Andai Dia Tahu

113 13 97
                                        

Kegajean lainnya:)

Selamat hari Minggu

___

Lagu Cherrybelle terdengar memenuhi kamar bernuansa ungu itu melalui speaker bluetooth.

Pemilik kamar terlihat sedang tengkurap di atas tempat tidur dengan ponsel di tangannya.

"Aaaaa ... gak kuat!" serunya, menggigit ibu jari karena merasa gemas. "Kenapa ganteng banget, sih? Apa boleh seganteng dan segemes ini?"

"Dia lagi, dia lagi!" Suara sarkas itu mengagetkannya yang tengah memandangi postingan baru seseorang di instagram.

Teriakan kaget terdengar disusul suara mengaduh dalam sepersekian detik.

"Hidung gue," ucap orang yang mengagetkan sang empu kamar karena bersuara secara tiba-tiba, mengusap hidung yang terantuk kepala. "Sambutan lo sungguh menyakitkan, Fe," sambungnya dengan dramatis.

"Lo ngagetin gue! Kepala gue juga sakit, Fia!"

Gadis pemilik kamar sudah duduk menghadap Fia--sahabat sekaligus sepupunya--dengan tatapan sangar. Tangannya mengusap-usap kepala belakangnya. Kemudian mematikan lagu di ponselnya.

Karena kaget, dia reflek mengangkat kepalanya. Sedangkan Fia yang sedang mengintip isi ponsel sahabatnya pun memposisikan kepalanya di belakang kepala gadis pemilik kamar. Terjadilah benturan yang tidak terduga.

Fia memijat hidungnya, berusaha menghilangkan rasa sakit akibat hantaman kepala sahabatnya. "Lo ... kenapa belum move on?"

"Ck. Susah, Fi."

"Delapan tahun, Feni. Delapan tahun!" Fia menunjukkan kedelapan jarinya di depan wajah gadis bernama Feni. "Ayolah, Fe."

Feni melengos, tangan kirinya meremat ponsel. Bibirnya tertutup rapat seolah tengah dilem.

Helaan napas panjang keluar dari mulut Fia. Dirinya tau kalau Feni sudah berusaha keras untuk melupakan dia, tapi ini sudah terlalu lama. Lagipula, dia sudah tinggal di luar negeri dan memiliki kekasih di sana.

"Dahlah," tutur Fia, mengibaskan tangan. "Lo mandi, gih. Kita liat arena buat nanti malem."

Feni menatap sahabatnya dengan mata berbinar. "Siap, komandan! Kali ini siapa yang maju?"

"Lo," jawab Fia singkat. Gadis itu merebahkan dirinya di kasur Feni, meraih ponsel sahabatnya dan kembali menyetel lagu yang tadi sempat terhenti.

"Love is you~" lantun Feni, mengikuti lagu yang terputar. Memasuki kamar mandi dengan melompat-lompat kecil.

Fia menggelengkan kepala melihat tingkah seorang Feni.

•••

Deru motor saling bersahut-sahutan. Beberapa pengendaranya berlomba-lomba menjadi yang pertama sampai di garis finish. Saling salip-menyalip.

Motor ninja merah terlihat memimpin di depan sana, hanya berjarak beberapa senti dengan motor ninja hitam bercorak ungu di belakangnya.

Semakin mendekati garis finish, pengendara ninja hitam bercorak ungu, menambah kecepatannya dan berhasil menyalip pengguna ninja merah. Jarak keduanya sangat tipis dan perlombaan dimenangkan oleh pengendara ninja hitam bercorak ungu.

Sorakan penonton menggema di udara.

"Feeeee!" teriak Fia sembari berlari menghampiri Feni di garis finish. Dibelakang gadis itu, ada lima orang yang mengikutinya.

ONE HALFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang