5. Because Of Racing

364 19 0
                                    

"Itu dia!" Seru Yangyang ketika melihat lawan Jeno sudah menampakan hidungnya. Sontak perkataan Yangyang membuat Jeno, Lucas dan Jaemin menoleh.

'Tch, wajah itu ingin sekali aku robek.' Batin Jaemin, ketika melihat wajah angkuh Hwalhan.

"Hi Jaemin, long time no see." Ujar Hwalhan, menatap Jaemin.

Jaemin hanya mendecih, dan memutarkan kedua bola matanya malas.

"Kau mengenalnya?" Tanya Jeno.

"Dia rivalku sewaktu di Busan." Sahut Hwalhan.

"Wuaah, lalu bagaimana hasilnya?" Tanya Yangyang yang sangat tertarik dengan obrolan ini.

"Aku kalah dan dia menang." Acuh Hwalhan.

Baru saja Yangyang ingin menyahuti perkataan Hwalhan, namun diurungkan karena suara Minghao mengintrupsinya.

"Oke Jeno dan Hwalhan, kalian langsung masuk barisan." Ujar Minghao.

"Hati-hati, dia licik Jen." Peringat Jaemin.

Jeno mengerti peringatan Jaemin. Ia mengambil tangan Jaemin untuk di genggam-nya. "Kau tenang saja. Aku akan menang." Seru Jeno.

Jaemin mendecak, menoyor Jeno setelah mendengar ucapan Jeno. "Ini bukan masalah menang atau kalah! Itu sudah biasa untukku! Aku ingin kau kembali dengan selamat. Dia itu sangat licik Jeno!" Peringat Jaemin yang seketika cemas.

Jeno terkekeh, mengusak surai rambut Jaemin. "Tenang saja. Aku akan kembali dengan selamat, dan dengan kemenangan." Ujar Jeno lalu mulai masuk kedalam barisan.

"Aku mau taruhannya ditambah!" Teriak Hwalhan ketika mereka masuk kedalam barisan.

"Bagaimana Jeno? Apakah kau setuju?" Tanya Minghao. Tanpa ragu Jeno menganggukkan kepalanya.

"Oke, kau mau ingin apa?" Tanya Minghao menatap Hwalhan.

"Aku mau wanita itu." Seru Hwalhan, seraya menunjuk Jaemin.

Jeno mendesis, ia segera turun dari motornya, dan menendang tulang kering Hwalhan.

"Anjing! Dia bukan taruhan!" Maki Jeno.

Jaemin yang mencium bau-bau keributan, ia pun langsung memisahkan Jeno. Ia menggenggam tangan Jeno. "Sayang, jangan terpancing muslihatnya." Peringat Jaemin.

"Ck! Kenapa? Kau tidak mau? Kalau kau tidak setuju, berati kau kalah sebelum bertanding." Seru Hwalhan dengan tatapan angkuhnya.

Jeno mendecih. "Oke! Tapi kalau aku menang? Semua yang ada di dirimu serta motor kesayanganmu jadi milikku! Kau harus pulang dalam keadaan telanjang bulat! Bagaimana?" Tantang Jeno.

"Kau gila?!" Sentak Hwalhan yang tidak setuju akan tawaran Jeno.

Jeno hanya mengedihkan bahunya acuh. "Ck! Kenapa? Kau tidak mau? Kalau kau tidak setuju, berati kau kalah sebelum bertanding." Ujar Jeno, mengulang perkataan Hwalhan tadi.

Dengan dengusan kasar, Hwalhan akhirnya menyetujui pertaruhan gila Jeno. "Oke!"

"Oke! Taruhan telah diubah! Pertandingan bisa dimulai!" Ujar Minghao.

"Kalian siap?" Tanya seorang wanita yang tengah berada di tengah Jeno dan Hwalhan, seraya membawa sebuah bendera.

Baik Jeno maupun Hwalhan, mulai menggeberkan motornya sebagai jawaban.

Sang perempuan pun mulai menghitung mundur, dan Jeno serta Hwalhan langsung menjalankan motornya diatas kecepatan rata-rata, setelah ucapan Go telah terlontar di mulut sang wanita pembawa bendera.

NA JAEMIN - NOMINMARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang