Sepuluh, Stay One Night.

436 14 0
                                    

Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 21.30 saat kubuka mataku, kuedarkan pandanganku ke sekitar ruangan, kudapati dirinya sudah bangun, sepertinya barusaja selesai mandi.

Kulihat tubh indahnya terlilit handuk di bagian bawah, menutup kejantanannya yang masih terlihat agak menonjol.

Kudekati dirinya, entah aku tak kuasa lagi menahan nafsuku padanya, tubuhnya seakan memanggilku untuk menyentuhnya, ah tidak, tidak hanya menyentuhnya, aku ingin merasakan sepenuhnya, semuanya.

"abang..." ucapku pelan saat kupeluk dirinya dari belakang, "loh udah bangun, ehh.." ucapnya terpotong ketika tanpa aba-aba langsung ku sergap bibirnya,.

Mulut kami beradu lembut saling melumat berpagutan, kujelajahi setiap sudut rongga mulutnya dengan lidahku, ku hisap pelan bibir bawahnya,

"aaaahhh... bim kamu ngapain, ssshh" desahnya pelan terlihat dia begitu menikmati permainanku,

Ku kecup dagunya terus turun ke lehernya, ku hisap kuat-kuat disana, dan dia memberikan semacam peringatan untuk tak memberikan tanda merah disana, lalu kuanjutkan turun ke dadanya, ah putingnya sangat menggoda, seperti dua buah bukit indah di dadanya, dengan putingnya kecoklaan di puncaknya, tampak sudah menegang.

kemudian kuhisap puting kanannya, "aaaaahh sayang enaak sayang ssssh" erangnya saat ku hisap putingnya kuat-kuat, kedua tanganku melingkarkan ke punggung bagian belakangnya,

"aah yank geli yank.." erangnya saat ku gigit pelan-pelan, kini bergantian ke puting sebelahnya, sepertinya dia ingin menghentikan aksiku, di angkatnya kepalaku kemudian di lumatnya bibirku sambil mencoba melepaskan kaosku, kini aku dengannya sudah bertelanjang dada,

"aashh, lain kali aaarh kalo mau nyerang abang, pas abang masih tidur ya" ucapnya pelan di telingaku lalu menghisapnya, kuraih handuknya lalu ku lepaskan ikatannya, kini dia sudah telanjang bulat,

Di gendongnya tubuhku, kedua tangannya menopang pantatku, kulingkarkan tanganku di lehernya, dan di posisi seperti ini putingku berada tepat di hadapannya, yang kemudian tanpa komandoku di hisapnya,

"aarh abang,, assh" erangku keenakan, ada sensasi tersenddiri bagiku saat seseorang memainkan bagian ini,

"bang ampun, geli bang" ucapku masih dalam gendongannya, kini dia berjalan tak menghiraukan eranganku yang sambil di lumatnya putingku, hingga ku di jatuhkan di ranjang tidurnya

"aargh abang," erangku keenakan saat dia menelusupkan tangannya dan meraih pusakaku di balik celana, di tariknya kebawah hingga terlepas celanaku dan celana dalamnya.

"kamu mau main ini sama abang dek" ucapnya pelan sambil mengeluarkan kontolku dari celana yang sedari tadi sudah menegang,

dan hanya ku respon dengan anggukan, "kamu nakal, berani-beraninya gangguin tentara lagi ganti baju" ucapnya sambil menjilati telingaku.

aku tak tahan lagi dengan semua kenikmatan yang dia berikan,

dia kemudian bersingut kebawah, di hisapnya kontolku, di mainkannya lidahnya di kepalanya yang berada di dalam rongga mulutnya, "abaang, aaarh enak bang" rengekku sambil masih di hsapnya,

di hisapnya semakin kuat dan di maju mundurkan kepalanya, seolah aku sedang mengentoti mulutnya yang hangat dan basah.

entah berapa menit kami bermain, dia bergantian menjilati kedua bola daging di bawah kontolku dan kembali mengulumnya,

kurasakan sudah di ujung dan tak tahan lagi eperti ingin keluar semua mani di dalamnya,

"aarrgh bang bima mau keluar bang," ku berusaha melepaskan mulutnya, tapi malah seamkin dia hisap kuat-kuat dan akhirnya aku keluarkan di dalam mulutnya, entah berapa semburan yang keluar, kurasa cukup banyak hingga beberapa lolos menetes keluar dari mulutnya,

Putra & Bima si Baret Ungu dan si Baret HijauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang