Twelve

1.1K 117 10
                                    

Jaehyun merasakan nyeri di rahangnya akibat pukulan Minggyu tadi. Namun sedetik kemudian dia sadar, rasa sakit nya ini tidak seberapa dengan rasa sakit yang diterima Taeyong selama ini.

Jaehyun mengacak rambutnya frustasi. Menyesali sikap bajingannya yang selalu saja lebih percaya kepada orang lain.

Lagi-lagi, dia menyakiti Taeyong dan kali ini malah lebih menyakitkan. Jaehyun merasa sesak di dadanya. Mengingat tatapan terluka dari Taeyong, melihat bagaimana dia mendapat perlakuan kasar dari para siswa, dan melihat keadaan Taeyong yang babak belur.

Jaehyun sebenarnya khawatir, di sekolah tadi Taeyong tidak terluka seperti itu, namun melihat Taeyong barusan membuat Jaehyun kembali memukuli dirinya. Dia tidak bisa menjaga Taeyong. Dia malah menjadi salah satu yang menyakiti pria manis itu.

Detik itu juga, Jaehyun menangis. Menyesali segala perbuatan bejat nya.

Hatinya sangat sesak mengingat semuanya. Saat Jaehyun masih menangis dan beberapa kali memukuli dirinya Inya sendiri, Minggyu datang dan berdiri di hadapan Jaehyun.

Minggyu sebenarnya masih ingin menghajar Jaehyun bahkan sampai Jaehyun masuk masuk rumah sakit.

Namun melihat betapa rapuhnya Jaehyun saat ini, Minggyu mengurungkan niatnya. Bisa dia lihat bahwa Jaehyun tidak berpura-pura.

"Bangun, Jung,"

Jaehyun menoleh dan mendapati wajah datar Minggyu.

"Wajahmu menjijikkan, Jaehyun,"

Bukannya marah, Jaehyun malah semakin menangis. Dia tau, dia menjijikkan, tak layak dimaafkan, dan layak mendapatkan perlakuan buruk.

Minggyu tertegun. Jung Jaehyun yang selama ini dikenalnya adalah orang yang sangat datar dan terkenal tidak peduli pada sekitar.

Namun Jaehyun yang ada dihadapannya ini terlihat sangat berbeda, begitu rapuh dan menyedihkan.

"Jaehyun, jika kau memang menyesal, kau temui Taeyong dan minta maaf,"

Jaehyun menggeleng. Masih dengan air mata yang mengalir, Jaehyun menjawab bersusah payah.

"Pukul sa-saja aku lagi. Aku tak layak dimaafkan,"

"Tak ada gunanya aku memukulmu bodoh,"

"Taeyong. Dia harus membalasnya padaku. Dia boleh menghajar ku,"

"Dan apa kau pikir Taeyong bersedia melakukan itu? Aku pikir kau pasti sudah tau bagaimana lembutnya hati anak itu," jawab Minggyu remeh.

Jaehyun membenarkan hal itu.

Kembali menahan rasa sakit di dadanya karena sempat berpikir Taeyong ingin membalas dendam. Padahal dia tau persis bagaimana lembutnya hati Taeyong.

"Argh!" Jaehyun frustasi. Dia kembali memukuli brutal kepalanya dan dadanya.

Minggyu dengan cepat menghentikan Jaehyun.

"Jangan seperti ini, Jaehyun!"

Jaehyun terisak. Dia merasa begitu sesak.

"Tenangkan diri mu lalu temui Taeyong. Menyakiti diri sendiri tak akan menyelesaikan semua,"

"Ta-tapi,"

"Lakukan sebelum kau telat dan kehilangan Taeyong,"

Minggyu menarik paksa Jaehyun agar berdiri.

"Tadinya aku berniat menarik perhatian dan hati Taeyong. Aku sangat tertarik pada Taeyong dan ingin menjadikannya sebagai kekasihku,"

Jaehyun menatap tak suka pada Minggyu.

"Aku akan benar-benar merebut hatinya jika kau tak menggunakan kesempatan ini dengan baik,"

Jaehyun menatap bingung. Sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan Minggyu.

"Ternyata kau benar-benar bodoh! Minta maaf pada Taeyong dan berusaha lah untuk menunjukkan pada Taeyong bahwa kau bersungguh-sungguh padanya,"

Minggyu menepuk bahu Jaehyun pelan kemudian pergi.

Jaehyun menghela nafas panjang kemudian memantapkan hatinya untuk meminta maaf dan berusaha memperbaiki segalanya.

Saat Jaehyun baru saja ingin masuk ke rumah, dua buah mobil datang dan Jaehyun menoleh.

Jaehyun melihat orangtuanya dan kemudian 2 orang asing juga turun dari mobil yang berbeda.

Jaehyun bingung. Tidak biasanya orangtuanya membawa orang lain ke rumahnya. Jika itu kolega biasa, pastinya akan bertemu di kantor atau di restoran atau di ruang pertemuan di hotel.

Lalu, ini siapa?

Jaehyun tidak peduli. Dia hendak masuk namun langkah nya terhenti kala orangtuanya memanggil.

"Jaehyun, tunggu dulu. Ayo salam eum, kau panggil apa ya? Appa dan eomma juga tak apa," Ucap Jaejoong sambil tersenyum.

"Huh?"

"Perkenalkan, mereka orangtua Taeyong. Mereka ingin menjemput Taeyong,"

Bagai disambar petir, tubuh Jaehyun menegang sebelum kemudian jatuh.









Tbc...













Maaf chap ini pendek. 🙏🏻

Forever Only - JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang