"sayang."
"hm? kenapa, gi?" yunho sontak noleh sesaat setelah mingi manggil dia.
mingi diam sebentar sebelum melanjutkan perkataannya, "aku mau jelasin sesuatu, aku takut kamu salah paham, boleh?"
yunho terkekeh pelan, "apa sih kamu ini? kita udah punya 4 anak ya masa tiap kali kamu mau confess sesuatu harus takut gini sih? bilang aja, sayang, gapapa."
mendengar jawaban sang suami, mingi akhirnya merasa sedikit nyaman karena itu, "aku minta maaf ya kalau semenjak datangnya mba jungeun aku jadi jarang ada waktu buat kalian di rumah. aku takut kamu mikir macem-macem saat aku lagi sibuk di kantor, tapi aku berani sumpah demi apapun, aku ga ada ngelakuin hal-hal yang mungkin sempet kamu pikirin," ia menjeda ucapannya lalu menggenggam tangan yunho dengan erat.
"aku tau kamu bukan tipe orang yang mikir macem-macem sebelum tau yang sebenarnya, makanya aku jelasin ini semua. kemarin pas baru dateng dari kantor yang penampilan aku acak-acakan, itu pure karena aku hectic banget di kantor, sayang. tanda tangan persetujuan yang telat dateng lah, klien yang marah-marah ke aku, makanya pas aku dateng aku acak-acakan banget..." lanjutnya.
yunho reflek tersenyum saat mendengar semua penjelasan mingi.
benar, yang diucapkan mingi sepenuhnya benar. yunho tidak akan pernah berpikiran hal aneh sebelum ia mendengarnya langsung dari mulut mingi.
memang ada beberapa kali dia keheranan kenapa mingi menjadi sangat sibuk akhir-akhir ini, tapi pikirannya tidak mengarah bahwa ada 'sesuatu' antara mingi dan sekretaris barunya itu.
"makasih ya? makasih udah jelasin semua ini walaupun aku beneran ga ada mikir macem-macem tentang kamu, aku percaya sama kamu mingi... penjelasan kamu bener-bener bikin aku tenang," balas yunho lalu membawa mingi ke dalam pelukan hangatnya.
mingi pun ikut tenang saat mendengar ucapan yunho, ia menghembuskan nafas beratnya di dalam pelukan yunho, ia sungguh lelah.
"kamu bisa cerita kalo kamu emang udah cape banget ya? aku ga minta sekarang, take ur time," ucap yunho lagi.
"aku cuma mau meluk kamu aja, biar ilang capenya," sahut mingi.
"yaelah pagi-pagi udah mesra aja pasusu ini."
suara dari jaemin ngebuat mingi sama yunho langsung noleh ke arah salah satu anak kembarnya itu.
di seberang sana udah keliatan jaemin yang siap dengan seragamnya sambil nenteng sepatu, "jomblo diem aja deh," nyinyir mingi sambil ngeledek.
"idih ayah dulu juga jomblo sebelum ketemu appa!" balas jaemin ga mau kalah.
"ngapain sih kamu kesini? ganggu ayah sama appa pelukan aja," ucap mingi lagi yang ngebuat jaemin muter bola matanya udah gedeg ngeliat ayah nya bucin tolol sama appa nya, "mau pamit lah sama appa! orang nana mau sekolahhh huuu."
mingi pun merasa tidak adil, "ke appa doang pamitnya? ayah engga?"
jaemin sontak ngegeleng, "gamau, ayah belum mandi, bau jigong."
yunho yang mulai pusing mendengar perkelahian kecil ini pun angkat bicara, "udah-udahhh, nanaa ayahh jangan berantem gitu ah, ga baikk. pagi-pagi itu harusnya saling sayang bukan malah berantem! sini nana pamit sama ayah dulu baru appa."
ngerasa ga dibela appa nya, jaemin pun manyun sambil jalan masuk ke kamar orang tuanya itu, "nana berangkat sekolah ya ayahhh," ucapnya setengah-setengah.
"ehh!!" tegur yunho, "ga boleh lemes gitu, harus senyum."
dengan sedikit terpaksa, jaemin pun mengembangkan senyumnya hingga matanya tinggal segaris persis kembarannya, ia kembali menyalimi tangan mingi, "nanaaa berangkat sekolahh dulu yaaa ayahhh nana paling gantengggg!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
kak wuyo [sanwoo, ft.joonghwa]
Fiksi Penggemar"mending sama gue daripada lo sama dia, san." -sanwoo ft.joonghwa, yungi, jongsang- -BXB FF- -mention of cheating- -lowerscase, nonbaku, harshwords- [@8TEEZERO]