Prolog

5.1K 497 123
                                    

"Kau akan merasakan kesenangan tersendiri saat dendam mu terbalaskan dengan lebih kejam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau akan merasakan kesenangan tersendiri saat dendam mu terbalaskan dengan lebih kejam." Kim Taehyung [25]

"Aku kesakitan dan hanya bisa diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku kesakitan dan hanya bisa diam..." Park Jennie [19]

— Tormento —

Anak laki-laki itu ketakutan didalam temaramnya ruangan yang dingin dan lembab itu, tubuh kecil nya bergetar disudut dinding. Isak tangis terdengar membuat siapa saja yang mendengar nya merasa miris. Dalam kegelapan bocah 11 tahun itu merintih kesakitan saat tangan nya bergesekan dengan tambang yang mengikat kuat kedua tangan nya. Pun tubuhnya terlihat mengenaskan dengan luka-luka yang terlihat cukup parah hingga meninggalkan bilur-bilur kemerahan.

Bibir nya yang sobek terus mengucapkan kata ibu dan ayah disela isakan, air mata sudah deras membasahi pipi nya yang tirus dan merah. Tidak ada yang menolong tubuh ringkih itu, tidak ada yang memberi nya air atau makanan barang sedikitpun.

"Oh, sudah bangun ternyata."

Tubuh kecil itu tersentak tatkala mendengar suara mengerikan yang selalu menemani nya di ruangan ini saat dia mendapatkan penyiksaan. Kepala nya menggeleng saat kaki terbalut sepatu pantofel itu melangkah mendekati nya.

Dengan sisa tenaga nya yang kecil tubuh nya berusaha menjauh kendati punggung nya sudah menempelkan pada dinding. Tidak ada ruang untuk melarikan diri lagi. Pria itu kemudian berjongkok dan merenggut dagu si bocah laki-laki itu, meramat nya dengan kuat.

"Kau sangat merindukan ayah dan ibu mu kan? Maka dari itu aku datang kesini untuk mengajak mu melihat mereka." Ikatan pada tangan bocah laki-laki itu mengendur dan bocah itu langsung memeluk tubuh nya yang bergetar ketakutan.

"Jangan pukul aku hikss..." Dia melirih namun di hiraukan oleh pria itu. Tangan pria itu bergerak menyingkirkan rambut anak laki-laki tersebut lalu menyeringai.

"Jikapun kau tetap memohon pada ku untuk tidak membunuh mu, semua itu akan percuma. Karena kau, ayah mu, ibu mu dan kakak mu akan mati di tangan ku."

Tormento ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang