"Jaehyun, tunggu dulu. Ayo salam eum, kau panggil apa ya? Appa dan eomma juga tak apa," Ucap Jaejoong sambil tersenyum.
"Huh?"
"Perkenalkan, mereka orangtua Taeyong. Mereka ingin menjemput Taeyong,"
Bagai disambar petir, tubuh Jaehyun menegang sebelum kemudian jatuh.
Jaehyun berusaha keras untuk tidak mempercayai apa yang barusan didengarnya. Sementara itu para orangtua yang melihat Jaehyun seperti itu, merasa khawatir.
Jaehyun pun dengan cepat berlari menuju kamar Taeyong. Saat sudah sampai, dia masuk dan mendapati Taeyong yang sedang membersihkan luka di wajahnya.
Taeyong tersentak melihat kedatangan Jaehyun. Perlahan Taeyong mundur.
"Taeyong, tenanglah, aku tidak akan menyakitimu," ujar Jaehyun saat melihat Taeyong menjauh darinya.
Taeyong menggeleng ribut.
"Ayo lah, Tae. Ak-aku hanya ingin mengatakan sesuatu. Dan juga, biarkan aku membantu mengobati luka-luka mu,"
Taeyong menatap lamat pada Jaehyun. Dia tidak ingin lagi mendengar apapun dari Jaehyun.
Cukup sudah. Taeyong tidak tahan. Sudah terlalu banyak luka yang ditorehkan Jaehyun padanya. Dia juga manusia biasa yang bisa lelah. Taeyong tidak ingin terluka lagi.
Jaehyun yang melihat penolakan secara tidak langsung dari Taeyong pun, merasa tertampar. Tanpa meminta persetujuan Taeyong kembali, Jaehyun memeluk Taeyong erat.
Taeyong memberontak.
Ini bukan yang pertama kali Jaehyun memeluknya. Tetap saja Jaehyun melukainya walau berulangkali memeluknya.
"Lepaskan aku, Jaehyun,"
"Tidak. Dengarkan aku dulu,"
Taeyong mendorong Jaehyun sekuat tenaga hingga akhirnya pelukan itu terlepas.
Taeyong mundur kembali. Mengingat semua perlakuan Jaehyun kembali membuat hatinya sesak.
"Seperti maumu, Jae. Aku akan pergi dari sini. Aku akan mencari keberadaan orangtuaku. Aku akan sepenuhnya menghilang dari hadapanmu. Aku akan melupakan perasaan ku padamu. Aku akan berusaha mencari pekerjaan agar bisa membayar semua yang sudah diberikan keluarga Jung padaku. Aku berjanji,"
Jaehyun mengacak rambutnya frustasi sambil terjatuh kembali. Tubuhnya sangat lemas mengingat ia sama sekali belum makan sejak malam hari. Di tambah dengan ucapan Taeyong serta fakta bahwa orangtua Taeyong datang, membuat Jaehyun kehilangan tenaganya berkali-kali lipat.
Jaehyun terisak kuat memukuli dadanya. Dia tidak ingin kehilangan Taeyong.
Taeyong melihat seluruh kelakuan Jaehyun. Tidak percaya akan apa yang dilihat nya. Karena ini yang pertama kali dia melihat Jaehyun menangis. Bahkan terisak.
"M-mohon maafkan aku Tae," ujar Jaehyun disela isakannya.
Taeyong tidak percaya apakah yang di hadapannya ini Jaehyun atau tidak.
Jaehyun, meminta maaf? Bahkan memohon!
"Taeyong-ah, aku tidak ingin kau pergi. Tolong jangan tinggalkan aku,"
Taeyong tertegun melihat Jaehyun. Baru saja dia ingin menjawab, Jaejoong datang dan menyuruh Taeyong serta Jaehyun untuk segera ke ruang tamu. Jaejoong tidak masuk ke dalam sehingga tidak melihat keadaan Jaehyun maupun Taeyong.
Saat Taeyong melangkah hendak keluar, Jaehyun semakin menangis. Dia tidak ingin Taeyong bertemu orangtuanya. Dia tidak ingin Taeyong pergi.
Taeyong menoleh ke belakang dan melihat Jaehyun yang kembali memukuli dadanya. Taeyong prihatin, Jaehyun terlihat sangat rapuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Only - Jaeyong
FanficLee Taeyong telah menyadarinya sejak awal, bahwa tak seharusnya anak angkat sepertinya jatuh cinta pada Jung Jaehyun yang sempurna. Dan Jung Jaehyun yang telat menyadari bahwa ia telah memoroskan hidupnya pada Lee Taeyong, anak yang diangkat orangt...