08. Unwanted pregnancy

2.7K 441 196
                                    

Hargai karya author dengan cara menekan bintang and comment



- Tormento -

Hari sudah menjelang sore saat Jennie selesai mandi dan berjalan keluar dengan pakaian yang sudah rapi. Saat menyimpan handuk nya di sofa, tiba-tiba sebuah teriakan terdengar dari arah luar kamar. Teriakan itu sangat keras hingga terdengar sampai kekamar nya. Jennie yang merasa penasaran pun keluar kamar dan melihat kamar disebelah nya terlihat ramai. Jennie ingat jika kamar itu adalah kamar Rosé. Apa yang terjadi?

Jennie berjalan menghampiri kerumunan para pelayan didepan pintu, berjinjit untuk melihat apa yang terjadi. Dan Jennie membeku, bagaimana tidak? Saat ini Jennie melihat Rosé bersimpuh darah dilantai. Tangan gadis itu terlihat berdarah dan genangan darah nya menyebar kemana-mana di lantai kamar yang putih.

Tak berapa lama Taehyung terlihat masuk dan dengan cepat menggendong Rosé. Berteriak pada supir agar segera menyiapkan mobil. Para pelayan ikut mengantar Taehyung membawa Rosé kedalam mobil, sebelum mobil melaju cepat meninggalkan mansion.

"Bibi sebenarnya ada apa?" Bibi Lee terlihat cemas.

"Bibi juga tidak tahu, saat bibi ingin mengantarkan makanan ke kamar nona Rosé. Nona Rosé sudah tergeletak dengan pergelangan tangan nya yang mengeluarkan darah."

Jennie terdiam. Apa Rosé berniat bunuh diri? Tapi kenapa? Semua pelayan terlihat saling berbincang membicarakan Rosé. Saling bertanya apa yang terjadi dan berspekulasi yang aneh-aneh.

"Tuan Taehyung bilang dia membutuhkan tiga pelayan."

"Aku akan ikut." Bibi Lee berkata.

"Bibi aku ikut." Bibi Lee menggelengkan kepalanya dengan tegas.

"Tidak nona, nona di mansion saja."

"Aku mohon bi, aku berjanji tidak akan merepotkan siapapun, aku mohon."

Bibi Lee menghela napas dan berfikir sebelum mengangguk, akhirnya mereka masuk kedalam mobil menuju rumah sakit dimana Rosé dirawat. Sekitar limabelas menit akhirnya mereka sampai di rumah sakit dan saat ini tengah berjalan di koridor rumah sakit.

"Nona Rosé mengalami pendarahan hebat. Kami butuh donor darah golongan B tetapi rumah sakit kami sedang kosong oleh golongan darah tersebut. Kita harus cepat atau tidak nona Rosé bisa saja meninggal kekurangan darah karena dia terlalu lama mengalami pendarahan."

Sayup-sayup Jennie mendengar percakapan dokter pada Taehyung. Dari kejauhan Jennie bisa melihat Taehyung yang terlihat cemas. Kepala nya menoleh saat melihat Jennie berjalan bersama pelayan.

"Kenapa dia ada di sini?"

"Tuan-."

"Golongan darah ku B, dokter bisa mengambil darah ku." Semua orang menatap terkejut pada Jennie, tak percaya bahwa gadis itu bersedia mendonorkan darah nya untuk Rosé, padahal Rosé hampir membuat nya mati dalam cekikan. "Aku tidak punya keluhan penyakit apapun, jadi ambil saja darah ku dokter."

"Baiklah, ikut dengan ku."

Jennie mengangguk, menatap Taehyung sebentar sebelum melangkah masuk kedalam kamar rumah sakit itu. Didalam Jennie melihat Rosé terbaring lemah, wajah nya terlihat pucat dan beberapa selang infus terpasang di tangan nya bersama beberapa alat rumah sakit lain nya.

"Silakan berbaring disini."

Jennie membaringkan tubuhnya di ranjang brankar yang ada di sebelah Rosé. Membiarkan dokter memasangkan selang infus yang terhubung dengan kantong infus milik Rosè setelah dokter memeriksa Jennie terlebih dahulu. Jennie menghela napas dan memejamkan matanya saat rasa pusing menghampiri nya.

Tormento ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang