Taehyung membulatkan mata sempurna melihat kearah layar ponselnya, wajahnya terlihat sangat panik bukan kepalang, tangan nya bergetar hebat. Bagaimana tidak, pria itu baru saja melakukan kecerobohan karena sudah mengirim beberapa foto sexy nya kepada Jungkook.
"Bodoh, aku tidak bisa menggunakan handphone ini, bukankah aku sudah menyimpannya di galeri? Sial, kenapa malah ke roomchat Jungkook..."
Dengan cepat ibu jarinya bergerak untuk menghapus semua foto itu, namun Taehyung rasa, ia sudah terlambat karena Jungkook sudah lebih dulu melihat semuanya. Taehyung membuang nafas kasar lalu menepuk dahinya.
Jungkook : wow
"Aku ingin menghilang saat ini juga." Ucapnya seraya memejamkan mata rapat-rapat.
Jari lentiknya yang bergetar pun bergerak untuk membalas pesan Jungkook.
Me : Aku minta maaf, Jungkook. Aku sungguh sangat tidak bermaksud, aku kira aku telah menyimpan nya di galeri, sungguh.
Jungkook : apa yang sedang kau lakukan?
Me : Um, maaf, aku selalu memotret diriku setiap kali aku sedang masturbasi.
Jungkook : dengan pakaian seperti itu? haha, kurasa setelah ini aku yang akan masturbasi
Taehyung melempar ponselnya ke arah kasur tatkala membaca balasan pesan yang dikirim Jungkook, ia berdiri dan mengusap wajahnya gusar. "Malunya.. ditaruh dimana wajahku saat bertemu Jungkook nanti."
●●●
Jungkook dan rekan kerja nya yang bernama Jung Jaehyun baru saja selesai pemotretan majalah W korea untuk bulan ini, yang sedang kedua model itu lakukan saat ini adalah bersantai di kursi living room yang tentunya ada di ruang pemotreran.
"Director memintaku mencari seorang model baru untuk sebuah produk kecantikan." Ucap Jaehyun memecah keheningan. Jungkook menoleh kearah teman seumuran nya itu
"Wanita?"
"Entahlah, kurasa netral, asal wajah dan postur tubuhnya sesuai."
Jungkook teringat akan sesuatu. Entah karena apa diotaknya tiba-tiba terlintas sosok Kim Taehyung, pria yang beberapa hari kebelakang ia temui. Pria yang memiliki wajah simetris serta perawakan yang sempurna, Taehyung juga terlihat sangat photogenetic, Jungkook yakin bahwa direktur akan dengan senang hati menerima nya, entah kenapa senyum Jungkook terus merekah kala mengingat pria cantik itu, ia pun segera menggelengkan kepala pelan sebelum akhirnya menepuk bahu Jaehyun. "Serahkan semuanya kepada-ku, Jung."
●●●
Suara ketukan pintu dari luar rumah Taehyung sudah berkali-kali berbunyi yang membuat sang pemilik rumah pun bergegas pergi kearah sumber suara, dengan langkah malas karena ia masih belum mau meninggalkan sofa tempat dimana ia berbaring tadi.
Sesampainya di depan pintu, Taehyung menarik daun pintu dan wajahnya terlihat sedikit terkejut melihat siapa orang yang ada di balik pintu tersebut.
"Aku tahu rumahmu karena baru saja aku lacak melalui ponsel." Ucapnya
Taehyung hanya mengangguk, lalu ia menundukan kepalanya dan lagi-lagi matanya membulat kala ia melihat celana yang sedang ia pakai. Bodoh, mengapa Taehyung tidak sadar jika ia hanya menggunakan hot pants dan kaus oversize, dengan cepat laki laki itu menyembunyikan tubuhnya di balik pintu.
"Tidak apa apa, Jeon Jungkook. Tapi alangkah lebih baiknya jika kau memberi tahu-ku lebih dulu sebelum datang."
Seseorang yang ternyata adalah Jungkook itu hanya tertawa pelan seraya menggelengkan kepala. "Kenapa kau bersembunyi? Kau malu?"
Yang ditanya hanya mengangguk kecil dari balik pintu, hal itu terlihat sangat menggemaskan dan lagi lagi Jungkook terkekeh dibuatnya.
"Tuan, kau terlihat sangat cocok dengan pakaian seperti itu, bahkan kaki mu yang jenjang membuat kecocokan itu bertambah."
"Haish anak kecil ini, apa kau sedang menggoda-ku? Masuk dan katakan apa tujuan-mu datang kesini."
Mereka pun akhirnya mendudukan diri di ruang tamu rumah Kim Taehyung. Oh, jangan lupakan pakaian Taehyung! Ia sudah mengganti celana hot pants nya dengan trening.
"Tuan, bolehkah aku tau apa pekerjaan-mu?"
"Jungkook, berhentilah memanggilku dengan panggilan itu, cukup sebut namaku."
Jungkook mengangguk dan tersenyum mendengarnya. "Baiklah, Taehyung."
"Aku hanya seorang waiters di sebuah restoran chicken katsu." Ucap Taehyung menjawab pertanyaan yang tadi belum sempat ia jawab.
"Ah, itu hebat, sudah berapa lama?" Tanya Jungkook lagi
Pria bersurai kecoklatan itu tampak berfikir sejenak. "Hum, setengah tahun, mungkin? Aku bekerja untuk membiayai adikku sekolah dan kebutuhan kami sehari-hari."
Jungkook mengangguk faham. Tanpa membuang waktu lama, segera ia mengeluarkan selembaran kertas dari dalam saku kemeja-nya lalu menyerahkan nya kepada Taehyung. Sang empu pun mengernyit heran. "Apa ini?"
"Surat panggilan kerja dari perusahaan-ku, aku harap kau setuju dan menandatangani kontrak disana."
Lagi dan lagi, dengan ragu Taehyung menerima kertas dari Jungkook untuk yang kedua kalinya. Ia membacanya sejenak lalu tatapan matanya berbinar. "Menjadi model?" Tanya-nya seraya menatap Jungkook tak percaya.
Yang ditanya mengangguk dengan senyum tulus di bibirnya.
"Kau benar-benar orang baik."
Mendengar kata yang Taehyung ucapkan jelas membuat Jungkook tertawa. "Tidak juga, aku tidak melakukan ini pada orang lain."
"Eh? Lantas? Kenapa kau memberikan semuanya untuk-ku?" Tanya Taehyung dengan wajah gemas keheranannya.
Jungkook mengangkat kedua bahunya lalu menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Entahlah, kalau begitu, sampai bertemu, Taehyung." Ucap Jungkook sebelum akhirnya ia beranjak dari duduknya.
"Jungkook,"
Langkah pemuda bermarga Jeon itu terhenti kala mendengar namanya dipanggil oleh Taehyung. Ia menoleh perlahan lalu mendapatkan sosok Taehyung yang sedang tersenyum manis, terlihat jelas raut bahagia dari wajahnya. Mata mereka bertemu, keduanya bertatapan dalam waktu yang cukup lama.
Cantik, sangat cantik, Taehyung itu menarik.
"Terimakasih."
Hingga pada akhirnya ucapan Taehyung menyadarkan Jungkook, ia tersenyum. "Sama-sama, Taehyung. Kalau begitu aku pergi dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, 24 Hours. [✅]
FanfictionWaktu 24 jam aku luangkan hanya untuk mencintai-mu, Kim Taehyung. Aku melihatmu dan melihat sisa hidupku di depan mataku, ayo kita hidup bersama, selamanya.