Winter, Januari 2030.
Aku tersenyum kala mengingat semua hal yang pernah terjadi antara aku dan Jungkook. Semua terlihat sangat indah dan sulit dipercaya jika aku menjadi seseorang yang di pilih Jungkook untuk ia cintai.
Saat itu, Jungkook tidak main-main dengan ucapannya, ia benar-benar melamarku dan serius dengan pernikahan. Hahaha, bahkan pernikahan kami sudah berjalan sepuluh tahun sekarang
Banyak hal indah yang terjadi selama 10 tahun hidup bersama seorang laki-laki bernama Jeon Jungkook itu. Dia suami yang baik, yang selalu bekerja keras untuk mencari nafkah, yang selalu tulus mencintaiku setiap hari, yang paling mengerti dengan apa yang aku rasakan, dan yang selalu merawatku dengan baik.
Terlalu indah untuk mendeskripsikan seorang Jeon Jungkook, dia sempurna, walaupun terkadang aku sangat ingin sekali memukulnya setiap kali dia menertawai-ku karena rambutku yang sudah mulai tumbuh uban, tapi beberapa bulan setelahnya Jungkook-pun sama, rambutnya perlahan memutih dan bertumbuh uban satu persatu, aku pun menertawainya balik.
Kami benar-benar menua bersama, selalu bahagia setiap harinya, setiap detiknya, dan bahkan setiap hembusan nafas. Benar benar bahagia, hingga ada satu hal yang perlahan menghapus kebahagiaanku, yaitu penyakit.
Aku di diagnosa sakit infeksi ginjal. Mendengarnya aku sangat hancur, terlebih saat melihat wajah Jungkook yang terlihat sangat sedih.
Perutku selalu merasa sakit setiap kali penyakit itu datang, sakit sekali, hingga tidak bisa bergerak bahkan untuk buang air sekalipun. Namun Jungkook, ia dengan tulus membersihkan semua kotoran-ku, mengelap tubuh-ku dan menyuapi-ku makan.
"Kak, apa kak Jungkook belum kembali?"
Itu Minji, ia baru saja pulang dari kampusnya dan menanyakan hal itu, aku hanya menggeleng seraya tersenyum tipis sebagai jawaban
Kulihat adik ku itu menghela nafas berat lalu mendudukan diri disebelahku. "Bahkan sudah satu bulan lamanya." Ucapnya, ia perlahan menoleh kearahku. "Menurutmu, kemana perginya Kak Jungkook?"
Aku tertawa kecil mendengarnya. "Entahlah."
Tidak apa, jangan masalah, walaupun setahun terakhir ini Jungkook sering meninggalkan ku selama berbulan-bulan tanpa kabar, aku tetap menganggapnya orang baik, mungkin Jungkook punya alasan untuk itu.
"Bagaimana jika dia selingkuh?"
"Hey! Apa yang kau bicarakan?"
Mendengar nada bicaraku yang mengeras, Minji kembali menunduk. "Benar, apa yang aku bicarakan. Aku percaya Kak Jungkook bukanlah orang yang seperti itu."
Menggeleng kecil seraya tersenyum, ku-usap pundak Minji lembut. "Sekarang, kau makanlah, bukankah belajar seharian membuat perut-mu lapar?"
"Apa kakak sudah makan?" Tanyanya yang membuatku mengangguk
"Heem, Kakak sudah makan."
"Kalau begitu, aku akan mengisi perutku lebih dulu." Ucapnya sebelum akhirnya Minji melangkahkan kakinya pergi. Hey lihatlah, dia berjalan seperti langkah tentara
Aku pun terkekeh, selalu ada saja tingkahnya yang berhasil membuatku tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, 24 Hours. [✅]
FanfictionWaktu 24 jam aku luangkan hanya untuk mencintai-mu, Kim Taehyung. Aku melihatmu dan melihat sisa hidupku di depan mataku, ayo kita hidup bersama, selamanya.