Guys, itu chapter 4 ada di bawah chapter 5.
Gak tau kenapa bisa pindah gitu posisinya.
Jadi nanti abis baca chapter 3, lihat ke bawah dulu ya, guys.
Biar gak kebalik bacanya.Okay, happy reading!
^^
Taeyong's POV
Aku melihat pantulan diriku di cermin dan meringis saat melihat lebam keunguan di sudut bibirku. Itu adalah bekas pukulan Jaehyun tadi malam. Aku mencoba membuka mulut karna ingin membuang nafas, namun baru aku membuka sedikit, rasa sakit langsung mendera dan membuatku kembali meringis. Pukulan Jaehyun memang tidak pernah main-main.
Ah, biar kuperkenalkan diriku sekilas.
Namaku Lee Taeyong. Aku duduk di kelas dua SMA saat ini. Aku tinggal di rumah mewah keluarga Jung.
Aku diangkat oleh eomma Jaejoong. Dia merupakan pemilik Jung's Hospital di Seoul. Kala itu, aku menjadi korban penculikan. Bukan hanya aku, melainkan kedua orangtuaku. Kami dimasukkan ke dalam ruangan terpisah sehingga aku tidak tau di mana orangtuaku berada.
Ruangan tempat aku disekap cukup pengap, seperti gudang yang sudah sangat lama tak terjamah. Aku sangat takut kala itu karna tepat di depan mataku, terjadi penembakan yang membunuh banyak orang. Bahkan ada beberapa mayat yang terlempar ke depan ku dan di sampingku.
Tak lama setelah itu aku mendengar suara sirine mobil polisi dan polisi datang ke tempat di mana aku berada.
Orang-orang yang terlibat dalam aksi penembakan itu ditangkap, dan korban jiwa dibawa ke rumah sakit.
Aku menangis sepanjang jalan bahkan saat tiba di rumah sakit karna membayangkan kejadian itu dan juga karna tak kunjung melihat orangtuaku. Aku tidak tau apakah mereka selamat atau telah menjadi korban penembakan juga.
Aku masih ingat dengan jelas bahwa tak ada yang peduli padaku saat itu karna mereka lebih mengutamakan para mayat yang memiliki keluarga. Aku terus menangis hingga eomma Jaejoong, sang pemilik rumah sakit datang dan menenangkanku.
Ia selalu menemaniku, menghiburku dan merawatku dengan sepenuh hati. Hingga akhirnya aku perlahan pulih dan bisa sedikit melupakan kejadian buruk itu. Ya, aku divonis mengalami trauma.
Setelah beberapa bulan dirawat di rumah sakit oleh eomma Jaejoong, ia pun memintaku untuk tinggal bersamanya dan menjadi anak angkatnya. Awalnya aku ragu, namun mengingat aku tak punya tempat untuk berpulang, akhirnya aku mau.
Appa Yunho, suami dari eomma Jaejoong, sangat menyayangiku sama seperti eomma Jaejoong. Tapi tidak dengan anaknya, Jung Jaehyun. Ia sangat membenciku sejak awal aku menginjakkan kaki di rumah mereka.
Jaehyun sering ditegur karna berlaku kasar padaku, hingga akhirnya ia menjadi sangat baik padaku di depan appa dan eomma. Jika mereka tidak ada, maka Jaehyun akan selalu mengasariku.
Biar kuingat kembali kapan aku hadir di keluarga ini.
Ah, ternyata sudah cukup lama. Saat itu aku masih kelas lima SD.
Dan ya, Jaehyun seumuran dengan ku. Kami selalu bersekolah di tempat yang sama dan Jaehyun sangat membenci itu. Dia bahkan selalu menyebarkan hal buruk tentangku di sekolah hingga akhirnya aku dibully.
Aku tidak bisa melaporkan Jaehyun pada appa dan eomma karna aku tidak ingin mereka marah pada Jaehyun. Yang ada itu hanya akan memperburuk keadaan. Aku hanya tidak ingin dicap sebagai orang yang merusak kebahagiaan keluarga orang lain.
