03 • jalan tuparev

608 88 1
                                    

07:06

Gue memberikan selembar uang dua ribuan pada Jaemin, lalu ia menyerahkannya pada sang juru parkir.

"Eh Win," panggilnya setelah menaikkan kaca jendela. "Cinta tuh kayak tukang parkir ya."

"Iya, Iya. Kali ini apalagi, Jaemin, filosofi lo?"

"Cinta itu kayak tukang parkir; tiba-tiba ada, tiba-tiba ilang, eh tiba-tiba ada lagi."

"Tai," kata gue sambil menoyor kepalanya.

Dan mungkin gue baru aja pake kekuatan di jurus Silat gue, maka kepala Jaemin kejedot kaca di mobilnya.

"Aduh!" jeritnya kesakitan. "Sakit su. Lo mah kekerasan mainnya."

"Sori, sori. Ga maksud sekenceng itu."

Dia geleng-geleng. "Ga. Parah. Ini namanya kekerasan dalam pertemanan."

Pertemanan.

PERTEMANAN. HHH GOLDEN RETRIEVER.

"Asu lo," kata gue setengah baper.

"Lah? napa jadi gue yang asu?"

"Ga tau. Tanya aja tuh sama tukang tahu gejrot." Gue nunjuk abang-abang random di pinggir jalan yang sedang memanggul dagangannya.

"Ih baper," ujarnya usil. "Kenapa baper?"

"Lo pikir aja sendiri, nyet."

"IH LO MAH BAPERNYA BENERAN, BEGO."

"Bacot ah."

Gue ngubek-ngubek tas, mencari earphone yang ngga pernah absen jadi penghuninya.

"Win," panggil Jaemin saat gue mulai masang earphone. "Ya ampun baper kenapa sih?"

"Ga tau."

"Winter." Jaemin menarik earphone sebelah kanan gue hingga lepas. "Kenapa? Bilang sama gue."

"Ga bisa bilang."

Dia menghela. "Ah ee lu. Harusnya gue yang marah gara-gara lo naboknya ga pake perasaan."

Yeee bungkus mentos, gue mah ngapain aja ke elo pake perasaan.

Gue melirik ke arahnya dengan sinis, lalu kembali memasang earphone dan berpaling dari Jaemin, menurunkan kupluk gue hingga menutupi mata.

"Little do you know, how I'm breaking while you fall asleep...."

Hell. Jaemin baru aja nyanyi. Gue bisa denger itu dibalik suara Matt Healy di earphone gue.

"Little do you know—" Jaemin berhenti. "Win, ayo dong. Kita kan biasanya nyanyi bareng. Lo jadi Sierra, gue jadi Alex."

Gue melepas earphone, menoleh padanya. "Ya."

"Ya?" Jaemin mengernyit. "Jawaban macem apaansi tu?"

"Bm banget si. Gue ngacangin salah, ngejawab salah."

"Serba salah."

"Iya. Jadi kayak Raisa."

"Idih najis gue mah," kata Jaemin geli.

"Jaemin, lo mau gue jedotin lagi?"

Jaemin tergelak keras banget. Tawanya menggema di mobil. "Ngga kok, Win. Raisa itu cantik. Kalo manis, lo menang telak."

                         

come closer • jaemin x winterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang