Seragam sekolah telah terpasang apik di tubuhnya, nametag yang terpasang menjelaskan namanya.
Eunha Yestari
Gadis cantik bertubuh mungil tersebut keturunan Korea-Indonesia. Ayahnya yang berkewarganegaraan Negeri Ginseng itu bertemu dengan sang istri saat perjalanan bisnisnya ke Indonesia, tepatnya di Jakarta.
Saat itu sang ibu bekerja sebagai sekretaris sebuah perusahaan yang bekerjasama dengan perusahaan milik sang ayah. Pertemuan yang cukup sering itu, membuat keduanya saling menyimpan rasa. Kalo sekarang bahasanya 'cinlok', cinta lokasi.
Eunha menatap dirinya di depan cermin full body yang terdapat di kamarnya.
Perfect, batinnya.
Seragam longgar, rambut sebahunya dia biarkan terurai, wajah yang hanya dipoles bb cream dan bedak tabur, serta bibirnya dioles dengan lipbalm.
Eunha memang suka memakai pakaian yang longgar, karena baginya, itu nyaman. Dia juga suka riasan wajah yang simple, nggak neko-neko. Atau lebih tepatnya, Eunha tidak bisa memakai alat-alat make up.
Ya ... selagi dia masih sekolah, tidak masalah bila dirinya belum bisa make up. Tapi seringkali, teman-teman dekatnya mendesak Eunha untuk belajar menggunakan alat-alat kecantikan tersebut.
"Paling nggak, lo belajar make up sama Tante Linda." Kalimat ini entah sudah berapa kali Eunha dengar dari mulut teman-temannya yang menyuruhnya belajar dari sang ibu. Linda adalah nama ibu Eunha. Ibunya saja tidak masalah jika anak sulungnya ini belum bisa make up, kenapa temannya yang repot?
Eunha mengedikkan bahu ketika teringat teman-temannya yang rempong. Dia memilih keluar kamar saat sang ibu memanggilnya untuk segera sarapan.
"Wihh ... tumben kamu udah siap, biasanya belum mandi." Eunha menggoda adiknya yang sudah rapi dengan seragam lengkapnya, setelahnya dia duduk di samping sang adik. Biasanya, adiknya itu mandi setelah sarapan.
"Biar nggak selalu telat sampe sekolah," ini ibu yang jawab. "Ya dek ya," lanjutnya sembari mengedipkan sebelah matanya---menggoda si bungsu.
Eunha saat ini duduk di kelas dua belas dan adiknya---Jungwon---kelas sepuluh. Mereka satu sekolah, sekolah mereka adalah sekolah yayasan, yang dimana di dalamnya terdapat TK sampai SMA.
Jung Jaeho memboyong keluarga kecilnya ke Indonesia saat Eunha naik ke kelas delapan. Kemampuan bahasa Indonesia Eunha dan Jungwon terbilang baik, karena sedari kecil sudah diajarkan oleh Linda, ibu mereka.
Ibu meletakkan susu untuk kedua anaknya di meja dan duduk di hadapan Eunha.
"Ibu jangan gitu," rengek Jungwon.
Eunha bergidik geli saat melihat adiknya merengek manja pada ibu.
Jungwon beralih manatap sengit Eunha, "apa liat-liat?!"
Eunha melengos, memilih tidak meladeni adiknya dan menatap ibunya yang sedang menyentong nasi goreng ke piring beliau.
"Ayah kapan pulang, bu?" Tanya Eunha sembari menyentong nasi ke piringnya dan piring Jungwon setelah ibunya.
"Katanya dua hari lagi," jawab ibu.
Jung Jaeho---ayah Eunha dan Jungwon---sedang mengurus kerjasama dengan salah satu perusahaan di Singapura.
Selesai sarapan, Eunha dan Jungwon pamit untuk berangkat ke sekolah.
"Nahh gini dong, jadinya aku bisa nebeng kamu kalo berangkat." Eunha kegirangan saat motor Jungwon melaju meninggalkan rumah, dirinya dapat tumpangan gratis, yeyy. Kalau adiknya ini mandi setelah sarapan, pasti Eunha berangkat duluan, otomatis dia tidak mendapatkan tumpangan gratis.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE HALF
RandomKumpulan short story tentang dua kelinci kesayangan <3 Hanya menyalurkan kegabutan:"