04# My Vitamin

174 43 6
                                        

[N 831 637]




"Gua lihat-lihat sekarang lu kagak deket sama cewek-cewek lagi ya, Fal?" tanya Gahtan yang akrab disapa Gaje, tapi biar ganteng kita ketik saja namanya Gahtan walau kita panggil dia Gaje.

Naufal yang sedang sibuk dengan tugasnya bersama laptop lantas menoleh sekilas dan kembali menatap layar laptop sambil menyeringai kecil, merasa bangga ditanya seperti itu.

"Kata siapa? Gua semalem abis chat sama senior kok." jawab Naufal membuat Gahtan mengumpat tanpa suara. Naufal gak bohong kok, semalam kan habis chat sama Naya yang minta ditemenin nugas. Bahkan mereka video call-an sampai larut malam.

"Tapi nggak kelihatan, Fal, kan di kampus juga biasanya ada aja cewek yang lagi ngobrol sama elu." kata Gahtan heran.

"Beda jurusan, dia di Ilkom." kata Naufal memberi alasan.

Gahtan membenarkan posisi duduknya di sofa sambil menatap Naufal antusias, "siapa?"

Gerakan jari-jari Naufal yang sedang mengetik itu langsung berhenti, kepalanya langsung menoleh pada Gahtan yang kelihatan sangat ingin tahu. Naufal diam sebentar, ia baru ingat jika Gahtan ada di jurusan yang sama kayak Naya.

Entah kenapa kali ini Naufal tidak ingin mengungkapkan kedekatannya dengan Naya, seolah jika dirinya memberitahu maka dunia dan seluruh isinya tidak akan mengizinkan. Alhasil Naufal hanya diam saja tak menjawab pertanyaan Gahtan, sementara si teman satu kosnya itu dengan gemas mendorong kening Naufal untuk menyadarkannya.

"Gua nanya, anjiiiing! Tumben banget lu jawabnya lama, biasanya juga tinggal nyebut daftar cewek inceran lo seminggu sekali tanpa perlu gua tanya. Lo nggak mungkin lupa nama dia kan?" kata Gahtan sebal sendiri.

Naufal berdecak, "Bukan begitu maksudnya, Je. Mulut gua kayak berat banget mau kasih tahu namanya, kayak seolah kalau gua sebutin namanya lo bakalan omelin gua abis-abisan." katanya memberitahu keresahannya.

"Wah, kesurupan nih orang." gumam Gahtan sambil menatap Naufal tak percaya, "elu sedang karma, Nyet!" katanya sedikit memekik.

"Apaan?!" sewot Naufal tak terima.

"Lah, terus apaan namanya kalau bukan karma? Lu ini lagi takut kehilangan cewek yang lagi lu deketin sekarang, seolah dia emas paling berharga di dunia yang paling dijagain! Makanya lu tutup-tutupin, lu rahasiain dari banyak orang sampai ke gua sama anak-anak kos yang lain. Gua tebak sih si Halfi aja nggak tahu cewek lu sekarang siapa." omel Gahtan sukses membuat Naufal diam, "ngaku! Buat yang sekarang, lu suka beneran kan?"

Naufal semakin diam, ia mencoba merasakan getaran yang dimaksud Gahtan, mencari-cari jawaban untuk pertanyaan temannya itu yang terakhir. Jantung Naufal bahkan sudah berdegup kencang sejak awal Gahtan menanyakan siapa yang Naufal dekati sekarang, makin berdetak kencang saat diberi pertanyaan itu.

Balik lagi ke awal, niat Naufal mendekati Naya kan hanya sebagai pengalihan karena Naufal lebih mengincar temannya yang sudah memiliki pasangan. Namun jika dipikir ulang, sepertinya Naufal bahkan gak lagi mengingat-ingat Erin di dalam kepalanya. Semuanya hanya terisi Naya dan pertanyaannya atas kepekaan cewek itu ada di mana.

Tapi Naufal tidak ingin mengakui dirinya menyukai Naya, Naufal harus ingat tujuan awalnya. Ya, memberitahu nama Naya pada Gahtan gak ada salahnya.

"Kak Naya," ucap Naufal membuat Gahtan yang diam sekarang. "Cewek yang lagi gua deketin sekarang Kak Naya, senior di jurusan lo."

Gahtan menghela nafas, "Emang seharusnya gua nggak tahu sih, Fal. Parah lu udah mainin cewek sebaik Kak Naya!" katanya yang tiba-tiba saja beranjak dan pergi ke kamarnya.

N 831 637Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang