Sandra Kembali

108 6 8
                                    

Tiga hari Sandra pergi meninggalkan Tanaya. Rasanya waktu itu terasa lama bagi sang gadis karena harus mengalami berbagai kejadian buruk. Hari ini, hari Rabu, ia kembali ke rumah Jordan.

Jantungnya terasa berdebar, tak biasanya. Ia takut akan dibenci oleh Tanaya karena sudah menyakitinya. Akan tetapi sangkaan itu sirna setelah ia bertatap muka dengan pemuda kurus itu. Sandra terharu melihat Tanaya yang melontarkan senyum dan sambutan hangat kepadanya. Tak ada sedikitpun amarah yang tersirat di raut mukanya.

Dengan leher masih disangga, ia berjalan perlahan mendekati Sandra. Ia memeluk gadis itu dengan penuh suka cita. Jordan terharu melihat pemandangan dramatis itu, tapi tidak dengan Michelle dan Chelsea. Mereka terlihat sangat tidak senang dengan kedatangan Sandra.

"Rrrhhhh.... rrhhhrr!" geram Chelsea dengan keras.

Tiba tiba Sandra menoleh ke arah Chelsea. Ia memperhatikan gerakan bibir Chelsea yang terus menggeram.

"Aku gak gitu Chelsea, Tanaya ini milik kamu kok, aku gak akan merebutnya darimu" tiba tiba Sandra berbicara dengan Chelsea, seakan akan dia mengerti.

Chelsea membalasnya dengan geraman yang lebih pelan. Sandra mendekati Chelsea sambil terus memperhatikan geramannya. Tanaya dan Michelle terhenyak melihat kemampuan baru Sandra.

"Kalian gak usah kaget, Sandra sekarang bisa ngerti suara geraman dari zombi, karena dia adalah zombi... beda sama Tanaya yang cuma ngarang aja ngertiin geraman zombi, iya kan Tan?" sahut Jordan.

"Yaaaa... betul juga sih, gue cuman menerka aja, tapi beneran Sandra bisa ngerti?" balas Tanaya.

"Beneran bisa, selain itu dia bisa nularin virus ke orang lain"

"Dia bisa bikin orang jadi zombi?"

"Yap, selama dia kabur, dia ditangkep sama geng Cokro, dia disiksa dan mau diperkosa langsung sama Armando"

"Anjiiir!! Itu dedengkot Cokro!" celetuk Michelle yang terkejut.

"Iya sayang, Sandra dipaksa oral seks, pas dia lagi nyepongin Armando, dia menggigit batangnya sampe putus"

"Anjir ngilu!" sahut Tanaya sambil memegang selangkangannya dan bergidik.

"Kurang dari semenit, si Armando berubah jadi zombi dan nyerang orang lain, sampe akhirnya geng Cokro kacau, mampus tuh!!"

"Tapi, apakah Sandra udah diperkosa?" tanya Michelle.

"Belum, dia selamat"

"Alhamdulillah!!" ujar Tanaya yang lega sambil mengelus dadanya.

"Woy!! Elu mah gak konsisten anjir!! Katanya lu atheis, tapi kok bilang alhamdulillah?" protes Michelle.

"Eh iya lupa... saking senengnya gue" Tanaya ngeles.

Sandra terus mendengar geraman Chelsea yang tentunya bikin hatinya terusik. Ia kemudian menoleh ke arah Tanaya sambil menebar tatapan intimidasi. Tanaya mendadak ketakutan dengan tatapan Sandra.

Ia tak berkata apa apa, melainkan hanya menunjukkan ekspresi jijik kepada Tanaya. Sepertinya Chelsea membeberkan semua aib nya kepada Sandra. Tubuhnya mulai gemetar membayangkan hal-hal mengerikan yang akan dilakukan kepadanya.

"Tanaya, kenapa badan lu gemeteran?" tanya Michelle.

"Tanaya paling meriang Michelle, dia terlalu sering gak pake baju" celetuk Sandra dengan sinis.

"Woy!! Elu jangan sembarangan Sandra!! Semua ini gara gara elu!!" bentak Michelle membalas perkataan sinis Sandra.

"Lebih baik kamu urus Tanaya tuh! Dia pasti membutuhkan sentuhanmu itu"

Hidup di Tanah BencanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang