Bab 8

37 4 0
                                    

Bau mahjong asam yang aneh datang dari lengan kanannya membuat kesadaran Wen Xun Chuan terbangun, dia membuka matanya, dan bau disinfektan yang familiar melekat di sekitar lubang hidungnya. Mungkin karena sudah larut malam, tidak ada seorang pun di ruang infus di luar ruang gawat darurat. Ada sebuah TV lama yang tergantung di dinding depannya sedang di putar tanpa suara, dan sekelilingnya begitu sunyi sehingga suara batuk ringan siapapun saat ini dapat menyebabkan gangguan.

Dia hendak duduk ketika tangannya yang sakit seperti di makan oleh puluhan ribu serangga dan semut pada saat bersamaan.

"Tsk...."Wen Xun Chuan menghela napas pelan, menurunkan matanya dan melihat ke atas, jarum yang tertancap di punggung tangannya sudah mengalir kembali ke botol infus dengan sejumlah darah yang banyak. Dan siku lengan bawah sebelahnya yang hampir mati rasa karena sakit, bertumpu pada sandaran tangan kursi kulit yang lembut.

Dengan terampil dia mencabut jarum di punggung tangannya, dan tidak mengedipkan mata melihat ke arah sikunya. Dia melihat permainan menembak ala Jepang di layar ponsel di tangan orang itu, dan tangan yang memegang ponsel tidak bergerak. Dia menoleh, dan He Lin Zhou berbaring di kursi sebelahnya, tampak seperti sedang tidur.

Kram di perutnya sudah sedikit mereda, dan hanya sedikit rasa sakit terbakar yang tersisa, tetapi jauh lebih baik dari sebelumnya.

He Lin Zhou yang berada di sebelahnya, didorong begitu kuat olehnya sehingga ponsel di tangannya yang tidak di genggam erat, jatuh ke lantai, dan dia tiba-tiba terpental dari kursi. Dia meraung marah, "HA--!"

"..." Wen Xun Chuan mengangkat tangan untuk menutupi wajahnya, dan berkata dalam hati kepada wanita paruh baya barisan depan yang menatap tidak puas : maaf.

He Lin Zhou berdiri di samping dan menatap TV di depannya untuk sementara waktu sebelum dia tersadar kembali. Dia duduk dan mengambil ponselnya, menundukkan kepalanya dan memeriksa layar ponselnya yang menghadap ke depan, memarahinya dengan suara rendah, "Apa kamu gila?"

"Apa kamu gila?" Wen Xun Chuan juga merendahkan suaranya dan bertanya secara provokatif.

Dia melirik layar ponsel yang retak di tangan He Lin Zhou, tetapi He Lin Zhou tidak mengatakan apa-apa, hanya memasukkan ponsel kembali ke dalam sakunya, dan mengeluh dengan suara rendah, "Sial, susah payah akhirnya aku sampai babak final, kamu sialan dengan satu tamparan dari kamu mendorongku keluar dari belakang pohon, menakuti ayah/aku sampai mati."

Wen Xun Chuan memberi isyarat padanya untuk melihat jarum infus yang tergantung di sebelah dengan matanya, "Jika anda tidak juga bangun, rumah sakit sudah tidak bisa menyelamatkanku."

He Lin Zhou sedikit terkejut ketika dia melihat aliran balik panjang berwarna merah terang di botol infus. Butuh waktu lama baginya untuk melihat kembali ke wajah Wen Xun Chuan. Dia perlahan mengangkat ibu jari kirinya dan berkata dengah penuh kekaguman yang tulus, "Luar biasa."

Wen Xun Chuan menatapnya diam-diam, berhenti sejenak dan menghela napas ringan, bertanya, "Kenapa kamu...."

Pertanyaan itu tiba-tiba berhenti, karena dia tiba-tiba teringat ingatan terakhirnya, sepertinya dia ada di depan rumah sakit.

Jadi, itu He Lin Zhou...

Dia menatap He Lin Zhou, gambaran di peluk oleh He Lin Zhou muncul di benaknya, dan dia tidak bisa menahan perasaan dingin di hatinya.

"Aku kenapa?" He Lin Zhou menatapnya dengan pandangan yang tidak mengerti, berhenti sejenak, lalu menyadari apa yang belum selesai di tanyakan, mengangkat bahu dan berkata, "Oh, kamu baru saja pingsan di depan pintu rumah sakit. Dengan moralitas masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, agar tidak merepotkan petugas kebersihan, jadi terpaksa aku membawamu ke sini."

Huan Zhai / Paying Dues (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang