7. Don't Worry About Me

280 21 0
                                    

"Mark! Kau bisa diam tidak sih?!" Rutuk Jaemin kesal.

Setelah pulang sekolah, Mark dan Jaemin jadi pergi untuk belajar bersama.

Tapi, sebelum mereka belajar bersama, Jaemin memutuskan untuk pergi ke mall terlebih dahulu. Sedangkan Mark tidak bisa membantah, karena perjanjian mereka berdua.

"Bagaimana aku tidak mengoceh, kalau cara menyetirmu sangat tidak baik untuk keselamatan nusa, dan bangsa!" Protes Mark, yang masih saja membahas masalah cara menyetir Jaemin.

Bagaimana tidak memprotes, kalau cara menyetir Jaemin seperti cara Jaemin balapan.

Jaemin terus menginjakan pedal gasnya, seakan tidak ada rem di mobil milik Mark. Disepanjang jalan juga banyak yang meneriaki, serta memaki Jaemin, karena cara menyetirnya. Untung saja di sepanjang jalan tidak ada polisi.

"Ya tapikan kau selamat sampai tujuan. Gaada yang lecet kan?!" Protes balik Jaemin.

"Iya aku tau. Tapikan--"

"Bisa diam tidak?! Disini aku ingin bersenang-senang, bukan ingin mendengar ocehanmu!" Potong Jaemin, menangkup mulut Mark yang terus mengoceh.

"Arraseo! Lepaskan tanganmu!" Final Mark.

"Kau mau makan apa?" Tanya Mark.

Jaemin berfikir sejenak. "Kau yang akan membayarnya kan??" Tanya Jaemin, menatap Mark dengan aegyo andalannya.

"Baiklah. Aku yang membayar." Ujar Mark.

Jaemin tersenyum senang. Dirinya langsung menarik tangan Mark menuju restaurant pizza.

Sampai di restaurant pizza, Mqrk dan Jaemin langsung duduk di tempat yang telah di tunjuk pelayan. Jaemin juga langsung memesan makanan yang tidak bisa dibilang sedikit.

"Kau bakalan habis?" Tanya Mark. Jaemin terkekeh terus menggelengkan kepalanya.

Mark mendelik. "Terus siapa yang akan menghabiskan makananmu?" Tanya Mark.

"Tentu saja kau! Bukankah aku sudah bilang kepadamu bahwa jangan ikut memesan? Gunanya aku membawa kau kesini untuk apa?" Seru Jaemin dengan sangat enteng.

Helaan nafas kasar keluar dari hidung Mark. Mark hanya menggelengkan kepalanya pasrah.

"Eum Mark. Kenapa kau mau menjadi mentorku?" Tanya Jaemin, menatap Mark penuh penasaran.

"Karena disuruh." Jawab Mark tanpa berfikir terlebih dahulu.

Jaemin mendelik. "Eoh! Jangan berbohong kepadaku!" Sentak Jaemin tak percaya.

"Untuk apa aku berbohong kepadamu? Apakah dengan cara membohongi-mu, aku mendapatkan keuntungan? Uang misalnya." Sahut Mark.

Jaemin diam. Kalau dipikir-pikir, omongan Mark ada benarnya juga. Untuk apa dia berbohong. Tidak ada gunanya juga.

"Kenapa kau mau disuruh?" Tanya Jaemim lagi.

"Karena aku seorang murid yang harus patuh akan perintah guru." Jawab Mark.

"Kau bodoh." Sarkas Jaemin.

Mark mendelik tak percaya. Dirinya dikata bodoh? Heol! Padahal Mark sering memenangkan lomba. "Aku bodoh?" Tanya Mark memastikan, dan dibalas anggukan mantap oleh Jaemin.

NA JAEMIN - NOMINMARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang