[satu tahun kemudian]Sudah satu tahu lamanya Taehyung dan Jungkook menjalin hubungan. Satu tahun yang lalu, mereka tidak main-main dengan kejujuran bahwa keduanya saling mencintai.
Banyak hal indah yang sudah mereka lewati selama satu tahun ini, bahkan Kim Minji atau adik satu satunya dari Kim Taehyung sudah kenal dekat dengan Jungkook, tentu saja gadis itu tahu betul tentang hubungan kakak nya dengan sang kakak ipar
Jangan lupakan orang tua Jungkook yang berada di Busan, mereka sudah tau tentang hubungan sang anak dengan Kim Taehyung, Nyonya dan Tuan Jeon adalah tipe orang tua yang membebaskan anak untuk melakukan apapun yang di sukai, terlebih urusan seksualitas sekalipun, mereka tidak mau melarang apa pilihan sang anak.
Omong-omong, Taehyung dan Jungkook hidup bersama, mereka membeli apartemen baru untuk mereka huni berdua, ralat! Maksudnya, dengan Kim Minji juga.
"Kakak, aku berangkat."
Mendengar teriakan Minji dari bawah sontak Taehyung keluar dari pelukan Jungkook lalu bergegas pergi menghampiri sang adik
Minji sudah rapih dengan seragam SMA nya, rambutnya yang hitam lebat ia biarkan tergerai, jas almamater kuning serta sepatu dan tas dengan warna pink senada. Taehyung tersenyum melihat kearah Minji. "Jadilah yang terbaik disekolah, Minji."
Mendengarnya, Minji memutar kedua bola mata malas. "Bahkan tanpa kakak suruh, aku selalu jadi yang terbaik tau." Ucapnya yang membuat Taehyung terkekeh. Detik berikutnya, perempuan berusia 17 tahun itu pun melenggang pergi untuk benar benar berangkat ke Sekolah.
Taehyung tersenyum menatap kepergian nya, lalu tiba-tiba ia merasakan ada lengan melingkar di perutnya, huh siapa lagi jika bukan Jeon Jungkook.
Jungkook memeluk Taehyung dari belakang serta memberikan nya kecupan sekilas pada leher sang kekasih cantiknya itu, Taehyung pun tersenyum dan mengusap lembut lengan Jungkook yang bertengger di perutnya.
"Minji sudah tumbuh dewasa. Ah, rasanya baru kemarin aku berjuang untuk mencari uang demi susu Minji."
Memang, mereka tidak punya sosok orang tua dimulai dari usia mereka yang masih sangat kecil. Sang Ibu yang tidak selamat saat melahirkan Minji, dan sang Ayah yang kabur dan melepas tanggung jawab entah kemana dan karena alasan apa
Saat itu, diumur Taehyung yang terbilang masih sangat muda, ia berjuang untuk bertahan hidup dengan sang adik. Hidupnya dulu sangat keras dan banyak sekali yang yang menyakitkan terjadi setiap harinya
Namun kini, rasa sakit itu perlahan sembuh saat sosok Jungkook hadir dalam hidupnya, dia membuat Taehyung merasa hidup kembali dengan pribadi yang bahagia.
Setelah merasa dekapan hangat Jungkook dari belakang dengan waktu yang cukup lama, Taehyung pun membalikan badan nya untuk menatap sang kekasih, yang sangat berarti baginya. Jungkook tersenyum hangat seraya menarik pinggang Taehyung agar sedikit lebih dekat.
"Jungkook, kau telah mengubah seluruh hidupku dengan penuh kebahagiaan, dan aku akan selamanya ber-terimakasih."
Jungkook diam dan tertegun mendengarnya, ia menatap Taehyung yang juga sedang menatapnya lekat, menarik Taehyung kedalam dekapan nya, "Kita memiliki fikiran yang sama, dan rasa yang sama. Aku pun begitu, merasa sangat bahagia setelah ada hadirmu disini." Ucap Jungkook lembut di dalam pelukannya.
Taehyung terhanyut dan menenggelamkan seluruh wajahnya di pundak Jungkook.
Mungkin ketika kamu menyadari bahwa kamu ingin menghabiskan sisa hidupmu dengan seseorang, kamu ingin sisa hidupmu dimulai se-segera mungkin. Dan, Taehyung merasakan itu, ia hanya ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama Jeon Jungkook, yang sangat ia cintai, dan begitupun sebaliknya.
Perlahan Jungkook melonggarkan pelukan nya dan kembali menatap Taehyung. "Bolehkah aku mengatakan hal gila?"
Tanya-nya yang membuat Taehyung mengangguk cepat. "Tentu."
"Menikahlah dengan-ku."
Taehyung melotot mendengarnya lalu tawa nya pun pecah. "Bolehkah aku menjawab hal yang lebih gila?"
"Katakanlah."
"Ayo!"
Kim Minji, 17 years old, Taehyung little sister.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, 24 Hours. [✅]
FanfictionWaktu 24 jam aku luangkan hanya untuk mencintai-mu, Kim Taehyung. Aku melihatmu dan melihat sisa hidupku di depan mataku, ayo kita hidup bersama, selamanya.