Enam, Hari Kedua (2)

337 18 3
                                    

Kini aku sudah berada di jok belakang motornya, menyusuri jalan raya kota solo menuju desa xxxxx di kabupaten karanganyar, jam sudah menunjukkan pukul 14.15 siang, wah nanda disana gimana yah, semoga anggota lain ada yang cukup luang untuk bantu-bantuin dia.

Disisih lain aku masih tersenyum sendiri, bukan tanpa sebab, ya kalian tau lah kenapa.

saat melewati tikungan cukup tajam ternyata jalanan di depan kurang rata, karena bang putra melajukan motornya dengan super ngebut akhirnya kurang persiapan untuk menghindari lubang-lubang jalan, refleks kupeluk pinggangnya karena aku tidak mau terpelanting ke belakang, selain karena goncangan yang di akibatkan lubang jalan tadi, ada beban tas carier di belakangku yang cukup berat untuk ku panggul.

"eh maaf bang refleks tadi gara2 hampir jatoh" ucapku sambil melepaskan tangan dari pinggangnya, saat kusadari dia terhentak kaget mungkin saat kuu pegang kuat.

"ah gapapa, mending pegangan di saya aja sampean, soalnya mau ku percepat lajunya lagi, keburu sore nanti, kayaknya mau turun hujan juga."ucapnya agak kurang jelas.

alhasil tidak jadi kulepaskan, malah semakin ku eratkan saja tanganku di pinggangnya, laju motornya benar-benar seperti kesetanan, semakin suka aku dengannya.

Setelah perjalanan hampir satu setengah jam, akhirnya kami sampai, kulihat beberapa anggota sudah duduk-duduk sambil memangku piringnya, ada yang mengobrol dengan pemilik rumah. kami memang biasa menyewa salah satu rumah warga disini, milik bapak Rt nya malahan, sudah turun temurun dari sejak alumni kami dulu selalu menyewa rumah ini.

"hahahaha dimandiin hujan bim.? disuruh nunggu pickup gamau" ejek danu sambil tertawa, beberapa anggota lain juga ikut tertawa melihat kami berdua datang dengan agak basah, untunglah carier yang kubawa ada raincover nya.

"ya gimana nanggung eh deres tadi, taunya sampe sini malah kering ngga hujan" jawabku sebal sambil berjalan masuk ke ruangan bekas kamar yang biasanya kami gunakan untuk menggantung seragam atau berganti seragam anggota provoostnya.

"mari bang ganti di dalam, kayaknya kamar mandinya lagi di pakai juga" ujarku menawarkan kepadanya untuk mengganti pakaian terlebih dahulu.

sore itu menjadi saksi aku melihat deretan otot di perut dan dada bidangnya, ah hasil latihan militernya begitu indah, terpahat kokoh di tubuhnya, saat dia melepas semua baju dan celana seragam lorengnya yang menyisakan celana boxernya saja, yang mungkin tidak basah.

aku hanya melepas seragam pdl hijauku, dan mengganti dengan seragam olahraga satuan kami, untunglah sepatu pdl ku tidak basah.

setelah aku selesai langsung kutinggalkan dia yang masih sibuk mencari kaosnya di tas.

Malam harinyaa ternyata cuku ramai alumni kami yang datang, beberapa alumni masih mengisi wejangan atau beberapa materi kepada siswa di tengah lapangan, sebagian satgas sedang orientasi jalur untuk kegiatan malam nanti, bang putra dan pak suratmo juga sedang bersama siswa kulihat beberapa saat lalu, aku sendiri masih sibuk mendirikan tenda kecilku, tak enak rasanya jika aku tidur seruangan dengan yang lain, bukan karena apa-apa, tapi suara dengkuranku yang ku khawatirkan akan mengganggu istirahat mereka, hingga akhirnya tendaku sudah berdiri, kumasukkan sleeping bag tas dan matrasku kedalam tenda.

Malam Pukul 20:00 kami melaksanakan briefing untuk kegiatan tengah malam nanti, dimulai dari pembagian pos, pemaparan jalur hasil survey tadi sore, pembagian materi per pos. dikarenakan beberapa alumni harus pulang dan personil juga tidak terlalu banyak maka jumlah pos pun di perpendek agar cukup pembagiannya, aku pun ikut terlibat sebagai penjaga pos pemberangkatan bersama danu. Setelah hampir 2 jam kami rapat, maka kami bersiap-siap, aku sibuk membungkus beberapa snack sebagai bekal setiap satgas di posnya, tak lupa ku tambahkan sebungkus plastik kopi panas, mengingat ini adalah wilayah dataran tinggi dan cukup dingin di malam hari, apalagi tadi habis hujan.

Putra & Bima si Baret Ungu dan si Baret HijauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang