-01.

1.9K 165 74
                                    

:。≻─ 𝒂𝒔 𝒇𝒓𝒊𝒆𝒏𝒅

"Ice, duluan telor apa ayam?"

"Maksud lo?"

Keadaan sunyi, semuanya terdiam seperti burung yang sedang kelelahan berbunyi, sama seperti keadaan saat ini. Para abang abang yang di dekat taufan merasakan lelah dengan tingkah taufan.

"Tanya Solar, lah."

Kata adik lakinya; yang bernama Ice itu dengan nada yang tidak ingin di buat berfikir olehnya.

"Ayam, lah!" Lelaki bermanik merah tiba tiba sambung menyaut dengan jawaban yang menurutnya sudah yakin. Tetapi yang sebenarnya terjadi itu, Taufan juga tidak tahu mana yang benar.

"Tau darimana lo?" tanya si berjubah biru muda yang sambil tertidur tersebut.

"Ayam multifungsi daripada telor, jadinya mesti ayam duluan, dong!" dan terjadilah keributan antar dua saudara Ice dan Blaze yang sering terjadi berulang kali, lebih melelahkan daripada meladeni seorang Taufan.

Taufan; seorang laki laki ceria serta periang. Ketika dirinya muncul dimana pun Taufan seperti mengeluarkan aura positif layaknya angin yang bertiup membawa kedamaian sejuk. Yang tak pernah terolesi oleh polosnya cinta remaja.

————————

Lelaki bertopi biru itu berniat ingin berjalan menuju ke sebuah supermarket membeli sebuah bahan bahan yang di titipkan oleh saudaranya; Gempa. Abang pertama Taufan.

Biasanya, Taufan memang sangat sering berbelanja membantu abang yang satu itu, bagaimanapun yang membuat makanan di rumahnya adalah Gempa sendiri.

Taufan pun melihat list belanja yang Gempa berikan, tidak pertama kalinya dia melihat bahan bahan yang sangat banyak.

Tetapi list kali ini berbeda, list belanja tersebut lebih banyak dari sebelumnya. "Bang Gem masak apaan, deh? banyak banget."

Lagi lagi Taufan terfikirkan pertanyaan yang masuk dalam akalnya.

Dengan berjalan saja Taufan sudah sampai ke sebuah supermarket besar yang biasanya ia kunjungi tiap bulan membeli bahan bahan, pria itu berkeliling mengambil apa yang di perlukan.

Tapi tak sangka, ada masalah yang ia jumpai. Dia masih belum menemukan satu bahan makanan. Taufan berkali kali mengecek keranjang dan supermarket tersebut, tetapi dia tetap tersesat dalam benaknya.

"Bang Gem nulis apaan sih, ini? duh, aku mana tau singkatan kayak begini." tertulis di kertas itu adalah DCC. Dengan penuh kebingungan ia meraba kantongnya, niat untuk mengambil handphonenya itu.

"Eh? kok—"

Taufan panik, seingatnya dia meletakkannya di kantong. Tetapi sudah tidak ada. "Aduduhh, hapeku manaa?!"

Taufan merengek sendiri, dia terus meraba kantongnya berkali kali sampai melupakan belanjaannya tersebut. Masa bodo, batinnya. Taufan benar benar seperti tikus yang terjebak dalam lem kecoa, sedang berada dalam kebuntuan.

"Uh, ehm. Halo, permisi?"

Lelaki bermata manik biru itu pun menoleh ke arah sumber suara tersebut, suara lemah lembut yang sangat mencerminkan seorang perempuan mengajaknya berbicara.

"Maaf, tadi aku ga sengaja liat kamu ninggalin ini di rak sana." Tangannya sambil memegang handphone milik Taufan. Taufan sendiri berekspresi senang dan sedih, terharu, dan lain lain. Intinya, dia sangat bersyukur handphone tidak hilang.

"MAK—ehem. makasih banget! aku nyariin dari tadii, untung ketemu! hueee!" Taufan sangat bersyukur ada yang menemukan handphonenya, ternyata semuanya adalah kecerobohannya sendiri. ketika ia sibuk mengambil bahan, handphonenya tertinggal.

as friend. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang