'Yatuhan, cobaan apalagi yang kau berikan kedalam hidup hambamu ini?' Batin Jaemin, ketika dirinya turun kebawah untuk sarapan? Dirinya malah melihat dua orang yang tengah sarapan di ruang makan.
Siapa lagi kalau bukan Appa-nya Yuta, dan satu wanita yang Merupakan Eomma tiri Jaemin, Jennie.
Jaemin mendesis tak suka. Rasa laparnya hilang begitu saja, ketika ia melihat Jennie disana tengah menyantap makanan.
"Jaemin, sarapan dulu sayang." Titah Jennie, yang sudah melihat Jaemin yang ingin pergi.
"Aku tidak lapar." Ketus Jaemin yang hendak pergi, namun suara Yuta menahannya.
"Jaeminie! Eomma-mu menyuruh kau makan! Makanlah! Makan dahu--" omongan Yuta terpotong, karena Jqemin yang sudah duduk di meja makan, yang jaraknya tidak terlalu dekat dengan Yuta dan Jennie.
Yuta menghela nafasnya secara kasar, ketika melihat Jaemin yang sudah duduk, dan mengolesi selai di atas roti yang ia ambil.
Sedangkan Jaemim? Ia bersikap acuh, dan mencoba berfikir bahwa dirinya tengah makan sendiri. Dia juga mempercepat makannya agar cepat pergi dari sini.
Namun ketika suapan kedua, makannya terhenti ketika melihat seseorang yang baru saja datang ke ruang makan, dengan menggunakan seragam yang sama dengan dirinya.
"Selamat pagi Eomma, Appa dan Jaemin." Sapa Karina, yang notabennya kakak tiri Jaemin.
Usia mereka terpaut satu tahun, namun kelas mereka sama karena Karina yang terlambat bersekolah.
"Appa, apa maksudnya Karina memakai seragam yang sama dengan Jaemin?" Tanya Jaemin, menaham amarahnya yang sebentar lagi ingin keluar.
Karina ingin mengambil tempat duduk disamping Jaemin. Namun ia urungkan ketika mendapat tatapan tajam dari Jaemin. Alhasil Karina duduk disamping Yuta, dan dihadapan Jennie sang Eomma.
Sebelum berbicara, Yuta berusaha mengontrol pernafasannya terlebih dahulu. "Jadi gini, sehubung masalah perusahaan di China sudah selesai. Eomma, dan Karina Noona-mu akan tinggal disini, dan Karina Noona-mu akan bersekolah di sekolah yang sama dengan-mu." Jelas Yuta, yang sukses membangun amarah Jaemin.
"Aku tidak mau satu sekolah dengannya." Geram Jaemin, menatap Karina dan Yuta secara bergantian.
"Ini perintah yang tidak bisa di tolak! Kamu tau sendiri-kan bahwa Appa tidak suka penolakkan?!" Titah Yuta.
"Kau akan satu sekolah dengannya, dan kau akan berangkat serta pulang bersama-nya!" Sambung Yuta.
*brak!* Jaemin memukul meja dengan sangat keras. "Terserah Appa mau bertingkah seperti apa! Yang jelas aku tidak akan sudi satu sekolah atau bahkan berangkat bersamanya!" Final Jaemin dengan sangat lantang, menolak keras perintah Yuta.
"Jaemin! Mau kemana kau?! Kembali! Appa belum selesai berbicara denganmu!" Teriak Yuta, yang tidak di gubris Jaemin.
Jaemin terus berjalan menjauh dari ruang makan. Berjalan sampai akhirnya ia sampai didepan rumahnya.
Di depan gerbang, mobil Jeno sudah stand by. Jaemin langsung masuk kedalam mobil Jeno, dan Jeno pun menjalankan mobilnya meninggalkan perkarangan rumahnya.
"Kau kenapa?" Tanya Jeno yang tengah menyetir mobilnya, tanpa menoleh ke arah Jaemim.
Jaemin menghembuskan nafasnya kasar. "Biasa." Jawab Jaemin, yang tengah fokus memperhatikan jalanan melalui kaca mobilnya.
Mereka berdua diam, tidak ada yang membuka suaranya. Jeno yang tidak mau berurusan dengan Jaemin yang tengah kesal. Jaemin kalau udah kesal, pasti bakalan merembet kemana-mana. Maka dari itu Jeno memilih diam. Membiarkan Jaemin menetralkan emosi serta rasa kesalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NA JAEMIN - NOMINMARK
FanfictionCERITA INI KHUSUS UNTUK NOMINMARK, NOMIN, MARKMIN SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK MENYUKAI SHIPPER INI? DIHARAPKAN UNTUK TIDAK BACA CERITA INI! TAPI JIKA KALIAN MEMAKSA UNTUK MEMBACA CERITA INI? JANGAN BERKOMENTAR NEGATIVE DI KOLOM KOMENTAR / DI KEHI...