Dan alasan lainnya adalah, karna aku jatuh cinta pada Jaehyun. Entah sejak kapan, setiap ia bersikap pura-pura baik padaku, aku sangat merasa senang.
Aku pun bingung mengapa aku tetap menyukainya walaupun ia selalu melakukan kekerasan padaku.
Bisakah disebut aku memiliki cinta yang tulus dan murni padanya?
"Lee Taeyong!"
Lamunanku buyar kala suara Jaehyun memanggilku.
"Lee Taeyong sialan!"
Aku ingin menjawab namun sulit karna bibirku sangat sakit. Aku juga ingin segera membuka pintu tapi kakiku sulit kugerakkan karna semalam Jaehyun memukuli dan menendang kakiku.
"Kau benar-benar ingin dihajar rupanya,"
Pasti Jaehyun sangat marah. Padahal aku tidak sengaja melakukannya. Aku sulit berbicara dan berjalan. Namun bagi Jaehyun, itu semua tetap kesalahanku. Mau bagaimana lagi, aku tidak pernah bisa melawan.
"Bajingan! Kau duduk santai di sini mengabaikan panggilanku!"
Aku hanya menggeleng.
"Kau! Rasakan ini sialan!"
Satu pukulan kembali kudapatkan di wajahku. Aku yakin ini akan lama berakhir.
Aku hanya bisa meringis kala pukulan itu terus menghantam tubuhku. Aku tidak bisa menangis. Sepertinya air mata ku sudah kering.
Setelah Jaehyun mungkin merasa puas, ia berhenti. Bisa kurasakan sekarang dia sedang berjongkok untuk bisa meraih wajahku.
"Cih, aku sangat muak melihat mu. Kapan kau akan pergi dari rumah ini, hah?"
Aku hanya diam. Aku bahkan menutup mataku rapat. Aku tidak ingin melihat tatapan kebencian Jaehyun. Aku memang selalu menghindari untuk melihat nya setiap kali Jaehyun menyiksaku.
"Dasar sampah!"
Jaehyun berdiri dan menendang perutku sebelum benar-benar pergi.
Kurasa ini adalah siksaan paling kejam yang pernah kuterima. Ada darah. Namun aku dengan cepat menutupi darah itu tadi agar Jaehyun tidak melihatnya. Aku tidak ingin Jaehyun menjadi khawatir, walaupun ku tau sebenarnya dia tidak akan pernah khawatir padaku.
Ke depannya aku harus lebih berhati-hati lagi. Jaehyun semalam mengamuk karna aku pulang telat beberapa menit. Jaehyun butuh makanan saat itu namun aku malah tidak ada. Aku terlalu menikmati waktuku bersama Lucas sampai aku telat pulang dan menyebabkan Jaehyun marah.
Ah, Lucas adalah satu-satunya orang yang mau berteman dengan ku di sekolah. Sayangnya kami berbeda kelas dan sangat jarang bertemu. Oleh sebab itu, sekalinya bertemu kami akan sering lupa waktu.
Aku sebenarnya sudah sangat lapar saat ini, tapi aku tidak bisa melakukan apa-apa. Kepala ku sangat pening dan aku merasa mulai tidak bisa melihat dengan jelas. Aku mencoba memegang lagi kepala ku.
Dan sialnya, darah kembali mengalir. Sepertinya akibat tendangan Jaehyun tadi terlalu kuat menyebabkan kepalaku terantuk ke lantai marmer ini.
Aku harus menghentikan darah ini, tapi sungguh! Pandanganku semakin memburam. Kesadaranku juga mulai hilang.
Sial, sangat sakit.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Only - Jaeyong
FanfictionLee Taeyong telah menyadarinya sejak awal, bahwa tak seharusnya anak angkat sepertinya jatuh cinta pada Jung Jaehyun yang sempurna. Dan Jung Jaehyun yang telat menyadari bahwa ia telah memoroskan hidupnya pada Lee Taeyong, anak yang diangkat orangt...