Play Music: Promise🎶
sambil di denger biar ada baper"nya gitu, yaaa."Tepat pada saat itu, perempuan itu mengucap janji padaku, bahwa ia akan berusaha untuk membantuku. Aku tak mengerti, mengapa ia sebegitu peduli dengan tulusnya padaku."
***Kedua pipinya kini masih terasa sakit, rasanya Valendra susah sekali untuk tersenyum, seketika ia kembali teringat akan perempuan baik hati dan tidak sombong, yang sewaktu tadi bersedia membantunya dengan tulus.
"Aku keingat sama perempuan tadi, entah kenapa saking gugupnya aku menatap wajahnya, sampai tadi aku lupa mau bicara banyak dengannya, tapi aku tak mampu," ucap Valendra.
Valendra kini sedang duduk di taman sekolah, sambil membaca novel yang begitu ia sukai. Tapi sayang, kali ini ia benar-benar tidak dapat menikmati dengan penuh kegiatan membacanya itu, sebab pipinya masih merasa sakit, jadi agak sedikit mengganggu dirinya.
"Ini semua gara-gara Bolham dan juga kawan-kawannya yang gabut itu, huh, pipiku jadi sakit gini," kesal Valendra.
Dari kejauhan Cendikia tidak sengaja melihat cowok cupu itu lagi, tapi kali ini cowok itu benar-benar sendiri dan tidak ada yang mengusiknya lagi. Kini terlintas dalam pikiran Cendikia, ada baiknya ia menghampiri cowok cupu itu, berkomunikasi baik dengannya.
"Cowok itu, lagi duduk sendirian di sana, apa gue samperin aja? Ada yang pengen gue tanyain juga sama dia tadi nggak sempat, tapi untungnya cowok itu nggak ditindas lagi," kata Cendikia, tanpa ada rasa canggung, ia memilih untuk menghampiri Valendra. Duduk di sampingnya dan bertanya padanya.
"Tetap jadi Valen, ingat. Ingat. Ingat."
Saat perempuan itu menghampirinya, seperti biasa Valendra tetap berusaha untuk tidak menunjukan apa pun itu mengenai yang sebenarnya, sekarang ini ia memasang ekspresi malu saat perempuan itu duduk di sampingnya.
"Gue rasa, lo itu nggak pantes tahu ditindas kayak tadi!" Tiba-tiba saja perempuan itu berkata seperti itu padanya, dan bagaimana Valendra tidak terkejut saat mendengarnya?Dikarenakan baru kali ini ada teman perempuan yang peduli padanya.
"Kenapa ka-kamu bisa berkata begitu padaku?" tanya Valendra terbata-bata.
"Jangan canggung, gue nggak kayak mereka. Gue paling benci tahu nggak sama orang yang berbicara dan bertindak, tanpa bercermin pada diri mereka sendiri, kayak orang-orang kurang kerjaan yang pada bully lo tadi, rasanya pengen gue tabok dah orang yang modelan gitu! Jelek banget attitude-nya!" tegas Cendikia, ia tidak bermain-main dengan perkataannya, kini ia terlihat kesal ketika mengingat kembali perlakuan buruk yang telah didapatkan oleh si cowok cupu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
VALENGADA: Nerd Boy And The Secret
रोमांसMisi dari Praja membuat Valendra harus merubah dirinya 180° menjadi sosok yang berbeda, ia harus menyamar menjadi cowok cupu meski ia tidak menginginkan itu. Perlahan ia harus terbiasa agar tahu bagaimana kenyataan mengenai orang sekitar kepada diri...