boyfriend day.

655 52 10
                                    

* bahasa/(dialog) non baku

* FIKSI

°
°
°

——jeongjae——

***
Jeongwoo membuka pintu kamarnya. Kamar Jaehyuk maksudnya. Ia mengernyit bingung, alisnya terangkat satu, bertanya-tanya dalam hati kenapa kamarnya gelap.

"Yang punya kamar dimana deh? Perasaan udah pulang duluan tadi," lirih Jeongwoo, namun ia tetap masuk kedalam kamar itu tapi sebelumnya ia mencari sakelar lampu dulu.

Lampu menyala. Ia melihat Jaehyuk duduk dengan senyuman diatas kasur. Beruntung sekarang belum larut sehingga ia tidak terlalu takut melihat kekasihnya seperti itu.

"Kak?" Panggil nya, namun Jaehyuk tetap diam namun kembali tersenyum. Jeongwoo meringis, "Jaehyuk? Beneran kamu kan? Bukan setan atau semacamnya?"

"ENAK AJA! Aku manusia!" Seru Jaehyuk yang berhasil membuat Jeongwoo menghela napas lega.

"Eitt!!! Berenti disitu!" Perintah Jaehyuk saat melihat Jeongwoo mencoba mendekatinya.

"Kenapa?"

"Nurut aja sih," Jeongwoo diam dan memilih menurut, mengikuti segala macam tingkah pemuda berlabel kekasihnya itu.

Jaehyuk berdiri, dapat Jeongwoo lihat satu cokelat berada dalam genggaman si manis. Setelah berada dihadapannya, Jaehyuk langsung memeluk dirinya.

"Pacar aku capek yha? Pasti capek banget kan?" Tanya Jaehyuk yang sedikit mendongak karena memang lebih tinggi Jeongwoo sedikit dibandingkan dirinya.

Jeongwoo tertawa pelan, "iya nih, capek banget, butuh cokelat," katanya. Jaehyuk tertawa dan melepaskan pelukannya pada pemuda asal Iksan itu, ia kembali berdiri tegak sebelum kemudian menyimpan kedua tangannya ke bahu Jeongwoo.

Menatap mata serigala itu dengan serius, "aku ada pilihan," katanya. Jeongwoo merengkuh pinggang Jaehyuk, "kalo kamu masuk dalam pilihannya, berarti kamu curang, soalnya udah pasti aku milih kamu,"

Jaehyuk mencebik mendengar ucapan Jeongwoo. "Mau gak?!" Tanya Jaehyuk lebih mengarah ke paksaan.

"Iya mau. Apa?"

"Kamu pilih bunga atau cokelat?" Jeongwoo mengedarkan pandangannya, ia tidak melihat ada bunga didalam kamar ini, "mana bunganya?" Tanyanya.

"Gak ada. Eh maksudnya, belum beli,"

Alis Jeongwoo terangkat, "Terus kalau semisal aku pilih bunga gimana?"

"Aku kasih nya besok, beli dulu bunga nya. Jadi kamu pilih bunga?"

"Kalau aku pilih bunga kenapa emang?"

Jaehyuk tersenyum lebar, "cokelat nya aku makan!" Tawa Jeongwoo terdengar, serius hanya itu? Lucu sekali. Begitu pikiran Jeongwoo.

"Kenapa malah ketawa sih?!!" Tanya Jaehyuk sinis.

"Kamu tuh, kalo emang mau makan cokelat nya yaudah makan aja sayang, gak usah repot harus gitu,"

"Hari ini itu kan boyfriend day, dan kebetulan cokelat nya sisa ini dan aku lupa buat beli bunga nya," Jaehyuk sebenarnya sedikit malu mengatakan itu.

"Jadi?"

"Jadi, kamu pilih bunga, kan?" Tanya Jaehyuk memastikan. Jeongwoo mengangguk, "iya, aku pilih bunga."

Jaehyuk tersenyum lebar sampai matanya menghilang, membuat Jeongwoo gemas hingga mencium kening pemuda yang lebih tua darinya itu.

"Eh tunggu! Kenapa gak mau cokelat?" Tanya Jaehyuk.

"Soalnya aku udah punya," Jeongwoo membawa tangan Jaehyuk masuk kedalam kaosnya, "ini, mirip kan?" Tanya Jeongwoo dan dengan usil menggerakkan tangan Jaehyuk yang berada di perutnya.

"YAKK!!!!"

———
Pukul dua dini hari, Jaehyuk terbangun. Satu pertanyaan didalam benaknya, kemana Jeongwoo di jam segini?

"Jeongwoo??"

Tidak ada sahutan, artinya Jeongwoo berada di luar kamar. Dengan malas ia bangun dari kasurnya, ingin mencari dimana Jeongwoo sebenarnya.

Setelah membuka pintu Jaehyuk hampir mengurungkan niatnya, keadaan gelap dan sunyi. Sampai telinga nya menangkap bunyi entah apa dari arah dapur. Ia memutuskan melihat dapur dengan keberaniannya yang hampir hilang.

Hampir sampai ia melihat ada dua orang dengan tinggi yang berbeda tertangkap matanya, ia yakin itu Jeongwoo bersama Asahi.

"Tumben deh, lo laper jam segini," samar-samar Jaehyuk mendengar suara Asahi.

Sekarang ia berdiri tidak jauh dibelakang Jeongwoo yang terlalu sibuk bermain game, "iya, lagi ngidam gue, soalnya Jaehyuk hamil," yang di sebut namanya membolakan matanya karena ucapan nyeleneh Jeongwoo.

Dengan sadis Jaehyuk memukul bahu Jeongwoo dan berhasil membuat pemuda itu terkejut, "Anj- eh? Kak, kebangun?"

"Anj anj, anj apaan?!" Tanya Jaehyuk ngegas, sebenarnya ia hanya malu.

"Aslinya tuh mau bilang, anjai cowok ku ganteng sekali,"

Jaehyuk mencebik mendengar itu, ia ikut duduk di samping pacarnya. Ikut bergabung menunggu Asahi menyelesaikan menggoreng nasi nya. Jeongwoo bersandar ke bahu Jaehyuk, dan tangannya tetap sibuk bergulir diatas bedan pipih itu.

"Kamu bangunin Asahi?" Tanya Jaehyuk bisik-bisik.

"Ngapain bisik-bisik? Enggak, dia gak sengaja mau ambil minum barengan sama aku yang lagi minum," balas Jeongwoo yang juga ikut berbisik.

"Kamu juga bisik-bisik! Abis minum kamu minta di masakin gitu?"

"Aku kan ngikut kamu bisik-bisik, iya, kamu kan tau aku gak ada bakat di dapur," Jaehyuk membenarkan itu, bahaya, kecuali ia bersama seseorang yang memang bisa memasak Jeongwoo bisa membantu.

"Bakat kamu selain nyanyi apa?"

"Bikin kamu capek sih,"

Jaehyuk memukul paha Jeongwoo, "mesum!" Jeongwoo meringis, "pikiran kamu yang mesum, kan maksud aku, kamu capek ngurus aku,"

"Bukan capek imbangin kamu?"

"Imbangin gerak? Kamu masih oke sih." Lagi, Jaehyuk kembali memukul paha pemuda September itu. Membuat Jeongwoo tertawa sebelum suara Asahi menginterupsi keduanya.

"Mau makan juga gak, Je?"

Jaehyuk menggeleng, "gak usah, Sa, gue kenyang."

Asahi menyimpan sepiring nasi goreng dihadapan Jeongwoo, "nih, gue ke kamar duluan, mau tidur soalnya,"

"Thanks bang!"
"Makasih Asa!"

Asahi mengangguk dan berlalu dari sana, Jeongwoo mulai menyantap nasi gorengnya sedangkan Jaehyuk melihat kemana perginya Asahi.

"Lho? Asa tidur bareng Haru, Jeo?" Tanya Jaehyuk setelah Asahi menutup pintu kamar yang ia yakini seratus persen kamar Haruto.

"Hm? Sering mereka tidur bareng, kenapa?" Jeongwoo menyuapi Jaehyuk yang diterima dengan baik olehnya, "aku baru tahu, kamu sejak kapan tahu?"

"Udah dari kapan yha, aku juga lupa tepatnya kapan, tapi udah lumayan lama juga sih," Jeongwoo tertawa kecil melihat Jaehyuk yang senang-senang saja menerima suapan darinya, padahal tadi berkata sudah kenyang.

"Eh?!! Aku masih harus diet tahu!!!" Kata Jaehyuk tiba-tiba namun masih menerima suapan yang Jeongwoo berikan.

"Abis makan kita olahraga, makan dulu aja,"

"Oh? Oke!"

Keduanya makan dalam diam untuk beberapa saat sebelum Jaehyuk kembali mengeluh, "tapi capek kalau harus olahraga jam segini, besok ajalah!"

"Tenang aja, aman, bagian aku itu,"

"Apanya?"

"Olahraga nya." Jeongwoo menaikturunkan alis menggoda Jaehyuk yang masih memproses kalimat Jeongwoo.

"HEH!!"

"HAHAHA!"

———JJ———

𝐉𝐉'𝐬 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang