Kegundahan Michelle

163 7 26
                                    

Gemercik air menghiasi suasana sepi di kamar mandi. Michelle terus menerus selama dua jam menggosok badannya agar lepas dari bau mayat manusia yang telah membusuk. Setiap sela di tubuhnya tak luput dari perhatiannya untuk digosok dengan sabun.

Setelah selesai, ia mengeringkan tubuhnya dengan handuk yang sudah sangat kumal sambil bercermin. Michelle memandang wajahnya sendiri melalui refleksi.

Memori tentang kejadian tadi siang kembali teringat secara sekelebat bagaikan kuntilanak terbang. Wajah Tanaya yang memandangnya tadi siang terasa seperti sebuah tombak yang menusuk hatinya.

"Apaan sih mikirin si Tanaya!!! Halooo!! Michelle!!! Elu udah punya cowok, namanya Jordan, dia ganteng, pinter, bertanggung jawab, walaupun palanya botak sih kaya Pangeran William, tapi elu harus sayang dia! Bukan Tanaya si anak miskin itu" Michelle membentak bayangan refleksinya sendiri di balik cermin.

"Iya betul, gue mesti sama Jordan,  Tanaya cuman cowok selewat... dia kan pacaran sama Chelsea"

"Tapi kan dia udah nyelametin nyawa gue tadi, dia berani banget tauuuuuk!! Dia rela berkorban buat elu, padahal baru kenal, terus elu juga kan sering bercanda sama dia selama ini, Tanaya itu asyik baknget orangnya, gak kayak si Jordan yang super kaku dan gak banget"

"ANJING!!! WOY OTAK! KALIAN JANGAN BERTENGKAR!! GUE JADI GILA" Michelle tiba-tiba memarahi otaknya sendiri.

Dia menyadari kewarasannya sedikit terganggu gara-gara kehadiran Tanaya. Ia pun bergegas keluar dari kamar mandi agar tak semakin gila. Tubuhnya yang ramping dan berkulit putih dibalut oleh handuk kumal dan basah.

Kondisi ruko malam itu temaram. Satu-satunya sumber cahaya berasal dari lilin kecil yang ia bawa. Ia menyusuri lorong gelap, lalu masuk ke ruang tengah yang dipenuhi berbagai macam barang-barang kebutuhan pokok yang ditimbun.

Ketika ia akan memasuki kamar, secara tak sengaja ia bertabrakan dengan Tanaya yang membawa sebuah cawan berisi krim busuk anti zombi. Tubuhnya yang sudah bersih pun kembali terkena krim busuk itu. Seain itu, secara tak sengaja pula tubuhnya terekspos karena handuk kumal yang dipakainya terlepas. Tanaya pun tercengang melihat tubuh indah Michelle tanpa balutan busana untuk pertama kalinya.

"Aarrrghhhh! Tutup mata lu anjing!!" bentak Michelle sambil menutupi kedua buah dadanya.

"Maaf... maaf gue gak sengaja!" Tanaya menutup mata rapat-rapat.

"Aaah, gue mesti mandi lagi jadinya, dasar elu!"

"Ya maaf, abisnya ruangan ini gelap"

"Gelap apaan? Gue kan bawa lilin!"

"Iya sekarang lilin yang elu bawa mati apinya"

"Sialan! Yaudah, lu anter gue ke kemar mandi lagi, gue mau mandi"

"Anjir! Gak cukup buat lu mandi berjam jam?"

"Gak!! Badan gue harus bersih!"

"Elu harus menghemat air Chelle!"

"Pokoknya anterin gue sekarang!!"

"Iya... iya... iya... dasar orang tajir sombong!"

Tanaya memegang tangan Michelle, lalu ia dengan perlahan berjalan menembus kegelapan menuju kamar mandi.

"Kenapa listriknya dimatiin sih, kita jadi gelap gelapan" protes Tanaya.

"Bahan bakar buat genset tinggal dikit, jadi harus berhemat" balas Michelle.

"Kenapa gak nyari lagi? Kan udah punya jaket busuk"

"Hmmm... paling besok atau lusa, gimana Jordan aja"

Hidup di Tanah BencanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang