PENGGALAN 9

3.1K 175 7
                                    

"Apa anda baru saja bilang kalau anda akan mempertemukan saya dengan yang mulia raja?!" Tanya Grellia tak tak percaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa anda baru saja bilang kalau anda akan mempertemukan saya dengan yang mulia raja?!" Tanya Grellia tak tak percaya. Arthur mengangguk sebagai jawaban, Grellia menunduk dan menghela nafas frustasi bukan main.

Dasar gila apa dia sebegitu inginnya menjadi raja? Batin Grellia dengan keringat dingin di wajahnya.

Grellia menatap Arthur yang terlihat biasa-biasa saja dan menikmati sarapan di piringnya. "Sialan!" Upat Grellia pelan.

"Apa kau baru saja mengatai ku?!" Tanya Arthur membuat Grellia meluruskan badan dan duduk tegak.

"Tidak kok, pasti anda salah dengar," jawab Grellia berusaha mengelak.

Sial mulut sialan kenapa pula terucap lewat mulut tadi! Batinnya merutuki mulutnya sendiri.

Grellia memakan steak dengan sangat amat tak nafsu, baginya tak ada rasa sepertinya mengunyah kertas saja.

"Elevina!"

"Ya pangeran?"

"Temani Ellia ke toko gaun untuk dan belikan gaun yang paling mewah disana," ujar Arthur membuat Grellia tersedak jus limun nya.

Dasar gila! Maki Grellia.

Grellia menatap sinis Arthur yang terlihat tak menanggapinya dan memilih untuk melanjutkan memakan sarapannya. Sebelum berangkat Grellia berjalan ke kamarnya terlebih fsuku dengan alasan ingin mengambil sesuatu. Diperjalanan menuju kamarnya terdengar suara wanita yang menahan tangis.

"Ukhn..ukh..mukhm....."

"Beraninya kau melakukan itu pada tamu pangeran!"

Betis pelayan yang memberikan pesan pada Grellia tadi sudah berdarah karena di pukuli dengan sebuah benda hitam. Jena terlihat sangat kesakitan saat Uros memukuli kakinya dengan rasa dingin dan tak berniat untuk bermurah hati.

"Bukankah kau bilang akan ke kamar??"

"Akh-"

Mulut Grellia ditutupi oleh tangan Arthur yang berada tepat di belakang badan Grellia. Gadis itu dapat merasakan otot dada pria itu. Grellia melirik Arthur yang menjauh dan menatapnya meminta penjelasan, "jadi kenapa pula kau mengintip disana? Apa memang hobimu?!"

"Bukan hanya kebetulan!" Sela Grellia panik, ia memang mengintip karena kebetulan mendengar tangisan Jena.

Arthur memasang wajah datar dan mengangkat satu alisnya masih tak percaya dengan penjelasan Grellia.

"Anu...apa perlu seperti itu?!" Tanya Grellia berpura-pura mengalihkan topik mereka.

"Aku tau kau mengalihkan topik," ujar Arthur yang membuat Grellia kaget, "kedisiplinan itu penting," jawab Arthur menatap Grellia yang mendongak ke arahnya. Dia pergi meninggalkan Grellia yabg masih diam di tempat yang sama dengan ekspresi bengong.

Dia Putri Bayangan [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang