01 • pom bensin kalijaga

1K 95 7
                                    

02:53

                         
Mata gue bener-bener udah ga kuat pengen merem.

Di samping gue, Jaemin masih nguap-nguap kebo karena baru bangun. Tangannya gesit ngucek-ngucek mata, membuatnya terlihat sepuluh kali lebih lucu.

Mikir apasi gue, batin gue sambil noyor pipi sendiri.

"Napa lu, Win?" tanya Jaemin bingung.

"Itu tadi gue...." mikirin lo, bangsat. "Ngantuk."

Jaemin mengangguk-angguk, lalu celingukan seperti mencari sesuatu.

Gue menoleh. "Laper?"

"Ngga, ngga," katanya. "Pom bensin tuh, Win."

Gue ikut melihat ke mana telunjuk Jaemin mengarah. "Ya terus? Masih ada kok bensinnya. Pas lo tidur tadi di tol, gue sempet isiin."

Jaemin menggeleng. "Bukan, bego. Katanya tadi lo ngantuk?"

"Lumayan sih."

"Yaudah kita ke pom bensin dulu aja, Win."

"Apaan si? Apa nyambungnya?"

Jaemin berdecak, gemas dengan gue yang keras kepala. "Udah ih belokin aja dulu."

Gue akhirnya nurut, mengarahkan mobil ke pom bensin yang dimaksud Jaemin.

"Nah, sekarang langsung parkirin aja mobilnya," kata Jaemin yang langsung gue laksanakan.

Setelah parkir dengan rapi, gue mematikan mesin lalu melepas seatbelt, ternyata kalah cepat sama Jaemin yang udah mundurin jok dan rebahan.

"Good night, Winter," kata Jaemin sambil meringkuk ke arah jendela. "Or should I say 'good dawn'?"

"Ini apaansi maksudnya?"

"Maksudnya ya kita tidur."

Gue masih bingung. "Kenapa di sini, Jaemin?"

"Kenapa?" tanya Jaemin sambil memutar tubuhnya menghadap gue. "Lo maunya kita di hotel?"

Gue bergidik. Jaemin baru aja terdengar seperti om-om buas yang mencoba merayu seorang gadis innocent.

"Pertama, gue ga punya duit sebanyak itu untuk buka dua kamar," lanjut Jaemin. "Kedua, lo tau bisa bahaya kalo kita sekamar."

Gue mikir, ya juga ya.

"Gue pingin ngelindungin lo, even dari diri gue sendiri."

Gue menoleh. Pengen banget rasanya gue teriak depan muka polos itu, "TAPI LO BARU AJA NYAKITIN GUE TADI."

Tapi gue urungkan karena nanti Jaemin jadi ilfeel sama gue terus dia ninggalin gue pulang, dan gue berakhir jadi gelandangan Pantura.

"Udah?" tanya Jaemin. "Tidur gih. Jam enam kita udah harus cabut. Kalo ga nanti kita dikira mesum."

Gue mengangguk, mulai memundurkan jok gue juga. "Good night, Jaemin."

"Gue ngga tidur, Win," katanya. "Gue jagain lo."

                         

come closer • jaemin x winterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang