three

371 53 4
                                    

Jangan lupa vote dan comments ya teman-teman!

Aku termenung memikirkan apa yang akan terjadi kepadaku ke depannya, apa yang ku hadapi sekarang ini berbeda dengan yang ku baca di webtoon ini.

"Soo-" Scene sparring? Ya Tuhan aku tak pernah tahu ada scene sparing sebelumnya

"Sooha." Apakah aku harus membuat cerita dan endingku sendiri?

"Sooha!" aku refleks menengok ke arah panggilan yang cukup keras untukku itu. Menemukan teman-teman yang menatap kepadaku khawatir.

"Eh, astaga maaf teman-teman, aku lagi mikirin sesuatu." ucapku, Tina menatapku dengan khawatir lalu menggerakan bibirnya bertanya apakah aku baik-baik saja. Sedangkan aku hanya mengangguk lalu tersenyum kepada semuanya.

"Tadi saat sparring kami keren bukan?" tanya Jino, memandangi aku dan Tina bergantian. Tina dengan hebohnya mengacungkan dua jempolnya kepada lelaki itu. "Keren-keren." ucapku juga membuat 7 lelaki lainnya tersenyum lega kearahku.

Sebegitu pentingkah opini dari Sooha ini bagi mereka? Huh, sungguh beruntung sekali wanita ini. Jujur aku cemburu, tapi sekarang kan aku sedang menjadi dirinya, nikmatilah selagi aku bisa.

"Sebentar lagi matahari akan tenggelam, sebaiknya kalian segera kembali ke kamar kalian." ucap Heli, "Betul juga, ayo Sooha. Kau tau kan akhir-akhir ini jalanan lagi tidak aman. Bahkan jalan menuju asrama saja bisa di datangi mereka. Ayo kita kembali ke asrama." ucap Tina menarik diriku.

"Teman-teman, kami kembali duluan ya." ucapku pamit kepada anak-anak.

"SAMPAI JUMPA SAAT MAKAN MALAM SOOHA!" teriak Shion melambai-lambaikan tangannya kepada kami, aku tersenyum membalasnya.

"Lihatlah Shion sangat menggemaskan." bisik Tina kepadaku. "Haha iya, dia sangat menggemaskan." ucapku.

Cukup jauh kami berjalan, sudah hampir di setengah perjalanan menuju asrama tiba-tiba Tina berhenti, aku menatapnya bingung. "ASTAGA."

"Kenapa Tina?" tanyaku, Tina menoleh kepadaku dengan tatapan horror. "Handphoneku ketinggalan, aku mau balik ke lapangan lagi buat ngambil, kamu mau ikut apa mau langsung balik ke kamar?" tanya Tina kepadaku.

"Hmm, aku duluan deh. Aku mau merebahkan badanku sebentar sebelum makan malam hehe." jawabku.

"Hahaha, jangan lupa mandi ya Sooha. Kalau begitu aku ke lapangan dulu, kamu hati-hati ya Soo." ucap Tina lagi mulai berjalan menjauhi diriku. "Iya Tina, sana cepet sebelum lapangan di tutup."

Setelah berpisah dengan Tina aku langsung  kembali berjalan menuju asrama yang jaraknya ternyata lumayan jauh dari lapangan. Kenapa jalanan disini terlihat sepi sekali padahal ini masih area sekolah. Apa karena ada vampire yang berkeliaran, ya?

tap-tap-tap

Aku mendengar suara langkah kaki yang entah darimana asalnya. Jujur aku takut karena aku belum pernah mencoba memakai kekuatannya Sooha ini. Katanya dia kuat, harusnya bisa dia melawan vampire. Kalau ada vampire jangan takut, aku pasti bisa melawannya.

krak

terdengar ada suara seseorang menginjak ranting kayu, rasanya aku ingin berlari. Namun kalau aku berlari pasti akan langsung dikejar. Oh? Tapi itu kayaknya ide yang bagus biar aku tau ini orang yang dibelakangku apakah orang yang kebetulan jalan dibelakang aku ataukah vampire yang mengikuti ku.

Aku melangkahkan kakiku agar bergerak lebih cepat, dan dapat kudengar langkah kaki yang di belakang ku juga berlari. Dapat kupastikan orang ini memang mengikuti ah ralat, vampire bukan orang.

Namun, jiwaku tetap penasaran dengan yang mengikutiku ini, aku langsung menoleh kebelakang namun aku tak menemui siapa-siapa. Aku berhenti berlari dan kebingungan sambil mengatur napasku, apakah aku terlalu parno saja? Tak ada yang mengikutiku ternyata.

Aku menutup mataku, menarik napas sebentar, lalu perlahan membuka mataku kembali.





Tepat saat aku membuka kedua mataku, aku melihat wajah yang mengerikan berada tepat dihadapanku. Aku jadi tahu mengapa Sooha selalu takut saat melihat vampire-vampire buruk rupa ini. Memang sangat menyeramkan wujud mereka.

Dengan cepat aku memukul perut vampire itu dengan sekuat tenaga, membuat vampire itu terlontar jauh sekali. Aku harus memanfaatkan kekuatan Sooha ini sebaik mungkin. Segera aku mencari kayu atau apapun itu untuk menusuk vampire ini, aku ingat di webtoon Heli menusuk vampire ini agar mereka mati.

"Akh! Sialan jangan pegang-pegang aku!" ternyata vampire tadi tidak sendirian, ada satu vampire lagi yang menangkap tanganku, aku menatapnya tajam, "Aku tak takut terhadap kalian. Makhluk menyebalkan." kesalku, masih berusaha menghajar dua vampire ini, namun nampaknya staminaku tak sekuat vampire-vampire sialan ini.

Aku yang sudah mulai kelelahan berbanding terbalik dengan vampire yang tersenyum menyeramkan kepadaku, sialan menyeramkan sekali wajah vampire ini.

"Siapapun, tolong bantu aku." batinku mulai pasrah.

BUG

BUGG

Bak ksatria yang menolong putrinya, Jaan dan Heli memukul kedua vampire tadi bersamaan. Aku mematung karena masih terlalu terkejut dengan apa yang terjadi barusan. Jino membawa aku menjauh dari Jaan dan Heli yang masih fokus berkelahi dengan vampire-vampire itu.

"Jakah, bawa Sooha menjauh dari sini. Disini bahaya." teriak Jino menyuruh Jakah membawaku, "Aku bisa membantu kalian." ucapku kecil, Jakah menggeleng pelan, "Kamu sudah kelelahan Sooha, lebih baik kalau kamu ke tempat yang aman terlebih dahulu." ucap Jakah langsung menggendongku, berlari dengan cepat sampai di asrama.

"Cepatlah masuk ke kamar mu, mereka tak akan mengganggumu sampai di wilayah sini. Sampai bertemu saat makan malam." ucap Jakah yang langsung menghilang dari pandanganku.

"Ah, kehidupan ku menjadi Sooha sudah benar-benar dimulai sekarang."

tbc

Suddenly I became Sooha?! | Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang