special.

1K 118 37
                                    

Terlihat kedua pasutri yang tidur lelap di atas satu ranjang yang mereka tiduri, salah satu dari mereka benar benar memenjamkan mata. Tetapi, ada salah satu juga dari mereka yang diam diam terbangun dan memerhatikan.

Tak salah lagi, lelakinya; Taufan.

Seorang laki laki bermanik biru yang dikenal memiliki sifat periang dan ceria seperti angin alam bebas bisa menenangkan orang serta bersikap lembut. Pria itu sedang menatap istrinya; yaitu [Name]. sembari tiduran, tubuh mereka juga di tutupi oleh selimut putih bersih.

[Name] yang tertidur lelap, membuatnya ingin tersenyum dan mematikan arus waktu.

Jari jemarinya yang memainkan rambut halus milik [Name], membuatnya tenang. Masih tak percaya, bisa memiliki gadis tersebut.

"Huhh ...hmm.." gadis itu mengeluarkan suara lembutnya, sebelum matanya terbuka.

"... Udah mau bangun, ya? sayang banget." bisiknya, dengan nada kecewa.

"Tawufhan.. jhahat.. sama aku.." gumamnya sambil tertidur.

Yang di sebut namanya hanya terkejut dan salah tingkah, jadi penasaran apa yang di mimpikan kekasihnya itu setelah menikah.

"Tafuwahn.. bhuayaa.. dhasar badhut..!" lagi lagi, gumamnya dengan aneh.

Lelaki itu hanya bisa terdiam dan menatapnya bingung, apa ini isi hati [Name] setelah menikah dengannya? waduh.

Ternyata, dia baru ingat. Masa mudanya kemarin, dia membuat [Name] salah paham. Benar benar puncak komedi yang tersisa.

"Aku ga buaya, kok, [Name]. Kalau pun aku jadi buaya, aku cuma mau jadi peliharaanmu aja." ucap seorang lakinya dengan penjelasannya.

Tiba tiba [Name] menjulurkan tangannya, dan mengigau tak jelas. Tangannya mengenai kepala Taufan, dia menyentuh seluruh wajahnya.

Sedikit membuka matanya, samar samar melihat lelakinya yang kebingungan.

"Taufaan..?"

Set.

Tangan yang [Name] rintangkan, mendorong wajah Taufan dan bertemu dari bibir ke bibir, membuatnya melakukan kecelakaan asmara yang dibuatnya.

Tak segan, Taufan juga membalas perilaku tersebut. Sifat [Name] yang begini, jujur. Sangat menguntungkan dirinya untuk di manja. Di tengah tengah berlangsungnya kejadian itu, [Name] benar benar membuka matanya tersadar karena Taufan yang sedikit agresif. Tangannya mendorong badannya dari hadapannya, menutupi dirinya dengan selimut miliknya.

"Apasih, Pan! masih pagi, loh!" Marahnya, dengan serius.

Yang di dorong hanya bisa menyesal tak bisa menahannya, padahal istrinya duluan yang memancing buaya tersebut.

"Maaf, [Name]! kan kamu yang duluan—"

"—DIAM!"

bentaknya dengan muka tomat memerah padam.

Maaf, [Name]. Aku ini emang lembut, tapi aku juga lakik.

———————

"Kamu udah siap?"

Tanyanya dari seseorang laki laki tersebut, wanitanya hanya mengangguk sebagai jawaban iya. Memasang raut wajah yang sedikit cemberut.

Mereka berdua memasuki mobil, sepanjang jalan. Tidak ada yang berkutip satupun kecuali music yang di setting di mobil. Lelakinya hanya fokus menyetir, sedangkan istrinya hanya bisa melamun jenuh.

Pada akhirnya, saat sampai benar benar tidak ada suara apapun.

Mereka menuju pintu ruangan yang dimana ayah [Name] masih di tempatkan dirumah sakit dengan keadaan koma karena stress yang ada.

Sejujurnya, ini baru pertama kalinya menjenguk seorang ayah [Name], mengingat segala perbuatannya gadis itu hanya bisa menahan tangis.

Kedua suami istri tersebut hanya bisa meratapi wajah yang terbaring meram, apalagi Taufan yang merasa bersalah karena melontarkan kata kata fakta padanya.

Tetapi, memang harusnya begitu.

"Maaf, ya, Pah. [Name] sering buat Papa stress, marah marah."

Akhirnya sang gadis mulai membuka suara, sambil memeluk ayahnya, dia bersedih.

Namun tidak menangis.

"Pah, saya Taufan. Inget ga pas Taufan bilang anda itu Mertua? sekarang, beneran jadi Mertua, kok. Saya bakal jaga anak gadis anda bahagia selamanya.

Tapi begitu anda bangun, anda harus memenuhi sikap sebagai seorang ayah."

Selesainya Taufan berbicara, dia menyerahkan vas bunga dan bunga segar untuk di pajang di ruangannya, supaya saat dia terbangun, bunga di sampingnya bisa mengingatkan kepada anaknya.

"[Name], bunganya udah aku letakin. Mau jalan sekarang?"

Yang di tanya lagi lagi hanya mengangguk sebagai jawaban setuju, berniat jalan jalan setelah menjenguk papanya untuk mencairkan suasana dan rencana yang telah dibuat.

Mereka pun segera berjalan meninggalkan ruangan yang hanya berisikan papahnya seorang.

"Selamat ulang tahun, Pa."

————————

oke, ini bonus aja.. karna pengen aja yakan, semoga puas deh.

oh yaa, ak ada buat ff bbb yg lain, yang berminat ada di profile aku, ya! makasih semuanya!

as friend. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang