Harusnya up pas bday nya babang Jeka, tapi apalah daya ಥ╭╮ಥ
4860 kata
Selamat hari Senin
___
"Om Jo, liat Yolan nggak? Tadi dia lagi anteng main di kamar, aku tinggal ke dapur sebentar dia udah nggak ada." Seorang wanita terlihat begitu cemas ketika sang anak tidak ada lagi di kamar.
"Udah kamu cari?" tanya pria paruh baya yang dipanggil om tersebut.
"Udah, aku udah nyari sampe keliling rumah tetep nggak ketemu."
Di saat kedua manusia berbeda generasi tersebut panik, seorang pemuda memasuki rumah.
"Kakak sama om kenapa? Kok kaya panik gitu," ujarnya saat melihat kakak dan pamannya terlihat mencemaskan sesuatu.
"Ponakan kamu ilang, Zel."
Jawaban dari sang paman membuatnya mengerutkan alis bingung, dia melihat kakaknya yang sedang mencoba menghubungi seseorang. Mungkin suaminya, pikirnya. "Ilang? Tadi di depan alfamei, aku pas-pasan sama Rara. Dia lagi ngegendong Yolan, katanya mau jajan."
Mendengar itu sontak sang kakak kesal bukan main, "RAPUNZELLL!" Dasar! Sudah dibilangin jika ingin membawa anaknya, harus bilang dulu agar dirinya tidak panik mencari sang anak. Tetap saja bebal.
Om Jo dan Tanzel serempak menutup telinga ketika si sulung meneriaki nama sang adik.
***
"Kok panas sih!" gerutu Rapunzel sembari mengusap telinganya yang panas.
Rapunzel tengah berdiri di depan rak berisi berbagai jenis chiki, dia memasukkan beberapa chiki yang ingin dicobanya dan yang biasa dibelinya. Sedangkan Yolan, ia gendong menggunakan baby wrap. Bayi satu tahun itu terlihat senang, tangannya menggapai tangan tantenya yang sedang mengambil jajanan sambil mengoceh menggunakan bahasa bayinya.
"Yolan, kamu jajan apa, ya?" Rapunzel bingung ingin membelikan apa untuk keponakannya. "Oh! Ada biskuit bayi. Biskuit sama susu aja, ya? Susu kamu kayaknya mau abis." Gadis itu tetap berbicara pada bayi lelaki di gendongannya yang hanya dibalas celotehan riang.
Setelah merasa sudah cukup, Rapunzel segera menuju kasir.
Seperti namanya, Rapunzel. Gadis itu memiliki rambut sepinggang berwarna pirang. Rambut yang awalnya berwarna hitam ia warnai menjadi blonde, alasannya: 'Rapunzel itu berambut pirang'. Dia biasa dipanggil Rara dan mempunyai dua kakak.
Ketiga bersaudara itu tinggal bersama sang paman dari pihak ibu. Setelah si sulung menikah, dia diboyong suaminya.
Jika kakak pertamanya berkunjung ke rumah Om Jo--pamannya, Rapunzel seperti mempunyai kebiasaan untuk 'menculik' keponakan gembulnya yang tampan. Membuat sang kakak kalang kabut mencari anaknya yang 'hilang'.
"Kebiasaan! Kalo mau ambil Yolan bilang-bilang dulu dong," tembak Reta--kakak pertamanya--saat Rapunzel dan Yolan sampai di ruang keluarga dengan kedua tangan cewek itu menenteng kresek berisi jajanan. "Bikin panik aja."
"Peace, kak." Rapunzel menyatukan kedua tangan mungil Yolan di depan wajah bayi itu. Gadis itu membuat wajah memelas, berusaha merayu kakaknya.
Reta hanya mengelus dada sabar dengan kelakuan si bungsu. Tanzel mengambil alih Yolan dari gendongan adiknya dan mengajak bayi itu bermain.
"Lain kali jangan gitu lagi, kasian kakak kamu," nasihat Om Jo sembari mengusap rambut Rapunzel.
Rapunzel mengangguk patuh, "iya, om." Gadis itu mendekati Reta yang sedang duduk di sofa. "Kak, Ta. Maaf," ujarnya lirih yang membuat Reta menatapnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ONE HALF
RandomKumpulan short story tentang dua kelinci kesayangan <3 Hanya menyalurkan kegabutan:"