10. Favorite song

34 21 0
                                    

KALO ADA TYPO/ KESALAHAN LAINNYA, TOLONG BANTU KOMEN, TERIMAKASIH♥
.
.
.

10. Favorite song

"Aku bisa netapin lagu Hampa sebagai favorite song karena lagu itu yang sering aku nyanyiin bareng kamu. Alasan lainnya cukup sederhana, karena apapun yang bersangkutan dengan kamu, akan menjadi kesukaanku."

Pada sebuah ruangan, sekelompok manusia itu terlihat sibuk dengan tugasnya masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada sebuah ruangan, sekelompok manusia itu terlihat sibuk dengan tugasnya masing-masing. Jika dideskripsikan, kebanyakan dari mereka berjenis kelamin perempuan. Bahkan, dengan jelas bisa dihitung jumlah lelaki di sana hanya ada dua orang.

Gadis yang kini memakai celana kulot high waist berwarna coklat tua dipadupadankan dengan baju knit berwarna coklat susu itu yang terlihat paling sibuk. Ia beberapa kali mendatangi satu-persatu dari mereka untuk memastikan sebuah hal.

"Ays, gimana, lancar?" Gadis itu menghampiri temannya yang sedang duduk di bangku paling pojok dengan berembar kertas di tangannya.

"Aman, Mom. Ays udah hapal, cuma masih ada beberapa yang sering kebalik. Ini masih dilancarin lagi, kok."

Gadis itu adalah Findy. Saat ini, tepatnya di menjelang akhir Juni, akhirnya acara peresmian akan segera dilangsungkan.

Sahabatasi mengundang beberapa ketua atau penanggung jawab dari komunitas yang ada di sekitar, contohnya Dunia Hijau.

Setelah memastikan keadaan Ays, Findy menepi untuk beristirahat. Ia sudah berkeliling tadi. Dari mulai mendatangi kak Zeevanya yang sedang follow up tamu undangan, Andari yang sedang mengotak-atik beberapa kamera agar nanti saat digunakan tidak ada yang kurang, terakhir ada Agnes, Nessa, dan Arni yang sedang menyusun beberapa hidangan. Findy juga tadi mendatangi Abhu dan Bang Alvan yang sedang merapikan sound system. Semua sudah dalam keadaan baik, tinggal Anas saja yang belum hadir.

Findy POV

Setelah dirasa semua pengurus aman, gue beralih datengin Bahari. Sekarang baru jam tiga sore, acara kita mulai sehabis azan isya.

"Ri!" Gue duduk di samping dia yang lagi main game di ponselnya.

"Apa, sayang?" Ini, nih, kebiasaan si tukang ghosting yang satu ini, manggil sayang udah kaya manggil tukang bakso.

"Gapapa sih, aku bosen aja, hehe."

"Oke, sebentar lagi game-nya beres. Tunggu ya, Ri." Bahari masih anteng sama game-nya, menjadikan gue ngangguk aja. Beberapa menit ngelihatin dia main game, akhirnya tuh bocah matiin Hp-nya juga—kayanya sih udah beres.

"Udah selesai?" Eh anjir. Kenapa barengan gini?

"Haha, udah, Ri. Kau udah?" Bahari membenarkan posisi duduknya. Kami saat ini duduk di bangku yang sama seperti saat pertama kali datang ke ruangan ini.

"Apanya?" Dengan tampang polos tai kucing gue bertanya. Tapi ini real gue nggak paham dia nanya gue udah selesai ngapain ya bro.

"Kau udah selesai ngurus keperluan buat nanti malem apa belum. Ih, Abhu tuh gemes banget punya Baba lemot gini kaya dia." Wait, dia?

"Udah, kok." Karena udah hilang mood disama-samain sama dia yang entah siapa, gue memilih buat nggak tanya siapa dianya karena takut tambah nggak mood.

"Alhamdulillah, sekarang berarti waktunya kau buat Abhu, ya?"

"Dih, nggak jelas!"

"Haha. Yang lain gimana, Ri?"

"Udah pada beres. Paling lagi pada matengin persiapan aja."

"Abhu nggak bantuin lagi nggak apa-apa 'kan? Abhu mau sama kau aja di sini." Ini anak tuh lama-lama ngelunjak. Sebagai orang yang gampang Baper gue suka bingung karena Bahari orarangnya emang begitu. Takutnya nanti malah Baper sendirian, kan repot. Eh tapi, gue kan emang udah bawa perasaan, jauh banget lagi.

"Ih nanti acara hiburannya kau tampil ya?" Nah, karena tambah akrab juga gue jadi ngikut dia yang bilang kamu jadi kau. Dia juga kan ngeganti kata aku jadi nama dia sendiri, jadi kadang pun gue juga ikut begitu. Intinya semua ngalir gitu aja senyaman kita.

"Tampil apaan Abhu Ri?"

"Beatbox aja! Kan kau jago walaupun kayak eek kecemplung." Ini asli sih. Suara dia kalo udah ngebeatbox candu banget.

"Siap deh. Eh iya, mumpung masih jam segini, nyanyi yuk Ri?"

"Yukkk!" Gue emang udah beberapa kali suka nyanyi random sama dia. Itu asik banget, apalagi dia senengnya dangdut kalo nggak lagu India. Oh satu lagi! favorit song kita, Ari Lasso, Hampa.

"Entah di mana, dirimu berada. Hampa terasa, hidupku tanpa dirimu ...." Gue memulai lagu tersebut.

"Apakah di sana, kau rindukan aku? Seperti diriku yang s'lalu merindukanmu." Bahari nyahut natap gue sambil tersenyum indah.

Padahal senyumnya memang selalu indah, dan selalu gue suka. Bahari tahu, gak, ya? Kalo gue udah jatuh cinta banget sama dia.

Lagu Hampa sebenernya gak cocok buat kita. Entah gimana lagu itu bisa sering kita nyanyiin bareng. Saat di motor, di taman, di manupun saat lagi bareng.

AUTHOR POV

Kedua insan yang tadi asik bernyanyi, kini tertidur saling bersandar pada bahu masing-masing. Banyak yang melihat keduanya, tetapi mereka sudah tahu dan sudah mengerti.

To be continued ....

3 Februari 2023

Tertulis untuk Abahari [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang