Lima, Hari Kedua (1)

374 17 1
                                    

Hari Kedua, aku terbangun di koridor kelas lantai dua, samar-samar suara adzan terdengar berkumandang.

"ah sudah subuh rupanya," kulipat sleeping bag dan segera menyimpannya di mako, kemudian kulanjutkan sholat subuh berjamaah di masjid kampus.

"nan, mau kepasar jam berapa, sarapan pag buat siswa agak di majuin kan waktunya.?" ucapku saat berjalan kembali dari masjid bersama nanda.

"telat pak, aku tadi dah ke pasar sama bella" jawabnya,

"lah aku ga di bangunin" jawabku agak kesal, bagaimanapun kan juga tanggungjaawabku, lagian aku mau beli beberapa hal juga, malah gajadi beli deh.

"tadi sih udah, tapi situ kalo tidur kek kebo" balasnya saat hendak berbelok ke arah kamar mandi perempuan.

Sarapan hari ini dimulai pukul 5 pagi, seperti biasa aku dan nanda memimpin kegiatan sarapan untuk siswa dan kulihat tadi satgas yang lain sudah mulai sarapan, ditengah-tengah kegiatan sarapan "nda, itu pak putra sama satunya bapak siapa itu dari 413 belom dateng yah.?" bisikku,

"belom keknya langsung ke lokasi nanti," jawabnya berbisik

"kita serpas jam berapa nanti memang.?" sambungnya bertanya, "kalo di jadwal sih jam 11.an, gatau kalo molor" balasku sambil menghampiri siswa untuk membagikan air minum.

Di dapur mako, semuanya sudah berangkat ke lokasi di desa daerah karanganyar, tinggal aku sendirian disini, karena motor yang di bawa tidak boleh lebih dari 3, dan ketiganya sudah di bawa semua kesana. Bukan tanpa alasan aku masih tinggal disini sendirian, ada beberapa perkakas yang tidak bisa di muat ke mobil pickup tadi, jadi harus menunggu mobil pickup kembali kesini lalu mengantarkan aku sekalian kesana. saat sedang memotong apel, sembari menunggu ada panggilan masuk di ponselku, saat kulihat dari bang putra (ya, setelah kemarin dia request dipanggil bang saja, akhirnya ku rename nama kontaknya :p ). "Hallo assalamualaikum, pak ada apa ya.?" ucapku saat mengangkat panggilan darinya,

"ehheem, pak lagi, waalaikumsalam, saya di mako depan kog sepi ya, sampean dimana.?" jawabnya dari seberang sana.

"eeh maaf bang, lupa, ada apa yah.? anggota sudah pada di desa xxxxx tadi, barusan banget berangkat. saya masih di dapur mako belakang bang" jawabku, dia tidak menjawab apa-apa, salam aja nggak, langsung di matiin begitusaja.

Lalu, beberapa menit kemudian terdengar sesorang seperti sedang duduk di bangku panjang belakang tempatku duduk-duduk. "loh sampean kog masih disini,.? nggak ikutan kesana.?" tanyanya membuka obrolan,

"ikut bang tapi nunggu pickupnya jemput lagi, tadi ga muat sekali angkut jadi nyisa deh" balasku sambil menghampirinya,

"abang kenapa kesini, ngga langsung kesana.? sama siapa kesini.?" tanyaku saat sudah duduk di sampingnya sambil membuka-buka aplikasi twitter.

"lah di agenda saya jam 1 siang serpasnya, makanya ini kesini kaget kog sudah sepi," jawabnya sambil mengernyitkan dahinya agak kebingungan.

"loh masa sih pak, apa aku salah kirim file ya dulu, coba saya lihat" kuhentikan aktivitasku di aplikasi twitter.

dia kemudian menyodorkan kertas yang di lipatnya di saku seragam lorengnya.

kubaca dengan seksama kertas yang berisi rincian jadwal kegiatan, dan beberapa saat aku hampir tertawa lepas karna sadar akan kebodohanku, ternyata yang kuberikan malam itu adalah agenda yang belum di revisi, pantas saja.

"gimana, kenapa malah senyum-senyum sendiri.?" tanyanya sambil mengangkat satu alisnya keatas,

"ehehe maaf bang, saya salah kirim file" ucapku tak enak, untung hari pertama kemarin dia hanya berkunjung dan tidak ada jadwal.

"pantasan saja, yasudah kirimin yang paling baru sekarang, ada wa saya kan.?" perintahnya dengan nada sebal.

aku masih tersenyum saat mengirimkan filenya,

"pickupnya masih lama ini keknya, kamu bawa barang apa aja memang.?" ujarnya sambil memakan apel yang tadi kupotongkan untuknya.

"sebener.e cuman ini aja satu carier bang, cuman motornya terlanjur dibawa kesana semua sama provoost sama komandan buat survey lokasi orientasi medan. makannya ini nunggu pickupnya" jawabku sambil menggeser carier yang cukup berat.

isinya tidak terlalu urgent sih, hanya beberapa sleeping bag, matras dan ada tenda ukuran sedang punyaku di dalamnya, makannya nggak di prioritaskan.

"apa sama aku sekalian aja yok, sampean tau lokasine kan" usulnya cemerlang, kapan lagi di bonceng tentara ganteng macam dia hahaha pikirku random.

"boleh pak, kayaknya juga bakal lama, kasian nanda nnti kalo sendirian ngurus masakannya," jawabku antusias,

"yaudah ayok di siapkan, abang tunggu di depan ya," jawabnya belalu sambil hendak mengambil tas carier di kursi,

"loh biar saya aja yang bawa bang," ujarku tak enak.

"itu masih banyak yang harus di beresin kan, biar tak bawa sekalian kedepan tasnya" jawabnya ngeyel, lalu tanpa menunggu persetujuanku sudah di angkutnya tas itu.

Ya,aku membereskan beberapa perkakas yang kami tinggal sambil senyum senyumsendiri, perhatian sekali dia pikirku.

--o0o--

Salam, Hi readers semua, terimakasih sudah mampir di ceritaku, semoga suka. Kutunggu saran dan masukannya di kolom komentar ya, jangan lupa di Vote Juga, Terimakasih.

Putra & Bima si Baret Ungu dan si Baret HijauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang