Empat Belas, Yogyakarta 2.0

89 6 0
                                    


Halo semua, maaf banget baru bisa menulis lagi, aku udah punya laptop sekarang hahaha, tapi ya gini sempetin nulis di sela-sela banyak kerjan dan ngurusin seseorang ehehe,. anyway, yuk di lanjut lagi ceritaanya,. Happy Readings semua ^_^

================================================================================

Kulihat dari lubang pengintip pintu kamar penginapan tampak sesosok pria tegap dengan menggunakan topi baseball hitam, menggendong tas ransel coklat yang tampak berat dan padat isinya. Sedetik kemudian kubukakan pintu kamarku, dia menoleh dan menyapaku..

"Akhirnya di bukain juga, lama banget sayang" ucapnya sembari masuk ke dalam kamar, padahal belum ku persilahkan masuk.

"Aabang dari semarang jam berapa sih kok jam segini dah sampek sini aja,.?" ucapku sembari meraih tas ranselnya dan melepas jaket yang ia kenakan, ku gantungkan jaketnya di belakang pintu dan menyimpan tas nya ke dalam lemari kamar.

"tadi habis sholat subuh langsung kesini" balasnya sembari menjatuhkan tubuhnya di kasur,

aku terhenti sejenak dari aktivitasku merapihkan tasnya, dan menoleh ke arahnya "hah, bukannya hariini terakhir acaranya abang di sana," sahutku,

"iya memang, mangkanya abang bisa langsung kesini" jawabnya dari kasur sambil memainkan ponselnya, yang entah apa yang sedang di lihatnya.  

"maksudku bang, bukannya biasanya ada apel atau upacara buat penutupan ya ?" balasku kembali karena heran, setahuku kan kalau acara seperti itu ada pembukaan acara atau penutupannya.

"ada, apel penutupan, tapi abang sengaja ngga ikut, wong paling cuman apel biasa sama ngumumin penghargaan buat yang aktiv selama kegiatan" jawabnya, kini dia duduk bersandar pada tembok. setelah kurapihkan semua barangnya, kuhampiri tempatnya duduk bersandar, kemudian menjatuhkan kepalaku di pangkuannya.

"abang pasti capek ya, perjalanan ke jogja, apalagi abang bawa motor," ucapku sambil memutar pandangan ke arahnya, kulihat raut wajahnya yang nampak jelas sedang kelelahan itu, bagaimana tidak, jadwal kegiatannya saja sudah sangat padat dan ini dia dari pagi buta sudah menuju jogja,

dia tidak menjawab pertanyaanku dan hanya melemparkan senyuman tipis, sembari tangannya mengusap rambut kepalaku,

"abang mending mandi deh, biar capeknya hilang, biar segar juga badannya,. apaa mau bima yang mandiin, hihihi" ucapku, sambil ku usap pelan pipinya,. dan dia hanya mengangguk singkat. aku bangun dari pangkuannya kemudian menarikkedua tangannya untuk berdiri, persis seperti membujuk anak kecil mandi sore,.

"sayang mau gitu gitu di kamar mandi ya ?? lagi pengen itu di kamar mandi kah ?" tanyanya, terlihat sangat semangat kaliini daripada yang tadi. Tidak tau aja dia apa yang ada di kepalaku saat ini hahahha.

"Udah ikut aja bang, ayok cepat lepas semua baju abang," dia tidak menjawab apapun, langsung dilepasnya semua pakaian termasuk celana dalamnya, kini dia berdiri tegap tanpa sehelai benang pun menghalangi pandanganku menuju tubuh indahnya, kudekati dia, ku usap pelan pipinya, lalu kuraih bibir indahnya dengan bibirku, kami berpagutan saling melumat dan menjilat, 

"eeengghh assshhh aaahh" desahnya perlahan, membuatku makin bergairah akan dirinya., kini tanganku mulai nakal menjelajah setiap lekuk tubuhnya, meraba dan meremas beberapa bagian tubuh miliknya, sampai tibalah tanganku di pangkal selangkangannua, ya disana menggantung seonggok daging yang sangat ku sukai, ku elus perlahan,

"aaaaaahhh sayang" begitulah erangannya merasakan sensasi belaian tanganku, "abanghh mau yang lebihh enggakkhh??" ucahpu mendesah di telinganya, lalu mulai ku jilat seluruh bagian telinga itu, seperti tersengat listrik tubuhnya mengejang dan sedikit menggelinjang,

"sssshh ssaaayaangh, aah asu enak sayang" ucapnya sembari menikmati permainan lidahku di telinga dan lehernya, aku mulai turun menciumi setiap senti dada bidangnya. "abang balik badan gih," usapku menyudahi permainan lidahku, kemudian dibalikkannya badan tegapnya itu

sungguh pemandangan yang indah, punggungnya yang tegap kokoh dan lebar membentang dengan angkuhnya di depanku,, segera ku kuasai diriku, dan melancarkan aksiku,. diam-diam ku mengendap hendak pergi darinya,.

namun tanpa ku sadari di langkahku yang hampir mendekati pintu, dia menyadari perbuatan jail ku dan dengan sigapnya dia meraih tubuhku dan menariknya ke pelukannya "ooooy mau kemana hayo, nakal ya, mancing-mancing mas malah mas mau di tinggalin hemmm, harus di kasih hukuman ini" ucapnya dengan nada kesal

tanpa basa basi dia membopongku dengan mudahnya di pundaknya, "aaampun yang, becanda doang tadi itu" ucapku memelas, dan yang di lakukannya hanya membekap mulutku dengan satu tangannya yang lain, di jatuhkannya tubuhku di kasur kamar itu, dia menyeringai mengerikan.

mampus aku mau di bdsm jangan-jangan ini, pekikku dalam batin. "yaank mau ngapain, ampun yang" kembali aku memelas, karna aku takut dari sorot wajahnya spertinya dia marah, padahal yang ku lakukan hanya bermain-main dengannya,

diraihnya ikat pinggang dari celananya yang tersampir di kursi, dan ya di ikatkannya di kedua tanganku,.

di dekatkannya kepalanya ke arah wajahku kemudian dia berkata "nah sayang, karna kamu nakal sekali, sudah berani-beraninya mau ngerjain mas, kita main agak kasar ya sayang kali ini" ucapnya lirih di telingaku diakhiri dengan seringainya yang tampak dingin.

*Bersambung dulu yagesya*

maaf banget, ini kebangetan sih updatenya, aku udah siapin draft dulu itu, dan laptopku hdd nya corrupt jadi ilang deh draft nya, jadi untuk kali ini segini dulu ya, semoga next bisa lebih konsisten lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Putra & Bima si Baret Ungu dan si Baret HijauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang