|04| Diam-Diam Ada Yang Mendua

4.8K 360 40
                                    


"Cendikia tidak menyadari, bahwa lagi dan lagi ia dilukai, setulus itu rasa cinta yang ia berikan pada orang yang ia rasa setia, tapi tak mencintainya dengan sepenuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cendikia tidak menyadari, bahwa lagi dan lagi ia dilukai, setulus itu rasa cinta yang ia berikan pada orang yang ia rasa setia, tapi tak mencintainya dengan sepenuhnya. Lantas sampai kapan ia harus dipertemukan, dengan hati yang menyakiti? Kini ketulusan perasaan yang lagi dan lagi malah sudah dikhianati."
***

"APA-APAAN INI?! KATANYA TADI LO NGGAK MASUK SEKOLAH!" Cendikia tampak kesal saat Najero berusaha membujuknya untuk tidak marah, dan menenangkannya di sampingnya.

"Ngeselin. Ngapain drama pura-pura sakit coba?! Lucu lo begitu Je? Lucu? Nih chat lo tadi dengan sangat jelas Lo sendiri bilang kalau lo itu lagi sakit!" bentak Cendikia, sambil menunjukan riwayat chating-annya dengan Najero.

"Maaf, Kia. Tadi sebetulnya waktu balas chat Kia, Jeje nongkrong di kantin sama Frazko, sekarang itu anak Jeje tinggalin sendiri," jelasnya.

Cendikia masih kesal dengan Najero, kekasihnya itu berbohong padanya, Ia ingat sewaktu tadi, Najero sendiri yang memberitahukannya bahwa ia sedang sakit, padahal itu hanya prank yang ingin Najero berikan padanya, ini benar-benar terasa menyebalkan.

"Je! Serius, ini nggak lucu." Cendikia melontarkan ucapan itu, untuk saat ini ia kesal pada Najero, Cendikia rasa bercandaan Najero kali ini tidak lucu.

"Aku cuman bercanda, Kia. Aku itu sayang sama kamu, makanya aku tes kamu, kira-kira kamu peduli nggak sama aku?" jawabnya, ia rasa canda yang kali ini begitu menyenangkan. Entah kenapa Najero merasa senang, membuat Cendikia geram seperti ini.

"Bercanda sih bercanda, tapi jangan buat gue khawatir Je, lo tuh paham nggak sih? Gue tuh sayang sama lo! Jangan gitu lagi!" tegas Cendikia, jika Cendikia boleh jujur, jujur saja ia tak mau kehilangan kekasihnya itu, tentu saja, kini ia sangat mencintai Najero.

"Cie. Saking pedulinya lo sama gue, eh sama aku maksudnya. Aku 'kan udah janji sama kamu, kita berkomunikasi pakai aku-kamu, maaf ya, aku lupa ni tadi, kita 'kan udah pacaran, hahaha."

"Biar lebih romantis gitu, Cendikia."

Seketika Cendikia tertawa saat Najero berkata seperti itu, rasanya ini lucu.
Bisa-bisanya Najero mengingat akan janjinya yang satu itu, rasanya terlalu mengundang gelak tawa jika harus mengingat kembali akan momen itu.

"Je? Lo masih inget janji itu? Eh suer gue ngakak! Udah ih, nggak apa-apa ya ampun, gue-lo aja ngomongnya, seriusan. Gue jadi keinget waktu itu, pas lo pokoknya itu, ngakak banget. Itu bakalan gue inget terus sih, asli ini mah, lo nembak gue dulu ditemenin sama Starla, Ranti, dan Rehan 'kan? Masih inget, Najero??" Setelah puas tertawa, Cendikia pun bertanya pada kekasihnya itu, semoga Najero masih ingat dan tidak terlupa akan hal itu.

VALENGADA: Nerd Boy And The Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang