H untuk Handle Me

1.4K 154 14
                                    

Kelas XI MIPA 1 lagi mapel penjas dengan tema basket

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kelas XI MIPA 1 lagi mapel penjas dengan tema basket. Bola terus aja berpindah dari tangan ke tangan. Sekarang benda oranye itu lagi ada di tangan Janu. Cowok tinggi itu ngambil langkah lebarnya buat mendekat ke ring lawan. Jelas, Janu yang merupakan ace team basket lebih unggul.

Dan sekarang sang Kaisar lagi dihadang sama pemuda yang wajahnya udah ditekuk malas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan sekarang sang Kaisar lagi dihadang sama pemuda yang wajahnya udah ditekuk malas.

Janu memperlambat gerakan kakinya, Raka siap menghadang. "Can you handle me, Rakata?"

"You think I can't?"

"Yeah, you can't. Can never be."

Dan pada saat itu Janu melompat tinggi–wanginya mirip caramel hangat—bola melambung di atas kepala Raka. Mengarah ke papan pantul dan setelahnya masuk ke dalam ring dengan estetik.

"Yes! Janu menang, Raka kalah." Teriak Janu bersemangat.

Raka berbalik cepat. Meninggalkan Janu yang menatap punggungnya.

I know. I never be... handle you.

"Nah loh, ngambek bayi gue. Kejar begoo!" Erza menoyor bahu Janu keras gak berperasaan.

"Raka!!!"

Janu mengejar, menarik tangan Raka. "Jangan marah," suara huskynya terdengar lembut.

"Gue ga marah. Cuma capek,"

"Butuh pelukan?"

Janu membuka tangannya lebar-lebar. Raka menggigit bibir dalamnya, berusaha menahan senyum yang ingin tersungging cerah. Lalu dengan yakin menubrukan dirinya ke tubuh besar Janu, tangan hangat itu mengelus punggung sahabatnya lembut. Sial, wangi Janu udah kaya nikotin, candu.

Tangan Raka dilingkarkan erat di pinggang Janu, sementara wajahnya masih mendusel mencari tempat ternyaman dimana dirinya bisa mendengar suara detak jantung Janunya.

Raka mendongak dan mata beningnya bertemu dengan iris hitam Janu. Keduanya saling mengunci.

"Mau kaya gini sampe besok pagi boleh ga?" tanya yang lebih kecil dengan mata berbinar dan kelopak mata mengerjap cepat.

Janu menangkup wajah Raka, mengusap pipi merah itu dengan ibu jari miliknya. Ah, Janu pasti akan sangat merindukan makhluk menggemaskan ini selama berada di Ausie.

"Boleh."

ID trakter: https://trakteer

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ID trakter: https://trakteer.id/star95

Seluruh apresiasi yang kalian berikan untuk akun di atas akan didedikasikan untuk memberi makan 8 ekor kucing yang aku rawat, dan kucing liar di sekitar rumah. So, dengan kalian ikut berkontribusi, kalian telah membantu hewan mamalia itu untuk terus hidup.

DEAR KAISAR JANU [boyslove]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang