Saat penaikan kelas ke kelas 9, aku sekelas lagi dengan Nur dan Via. Senang banget bisa sekelas lagi sama mereka, di kelas ini lah drama anak alay dimulai.
"Guys, mau buat akun fake gak? Buat kerjain anak-anak. Cari foto selebgram yang cantik, tapi yang gak terlalu terkenal gitu, dan anak- anak kelas gak tau lah, biar kita bisa kerjain mereka, gimana? " Aira menyarankan teman-teman nya,
"Hmm, ayoo, boleh-boleh" Saut Dini yang juga merupakan teman sekelas kami, kemudian disusul oleh Via.
Kali ini Nur gak ikut-ikut, karna Nur bukan tipekal orang yang mau ngurusin hal-hal yang menurutnya gak berfaedah. Terlebih lagi karna Nur memang pendiam+gak kuker juga.
"Oke yaa, Aku jadi Tiara, Dini jadi Sarah, Via jadi Mira." Aira memberi nama samaran agar teman-teman nya bisa menggunakan nya sebagai panggilan di akun fake facebook mereka.
Mereka pun sibuk mencari foto mana untuk dijadikan profil dan postingan akun fake mereka.
"Guys ini gimana? Cantik gak?" Tanya Via
"Wahh, lumayan, jangan yang terlalu keliatan banget ya guys kalo dia artis," Aira menyarankan.
"Oke" Saut teman-temannya dengan kompak sampai akhirnya mereka dapat photo yang pas.
Melihat tingkah kami yang seperti itu membuat Nur geleng-geleng sambil tersenyum, "Kalian ngapain sih weh! , "
Aira dan yang lainnya pun ketawa sambil berbisik, "suttttt".
Sepulang sekolah mereka mulai melaksanakan misi nya. Dini mulai follow akun Fian yang merupakan target mereka. Fian ini adalah siswa satu angkatan yang berbeda kelas dengan mereka.
Dini mulai chatan sama mangsa nya yaitu Fian. Tanpa sepengetahuan kita ternyata Via juga chatingan dengan Fian mengguanakan akun fake nya, ditambah Via hampir follow semua teman sekolah nya. Karna hal itu membuat rencana mereka hampir ketahuan oleh Fian. Ini tentunya membuat Fian curiga.
"Aira, jujur kamu, pasti yang chat aku di facebook itu Dini kan?" Fian langsung menanyakan itu saat bepapasan dengan Aira di sekolah. Kecurigaan nya bertambah karena Dini selalu salting setiap kali lewat di depan kelas Fian.
Aira mencoba membela diri dan merangkai kebohongan sedemikian rupa agar Fian percaya. Sampai akhirnya Fian berkata "Oke, Semisal kamu follow akunnya cewe itu berarti yang aku bilang bener ya Raa.." Ketus Fian
Aira menarik nafas nya. Syukurlah Aira sudah mengatur strategi untuk tidak follow semua akun teman sekolahnya begitupun akun Dini dan Via.
Tepat pada jam istirahat Aira langsug mendatangi teman-temannya dan menceritakan prihal barusan. Ini membuat Nur tertawa dan geleng-geleng, "Makanya hahaha, kalian ada-ada aja sih, kubilang juga apa!" Ucap Nur sambil tertawa.
Karena ucapan Fian tidak terbukti mereka memutuskan untuk tidak menggunakan akun fake nya lagi karena takut ketahuan dan hal yang membuat mereka malu akan terjadi.
*******
Beberapa hari kemudian Dini lebih sering tersenyum ketika melihat 1 orang di sekolah yang juga merupakan adik kelas kami, nama nya Ade. Ade yang juga merupakan anak dari teman dekat ibu Aira ini menjadi seorang yang sangat Dini sukai. Dini rela bolak balik toilet saat jam pelajaran berlangsung hanya untuk mengintip Ade dari luar kelas nya. Dini pun tidak memperdulikan perbedaan agama di antara mereka, yang dia fikirkan hanyalah rasa suka.
"Guys, ada yang mau temani aku ke toilet gak?" Tanya Dini.
Aira juga suka keluar kelas karena bosan pun setuju untuk menemani Dini ke toilet. Mereka memang bener ke toilet, hanya saja mengintip sebentar dan mencari perhatian bolak balik depan kelas ade. Aira yang mengetahui teman nya menyukai Ade pun membiarkan nya sambil tertawa.
Prihal Dini yang menyukai Ade ini pun diceritakan olehnya kepada sahabat kecilnya yang bernama Jeni. "Jen, tuh liat Jen, Ganteng banget kan, aduh.... meleleh," Seru Dini sembil mencegkram lengan Jeni disertai wajahnya yang memerah.
"Ihh... iyaa Din, ganteng banget, putih lagi,"Jawab Jeni. Mengetahui bahwa mereka berdua sedang memperhatikannya, Ade pun memberikan senyum ramah kepadanya. Hal tersebut membuat Dini makin meleleh.
Saat kegiatan sore di lakukan di sekolah, Dini dan Jeni mendatangi Aira untuk menanyakan prihal Ade kepadanya, mengigat bahwa keluarga Aira dekat dengan keluarga Ade. Aira menceritaakan beberapa hal kepadanya. Jeda beberapa detik Aira bercerita, dia melihat kejanggalaan dari Jeni yang begitu antusias menanyakan terkait Ade juga.
"Aira..cepat bilang raa, gimana ra..?."Tanya Jeni dengan nada yang sangat penasaran. Aira tidak menghirukan gelagak Jeni mengigat bahwa gak mungkin kan Jeni suka sama crush sahabatnya sendiri, mana sahabat dari kecil lagi. Sementara itu Dini juga ikut bertanya tentang Ade hingga tak terasa waktu pun mengharuskan kami untuk kembali ke rumah.
Beberapa hari kemudian ada suasana yang berubah. Kelas yang awalnya cerah karena canda tawa Dini berubah hening. Aira, Via dan Nur menghampiri tempat duduk Dini. "Kamu kenapa Din? kok gak semangat gitu?"tanya mereka bertiga.
Dini menatap teman-temannya kemudian bercerita. "Kalian tau?Jeni suka sama Ade!" Mendengar perkataan Dini membuat teman-temannya sontak terkaget.
Dini nangis di kelas dan mengajak teman-temannya ke ruang BK untuk menyelesaikan permasalahannya. Ade, Jeni, Via, Nur dan Aira pun datang ke ruang BK bersama Dini. Sesampainya di sana pak Bimo yang merupakan guru BK ditemani dengan Bu Laras mulai menanyakan apa yang tengah terjadi.
Dini pun mulai bercerita, "Begini, jadi saya kan suka sama Ade, saya cerita semua nya ke Jeni tentang Ade tapi alhasil apa, Jeni malah ikut-ikutan suka sama Ade!," Ujar Dini sambil terisak-isak.
Mendengar cerita Dini, pak Bimo memutuskan untuk menyerahkan semua nya kepada bu Laras karena pak Bimo harus mengajar. Bu laras pun mulai memberikan pertanyaan, "Jeni beneran suka sama Ade?" dengan yakin Jeni pun menjawab,"Awalnya gak bu, tapi makin ke sini kok Ade ni suka senyum kalo ketemu, trus baik juga. Saya baper tuh jadinya.."
Dini pun bersuara, "Hebat kamu Dee, bisa rusak persahabatan kita dari kecil," Ucapnya.
Bu Laras pun bertanya ke Ade,"Kamu pilih yang mana ni Dee?" kemudian tersenyum. Melihat Ade yang juga ikut tersenyum pun melanjutkan kalimatnya, "Kalian ini sebenarnya mau sekolah atau pacaran sih, kalo mau sekolah ya fokus sekolah, jangan mikirin pacaran ini itu,"
Mendengar kalimat bu Laras, Nur pun berfikir, "Lahh, bener juga ya,"
Sementara yang lain hanya terdiam dan Dini pun berulang-ulang kali mengucap kalimat,"Hebat kamu Dee,hebat"
Tak lama dari itu bu Laras pun meminta kami untuk kembali ke kelas.
******
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Semesta
Fiksi UmumCerita ini berasal dari skenario semesta yang diceritakan langsung oleh pemerannya. Cerita ini ditulis dengan sebenar-benarnya kejadian nyata yang di alami oleh sebagian orang. Kita memang tidak bisa lari dari masalah, yang kita bisa adalah menghada...