O untuk Obrolan Pagi

1.3K 149 13
                                    

"Perasaan gue aja ato lo emang ngikutin gue dari tadi?" tanya Janu pada Raka yang baru bangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Perasaan gue aja ato lo emang ngikutin gue dari tadi?" tanya Janu pada Raka yang baru bangun. Si tampan nampak sibuk menyiapkan sarapan di dapur saat seorang manusia berukuran kecil yang tenggelam dalam setelan kaus dan celana kebesaran milik Janu mengucek kedua matanya.

"Gue ngga ngikutin lo," elak Raka.

"Terus kenapa lo disini?"

"Gue mau ngambil air dingin," ucap Raka mengambil air dingin di kulkas dan membawanya ke meja pantrie. "Mau gue bantuin?"

"Ga usah, lo duduk aja. Mau request sesuatu?"

"Susu coklat. Boleh, Janu?" suara serak Raka terdengar manja.

"Boleh. Abis masak gue buatin," Janu yang gemas mengusak rambut Raka lembut. "Erza ama Satya udah bangun?"

"Masi molor tuh berdua." Balas Raka singkat. Semalam mereka berempat menghadiri acara ulang tahun Kakak perempuan Janu, dan berakhir menginap di Apartemennya.

Janu menyiapkan empat porsi bubur lengkap dengan ayam filet, telur rebus dan scrambled egg khusus untuk Raka. Raka ngga suka telur rebus.

Merasa ada mata yang terus memperhatikan, Janu tiba-tiba menghentikan aktivitasnya dan menatap Raka yang duduk di pantrie. Raka yang ketauan dengan cepat kembali memainkan ponselnya.

 Raka yang ketauan dengan cepat kembali memainkan ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo merhatiin?" tanya Janu.

"Ge-er. Gue cuma nemenin, sapa tau lo kesepian." elak Raka. "Mmm... gue bisa bayangin hidup Lisa di masa depan punya suami tampan dan jago masak kaya lo—ups."

Mulut Janu setengah terbuka, kemudian terkekeh geli. Sementara Raka merutuki kebodohannya, bisa-bisanya mulutnya keceplosan, sial, panas wajahnya setara dengan puncak malunya.

"Gue juga bisa bayangin di masa depan ada seseorang yang selalu nungguin gue memasak sarapan sambil duduk manis di pantrie."

Ujaran itu adalah wujud spontanitas mulut Janu.

Dan hasilnya, kini wajah Raka benar-benar merona merah. Ah, ranjungan, malu pisan.

ID trakter: https://trakteer

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ID trakter: https://trakteer.id/star95

Seluruh apresiasi yang kalian berikan untuk akun di atas akan didedikasikan untuk memberi makan 8 ekor kucing yang aku rawat, dan kucing liar di sekitar rumah. So, dengan kalian ikut berkontribusi, kalian telah membantu hewan mamalia itu untuk terus hidup.

DEAR KAISAR JANU [boyslove]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang