Bel pulang sekolah telah berbunyi. Jaemin langsung membereskan peralatan sekolahnya, dan memasukkannya kedalam tas miliknya. Setelah itu, Jaemin langsung keluar dari kelasnya.
Hari ini dirinya tidak balik bersama dengan Jeno. Jeno ada ekskul panahan hari ini. Jaemin juga terlalu malas untuk menunggu Jeno. Alhasil Jaemin memilih untuk pulang lebih dulu.
*grap* tas Jaemin dipegang seseorang, ketika dirinya sedang jalan menuju gerbang sekolah.
Dengan langkah malas, Jaemin membalikkan tubuhnya, untuk menatap siapa yang menghentikan jalannya.
'Pria tadi.' Batin Jaemim malas.
"Mau kemana? Kan kita ada rencana belajar bareng hari ini! Kau mau kabur heum?" Ujar Mark, dengan senyuman manisnya yang sangat-sangat membuat Jaemim kesal.
"Bukankah aku sudah memberitahu-mu bahwa aku sangat malas mengikuti hal semacam itu?!" Sarkas Jaemin.
Mark tersenyum lalu menggelengkan kepalanya. "Aniya. Kau tidak boleh pergi! Kau sudah menandatangani perjanjian kita tadi!" Ujar Mark, seraya menunjukkan selembaran tadi.
"Aku-- yak! Kau mau membawaku kemana?!" Pekik Jaemin kaget, ketika Mark yang tiba-tiba menggendongnya ala karung beras.
"Tentu saja belajar! Kau sangat cerewet dan berisik! Aku tidak mau menghabiskan waktu hanya untuk mendengar ocehanmu!" Ujar Mark.
"Yak turunkan aku!" Sentak Jaemin, yang terus memberontak didalam gendongan Mark.
Sedangkan Mark? Ia tidak menggubris permintaan Jaemim. Mark terus menggedong Jaemin, dan memasukkannya kedalam mobilnya.
Setelah itu, Mark menyusul Jaemin masuk kedalam mobil miliknya dan mengendarai mobilnya meninggalkan area sekolah.
"Kau seperti penculik!" Desis Jaemin tidak suka.
"Mau makan dulu?" Tawar Mark, yang masih di acuhkan Jaemin.
Jaemin terus diam di sepanjang jalan. Dia pundung! Gak suka dia kalau main diangkat begitu saja! Jaemin tau kalau badan Jaemin itu kecil, gampang, dan sangat mudah sekali untuk di angkat! Tapi dia gak suka kalo ada orang yang tiba-tiba mengangkat dirinya.
"Waffle?"
"Jajangmyeon?"
"Jjampong?"
"Hotpot?"
"Call!" Sahut Jaemin.
"Di Bulia Gangnam ya!" Pinta Jaemin.
Mark segera menjalankan mobil miliknya menuju ke alamat yang Jaemin ucapkan.
Sampai di depan restaurant hotpot, Jaemin, dan Mark langsung keluar dari mobilnya. Masuk kedalam restaurant, dan memesan makanan, serta minuman yang mereka inginkan. Setelahnya, mereka duduk dibangku yang telah disiapkan.
"Sebelumnya, aku ingin tes kemampuan kamu terlebih dahulu. Sampai mana kau bisa mengerjakan soal yang aku berikan." Jelas Mark, yang langsung dibalas tatapan malas oleh Jaemin.
Seakan tidak ada jawaban, atau protesan dari Jaemin, Mark langsung mengeluarkan soal yang telah ia siapkan, lalu memberikannya ke Jaemin.
"Kau bercanda?" Tanya Jaemin, menatap Mark dengan tatapan tak percaya.
Mark mengerit. "Wae? Apakah terlalu susah?" Tanya Mark memprihatin.
Jaemin mendengus kasar. "Kau bercanda? Mengasih aku soal mudah yang telah kita pelajari di kelas 1?" Tanya Jaemin.
Mark memutarkan kedua bola matanya malas. Perempuan yang ada dihadapannya ini mengapa sombong sekali? Namun tak dapat Mark pungkiri, bahwa wanita yang ada dihadapannya ini menggemaskan. Apalagi kalau dirinya sedang marah ataupun kesal.
"Coba saja dulu. Belum tentu kau benar. Ah ani, belum tentu kau bisa." Ujar Mark.
Jaemin mendecak tak suka. Pria yang ada dihadapannya ini terlalu meremehkan kemampuan serta kepintaran Jaemin.
"Pulpen!" Pinta Jaemin.
Dengan malas, Mark mulai mengambil pulpen-nya dan diberikannya ke Jaemin.
"Tawaran apa yang akan kau berikan kalau aku bisa mengerjakan soal ini?" Tantang Jaemin.
Mark berfikir sejenak. "Apa saja asalkan jangan meminta-ku untuk berhenti menjadi mentormu." Jawab Mark.
"Apa yang di tawarkan Mrs. Kwon sehingga kau menyetujui untuk menjadi mentor-ku?" Hardik Jaemin, menatap Mark penuh curiga.
"Tidak ada. Mrs. Kwon hanya memintaku untuk mengajari-mu." Jelas Mark dengan jujur.
Iya. Tadi pas sebelum istirahat, Mrs. Kwon memanggil Mark untuk keruangannya. Mrs. Kwon meminta dan memohon kepada Mark, untuk menjadi mentor Jaemin.
Awalnya Mark ingin menolak, namun Mrs. Kwon memaksa, dan membuat Mark tidak enak untuk menolak. Anggap saja Mark sedang bakti sosial.
"Ck! Apa susahnya jujur denganku?!" Sarkas Jaemin, mengalihkan pandangannya menjadi ke soal. Jaemin langsung mengerjakan soal yang di berikan Mark dalam waktu singkat.
"Sudah." Ujar Jaemin, yang membuat Mark tersentak kaget.
"Kau bercanda?!" Tanya Mark.
"Aku-kan sudah bilang kepada-mu. Apakah kau bercanda memberiku soal kelas 1, kelas yang sudah aku lalui?!" Sarkas Jaemin.
Mark memincing curiga, ia langsung memeriksa lembar jawaban Jaemin.
"Bagaimana bisa?!" Tanya Mark dengan intonasi yang tidak biasa. Kaget dia, Jaemin bisa mengerjakan soal yang diberikan.
"Kau terlalu meremehkan aku, eumm-- siapa nama-mu?" Tanya Jaemin, yang lupa dengan nama Mark.
"Mark Lee." Jawab Mark.
Jaemim menjentikkan jarinya seraya tersenyum. "Bajja! Kau terlalu meremehkan aku tuan Lee!" Sentak Jaemin.
"Cha! Jawaban aku benar semua bukan? Kau akan mengabulkan semua permintaanku bukan? Pertama, kau akan selalu siap bila aku meminta-mu untuk menjemputku tanpa kenal waktu. Kedua, kau akan selalu ada disaat aku butuhkan. Ketiga, jangan pernah kepo dalam kehidupan-ku! Keempat sama kelima? Aku masih berfikir." Ujar Jaemjm.
"Dan kalo misalkan kau melanggar? Kontrak kita batal! Call?" Tantang Jaemin.
"Call." Jawab Mark penuh penegasan.
"Cha! Sekarang kita makan. Makasih makanannya Mark." Ujar Jaemin, ketika pesanan hotpot mereka datang.
Jaemin menaruh berbagai macam makanan ke dalam panci yang berisi kuah yang sudah di bumbui.
Mereka pun makan dengan hikmat. Walau sesekali Jaemin mendesis kesal, karena Mark yang terus memberikan kuis kepadanya, ketika dirinya hendak makan. Kalau tidak menjawab? Makanan itu langsung di ambil Mark. Benar-benar menyebalkan bukan?
Setelah makan, mereka pun bergegas menuju perpustakaan nasional untuk belajar bersama. Sesuai dengan perjanjian mereka. Ya walaupun Mark harus menahan kesabarannya, karena Jaemin sering memancing kemarahannya.
---
"Mark, mau mampir gak?" Tawar Jaemin ketika mereka sampai didepan rumahnya.
"Tidak usah. Aku mau langsung pulang saja. Sangat melelahkan meladeni sikapmu yang seperti bocah." Ujar Mark.
Jaemin mendesis. "Yaudah kalau gak mau!" Sunggut Jaemin.
Baru saja Jaemin ingin keluar dari mobil Mark, tangan Jaemim ditahan. Mark langsung mengusak surai rambut Jaemin, dan mencubit pipinya gemas.
"Yak! Jangan memberantaki rambutku!" Peringat Jaemin.
"Sudah sana!" Usir Mark.
Dengan perasaan kesal, Jaemin segera keluar dari mobil Mark, dan membanting pintu mobil Mark.
Masuk kedalam rumahnya tanpa memperdulikan Mark. Sedangkan Mark? Dia terus terkekeh karena melihat tingkah lucu dan menggemaskan Jaemin.
"Aarrgghhh kiyowo! Kalau kau terus lucu seperti ini ketika kesal? Aku tidak akan segan-segan membuat-mu kesal agar kau selalu terlihat menggemaskan." Gumam Mark.
Setelah memastikan Jaemin masuk, barulah Mark menjalankan mobilnya, meninggalkan perkarangan rumah Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
NA JAEMIN - NOMINMARK
FanfictionCERITA INI KHUSUS UNTUK NOMINMARK, NOMIN, MARKMIN SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK MENYUKAI SHIPPER INI? DIHARAPKAN UNTUK TIDAK BACA CERITA INI! TAPI JIKA KALIAN MEMAKSA UNTUK MEMBACA CERITA INI? JANGAN BERKOMENTAR NEGATIVE DI KOLOM KOMENTAR / DI KEHI...