalnya lewat tatapan datar sekarang. Sedangkan Keisha memilih untuk masuk dan berbincang ringan dengan Alesha.
Raka menyapa dan meninggalkan ruang rawat Alesha, lalu disusul Gibran yang masuk ke ruang rawat Alesha.
Masih lengkap memakai seragam kerjanya, di pandangnya wajah Gibran oleh Alesha kini. Tampak sedikit senyuman disana, Alesha membentangkan kedua tangannya. Meminta Gibran untuk memberinya pelukan.
"Maaf Alesha ga bisa jemput Mas Gibran di bandara yaa" Alesha
"Saya yang minta maaf sama kamu, sha. Tidak bisa menemani kamu disini" Gibran
Mereka masih berpelukan, dan Alesha menggeleng di bahu Gibran."Mas Gibran kan harus kerja, lagian ada Athar dan Mba Keisha yang nemenin Alesha disini" Alesha
"Maaf, jangan sakit lagi sha. Saya sayang kamu" Gibran
✈ ✈ ✈
Kedua pria itu duduk bersama di kursi taman, melihat orang-orang yang berlalu-lalang disana. Gibran meminta waktu Raka untuk berbincang dengannya sebentar.
Ada beberapa hal yang ingin Gibran sampaikan dan tanyakan. Mengenai Raka dan Alesha pastinya.
"Raka, apa kamu memilki perasaan khusus pada pacar saya?" tanya Gibran to the point
Butuh beberapa detik untuk Raka menjawab pertanyaan Gibran.
"Iya, saya memiliki rasa terhadap Alesha"
"Kalau begitu, apa bisa saya menanyakan satu hal lagi?" Gibran
"Ya?" Raka
"Apa kamu bisa menggantikan saya nantinya, jika saya sudah tidak bisa bersama dengan Alesha?" Gibran
"Maksud anda?" tanya Raka sedikit bingung
Gibran tersenyum singkat dan menatap kedua mata Raka dalam, ia akan berbicara serius mulai sekarang.
"Jika suatu saat saya berpisah dengan Alesha, baik putus atau hal lain. Apa bisa kamu menjaga Alesha untuk saya?" GibranGibran sedang serius kepada Raka sekarang, meminta pria itu untuk menjawab pertanyaannya dengan serius dan penuh kejujuran.
Gibran belajar dari kejadian ini, jika saya dia tidak bisa lagi menjaga Alesha setidaknya ada bahu orang lain yang bisa menjadi sandaran bagi Alesha.
Tentu saja Gibran tidak ada niat untuk meninggalkan bahkan memutuskan hubungannya dengan Alesha. Tapi kita tidak tahu masa depan akan seperti apa, kan?
"Baik, saya bersedia" Raka
✈ ✈ ✈
Alesha sudah sampai apartement sekarang, dengan Gibran yang ada dibelakangnya membawa barang bawaannya itu. Alesha menyuruh Gibran untuk membersihkan diri disini, karena melihat Gibran yang sangat kelelahan dan tidak rapi seperti saat dia berangkat.
"Kamu bawa baju ganti kan, Mas?" Alesha"Ada, saya pakai kamar mandinya ya" Gibran
"Eh, Mas mau makan apa? biar aku masakin sekalian" Alesha
"Gausah, kita pesen gofood aja" Gibran
Gibran masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya, sedangkan Alesha yang sedang memilih menu makanan yang akan dipesan untuk mereka berdua makan siang.
Tidak butuh waktu lama bagi Gibran untuk mandi, dia keluar dengan rambutnya yang masih setengah basah. Berjalan kearah Alesha dan ikut duduk di sofa apartement bersama Alesha yang fokus dengan acara TV.
Raut wajah Alesha kini berubah kecewa dan sedikit sedih, melihat drama yang ada didepannya kini berakhir tragis. Gibran hanya diam tak bersura sambil mengelus pelan punggung sang kekasih.
"Kasian banget cowonya, ditinggal dong" gumam Alesha
"Sad ending?" Gibran
Alesha mengangguk dan bersandar pada dada kekasihnya itu, "Kenapa harus ada drama sad ending? justru dunia fiksi ada biar kita bisa bikin akhir yang bagus kan?""Karena ga semua happy ending itu bagus sha, sad ending juga belum tentu buruk" Gibran
"Ah engga-engga! harus happy ending" Alesha
"Yaudah, saya yang ambil bagian sad ending. Biar kamu dapet semua happy endingnya" Gibran' Happy ending itu punya kita berdua, kan? Mas Gibran? '
- Alesha
KAMU SEDANG MEMBACA
I WANT TO FLY AWAY [EUNBO]
Short Story"jangan menunggu ku pulang, jika suatu hari nanti aku tak kembali jangan mencariku, jangan juga menangisiku, cukup kirimkan doa kepadaku itu sudah cukup" Cinta kita sedalam samudera seluas bentala dan setinggi cakrawala namun semesta tak memberi iji...