KALO ADA TYPO/ KESALAHAN LAINNYA, TOLONG BANTU KOMEN, TERIMAKASIH♥
.
.
.15. 30 Juli 2020
"Hari ini adalah hari yang tidak mungkin aku lupakan. Sejarah baru akan terukir, walaupun bukan hanya soal kamu dan aku, tetapi ada juga mereka."
Pada hari Kamis ini, tiba-tiba Adey nenemui Findy. Hal yang sudah Findy tunggu sejak Senin kemarin. Dalam suasana hatinya yang sedang buruk, Findy benar-benar tidak punya teman untuk mengajaknya tertawa.
"Aya acara teu poe iyeu?" tanya Adey saat mereka sudah menemukan tempat santai untuk mengobrol.(Ada acara gak hari ini?)
"Nggak ada kok, Dey." Findy tersenyum agak tertahan. Ia menunjukan jika dirinya ingin tersenyum lebih lebar lagi, dengan hal menyenangkan yang akan Adey bawa misalnya.
"Ke Kopi Daong, yuk?" Walaupun masih dengan ekspresi datar, ajakan dari Adey tentu membuat Findy senang.
"Ayooo! Ketemu di sana apa gimana?"
"Iya, di sana aja."
"Oke, deh."
Percakapan berakhir. Walaupun singkat, tetapi sudah berhasil mengembalikan senyum Findy. Setidaknya masih ada satu orang yang menjadi alasannya tersenyum. Ia mengingat pesan Abhu kala di Taman Mini saat itu.
"Gak usah gampang sedih, jelek. Kalaupun bukan aku yang bikin senyum kau terbit, harus tetep senyum, ya? Dunia butuh senyum kamu yang manis itu."
Apakah Abhu memang sudah berniat menyakitinya? Sampai pesan itu benar-benar berguna bagi Findy.
***
Tubuh Findy mematung kala ia sudah bertemu dengan Adey. Sesuai janji, malam ini mereka berada di Kopi Daong.
Matanya memanas melihat sesuatu di hadapannya saat ini. Jantungnya juga seakan ikut bereaksi lebih, detakannya menjadi cepat tak terkendali.
"Happy Birthday, Findy!" sorakan yang tidak hanya berasal dari satu suara saja itu terdengar jelas di telinganya.
Detik itu juga air matanya luruh, bahunya melemas, dan kakinya juga tidak mampu lagi menahan tubuh Findy-ia terjatuh.
"Mom, ihhh, hayu bangun, Ays bercanda lohhh!"
"Findyyy."
"Riii, maaf. Tahu gak? Abhu begini padahal gak bisa. Asli, kemarin ucapanku jahat banget, itu sampe istighfar terus dan berdoa biar Fenariku nggak sakit hati."
"Findyyy."
"Mamaaa."
"Fin, sumpah, itu lihat si Abhu mukanya udah siap ditampol, buru berdiri dulu!"
"Bunaaa, ayooo sini bangun dulu, maaf yaaa."
"Mom, ayo Caca bantu bangun!"
Suara itu saling beradu. Mereka membantu Findy untuk berdiri. Setelah Findy sudah berdiri sepenuhnya, mereka menuntun gadis itu untuk duduk di salah satu bangku yang ada di sana.
"Sumpah, gak lucu banget." Findy masih terisak dan suaranya pun tersendat-sendat.
Saat ini, Findy melihat beberapa anggota Sahabatasi dan Dunia Hijau berkumpul di hadapannya. Mereka sangat banyak, dan tidak pernah Findy sangka. Ada yang memegang kue ulang tahun, ada yang membawa balon, ada yang membawa bouquet, dan masih banyak benda lainnya.
"Ri, maaf ya, aku wakilin yang lain, bener-bener minta maaf soal kemarin." Abhu mendekat ke arah Findy.
"Aku juga minta maaf, Fin. Mungkin ada ucapan yang nyinggung banget, itu semua cuma bohongan kok," sahut Andari karena merasa bersalah juga.
Findy sudah menghapus air matanya, namun masih menatap kesal ke arah mereka.
"Aku nangisin ini empat hari, loh! Kalian jahat banget. Sampe gak enak makan, di sekolah juga belajar gak fokus." Adu Findy agar mereka tahu apa yang dialaminya.
"Moma, Ays mah gak ikut-ikut lohhh! Cuma nyuekin doang. Maaf ya. Udah nih, tiup dulu lilinnya keburu mati lagi." Ays menyodorkan kue yang sudah ia nyalakan lagi lilinnya karena tadi sempat padam beberapa kali.
"Siapa yang ulang tahun, sih?"
Pertanyaan dari Findy seketika membuat semuanya terdiam. Mereka saling adu tatap mencoba memahami apa maksudnya.
"Fifin. 30 Juni, 'kan?" tanya Lais yang sedari tadi tidak banyak bicara. Pasalnya ia tidak ikut-ikutan dalam nge-prank Findy, jadi tidak terlalu merasa bersalah.
"Kata siapa?" Findy menatap satu persatu yang ada di sana dengan bingung.
Karena tidak ada yang menjawabnya, Lais kembali bersuara. "minggu kemarin pas aku tanya, Fifin jawab tanggal 30. Terus, pas aku tanya lagi bulan ini atau bukan, dijawab iya."
Findy hanya menggeleng. Ia ingat soal itu, namun Findy menjawab benar tanggal 30, tetapi bukan bulan Juni. Mungkun Lais tidak mendengarnya, karena saat itu jaringan juga sedang buruk, membuat suara di telepon terputus-putus.
"Jadi, ini salah bulan?" tanya bang Alvin.
"Ya gitu," jawab Findy tersenyum merasa bersalah.
Malam itu juga, mereka tertawa bersama. Tidak sedikit dari mereka yang langsung membuat status di Sosmednya yang kata-katanya tidak jauh berbeda seperti, niat ngeprank malah diprank balik.
To be continued ....
Bogor, 30 Juni 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Tertulis untuk Abahari [Terbit]
Novela JuvenilJika kisah ini tidak berlanjut lagi, maka izinkan aku mengabadikannya di dalam fiksi. ••• Ini bukan pertama kali aku menyayangi, pertama kali mengagumi, pertama kali jatuh hati. Ini juga bukan pertama kali aku sakit hati, tetapi, dengan kamu, Bahari...