02 • nasi jamblang mang dul

763 88 4
                                    

06:15
                         
Posisi kami ganti lagi setelah sesi tidur singkat di pom bensin tadi. Sekarang, Jaemin yang nyetir.

"Cari sarapan dulu ya," kata Jaemin setelah melihat plang 'Nasi Jamblang Mang Dul' terpampang di jajaran rumah makan di seberang Grage Mall.

"Gue ngga pernah makan nasi jamblang, Jem."

"Makanya jangan kebanyakan main di FJ on 7, Win."

Gue mendengus. Ya emang sih gue sering nyobain resto yang lagi in di Jakarta, tapi gue selalu dateng ke sana bareng Jaemin.

Emang ironi sekali hidup anak ini.

Setelah parkir tepat di depan kios Nasi Jamblang Mang Dul, gue dan Jaemin turun dari mobil. Ternyata, walaupun masih pagi, udah banyak banget orang yang ke sini.

"Selalu kayak gini tiap hari, apalagi weekend kayak sekarang," kata Jaemin seolah mampu membaca pikiran gue. "Sarapan favorit semua orang."

Gue menatap lauk yang tersedia di sebuah meja panjang. "Ini kita bisa pesen apa aja?"

Jaemin mengangguk. Lalu dia memesan tiga porsi nasi jamblang. Setelah gue tanya kenapa, alesan dia adalah karena porsi nasi jamblangnya kecil.

"Nanti yang satu lagi kita bagi dua," jawabnya. "Kita butuh banyak energi. Kita kan mau berpetualang."

"Iya. gue Dora-nya lo Boots-nya," desis gue yang kayaknya dia ga denger, maka gue lanjutin aja. "Dasar monyet."

"Mau makan apa, Win?"

"Tempe deh."

"Serius? You're so basic," komentar Jaemin.

"Ya abis?"

"Kayak gini nih," kata Jaemin lalu menoleh ke bapak berbaju oranye di belakang meja. "Pak, yang itu pake balakutak, sate kerang, tempe sama sambel."

"Oh gitu cara mainnya." Gue mengangguk-angguk.

"Jadi mau apa?"

"Semur Telor, Paru, Tempe, Sambelnya—"

"Pak, satu lagi pake Semur Telor, Paru, sama Tempe. Sambelnya dua ya, Pak," kata Jaemin pada bapak itu.

"Kok lo tau gue mau sambelnya dua?"

"Lo selalu gitu kan, Win?" Jaemin tersenyum sekilas ke gue. "Selalu pesen ekstra sambel."

Dia ternyata memerhatikan sedetail itu, dan gue jelas aja baper lagi.

Bapak pelayan nasi jamblang itu memberi dua piring pada Jaemin, yang langsung aja gue bantuin untuk membawanya. Jaemin lalu memilih tempat duduk di sebuah meja panjang, membaur dengan pelanggan lainnya.

"Enak kan?" tanya Jaemin dengan gigi yang menghitam karena makan balakutak.

"Enak."

"Gue tau tempat yang seru di Cirebon, Win. Abis ini kita lanjut lagi."

"Kita pulang kapan, Jem?"

"Liat nanti aja," ujar Jaemin enteng. "Ngga pulang juga gapapa."

                         

come closer • jaemin x winterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang