Misi dari Praja membuat Valendra harus merubah dirinya 180° menjadi sosok yang berbeda, ia harus menyamar menjadi cowok cupu meski ia tidak menginginkan itu. Perlahan ia harus terbiasa agar tahu bagaimana kenyataan mengenai orang sekitar kepada diri...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Valendra tetap akan menyamar menjadi cupu, untuk menjaga perempuan yang ia kagumi, yang begitu tulus padanya. Sebelum, habis waktu hidupnya. Meski, entah sampai kapan ia akan berhasil menjalani ini semua, ia hanya tak ingin Cendikia berubah padanya, saat mengetahui yang sebenarnya." ***
Bisa dibilang, pagi hari ini mendung tidak, panas juga tidak, jadi? Begitu saja, normal seperti biasanya. "Cuaca hari ini aman, nggak mendung nggak panas jadi normal aja," ucap Cendikia.
"Kia, Sayang! Sarapannya dihabiskan dulu, ya!" panggil Mentari dari dalam.
"Udah Bundaaaaa, Kia udah kenyang banget kok," balas Cendikia, sesudah merespon, Cendikia langsung masuk ke dalam rumahnya, penuh semangat.
Mentari bertanya-tanya kenapa putri nya terlihat senyum-senyum sedari tadi, seperti ada sesuatu yang berbeda dan disembunyikan oleh putrinya itu.
"Dari tadi bunda perhatiin, kamu tuh ya senyum-senyum sendiri? Ada apa? Kepo nih bunda, spil dong?!" Mentari bertanya pada putrinya, ia penasaran.
"Gimana aku nggak senyum sendiiriii Bundaaaa, novel yang bunda beliiinn buat kiaaaaa, karakter fiksi cowoknya baik banget jadi baper," ujar Cendikia, inilah yang sedari tadi membuatnya tersenyum-senyum sendiri seperti ini.
"Kebiasaan nih," balas Mentari, seraya menyipitkan matanya lalu tersenyum.
"Iya, Bunda. Nanti, kalau author nyaa rilis novel baru, beliin lagi ya Bundaa, boleh yaaa, Kia suka," pinta Cendikia.
Mentari mengangguk, lalu menjawab permintaan putrinya itu. "Pasti dong, bunda beliin, kamu tinggal bilang aja sama bunda, kalau perlu kita bareng ke toko bukunya, sama ayah juga, ya."
"Yeay! Siap Bunda!" balas Kia, cepat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
