8. Cancer

50 11 15
                                    

"Isilah perutmu, Jeon." Ucap Jaehyun yang sedari tadi tampak sangat cemas dan khawatir tidak karuan kepada taman nya yang sudah menemani nya dalam waktu yang terbilang cukup lama, Jeon Jungkook.

Jungkook berbaring lemah diatas ranjang ruangan bernuansa serba putih dengan banyak sekali jarum infus di lengannya, bau obat sangat menyeruak di dalam ruangan itu, suara mesin mesin bius yang tidak Jaehyun tahu betul pun terus menyuarakan bunyi-nya. Jaehyun meraih tangan lemah penuh infus itu perlahan, lalu menatap wajah sang kawan yang terlihat sangat pucat bak mayat

"Sampai kapan kau merahasiakan semuanya kepada Taehyung? Sampai kapan kau kau memendam rasa sakit-mu sendirian?"

Jungkook menghela nafas lemah lalu tersenyum tipis. "Entahlah, aku rasa itu tidak akan pernah terjadi."

"Tapi Taehyung berhak mengetahui penyakitmu, Jungkook."

"Jaehyun, dia sudah cukup sakit dengan penyakitnya. Aku hanya tidak ingin membuatnya lebih sakit karena harus menerima kenyataan ini."

Pernyataan yang Jungkook lontarkan membuat pria bersurai hitam lekat itu membisu dan menghela nafas pasrah. Memang, selama kawan nya itu dirawat dirumah sakit, Jaehyun baru sempat bertanya akan hal itu, dan ia pun sekarang faham bahwa itulah alasan dibalik mengapa Jungkook merahasiakan semua ini dari Taehyung.

"Aku sangat merindukan nya."

Lirihan Jungkook yang terdengar membuat Jaehyun kembali melirik kearahnya, di mata pria berusia hampir setengah abad itu terlihat banyak sekali luka dan kesedihan.

"I feel you, it's been almost four month. Aku tahu kalian saling merindukan, dan tersiksa di kerinduan itu bersama. Ah, hubungan kalian benar-benar membuatku iri."

Jungkook tertawa renyah mendengarnya, namun dalam beberapa detik ia kembali terdiam sendu melihat kearah depan. "Besok adalah jadwal transfustasi-ku."

"Oh benarkah? Kalau begitu, semangat berjuang kawan." Ucap Jaehyun dengan senyum cerahnya

Jungkook menoleh lemah kearah Jaehyun. "Bagaimana jika aku tidak bisa melawan kanker ini? Aku tidak ingin meninggalkan Taehyung sendirian."

"Jeon Jungkook. Apa yang kau bicarakan? Kita berteman sudah lama sekali, bahkan kau pernah mengalahkan musuh taekwondo mu dengan lihai beberapa tahun lalu. Kenapa untuk melakukan hal seperti ini kau terlihat sangat payah? Bodoh."

Entahlah, Jaehyun hanya berusaha untuk memberi sedikit kekuatan kepada teman baiknya apapun yang terjadi.

Sebenarnya, ini pertama kalinya Jungkook mengeluh soal penyakit, pria itu sudah sering kali berkata bahwa ia sudah tidak sanggup, tetapi Jungkook terus berjuang untuk kesembuhannya.

Demi seseorang yang dicintai nya, Kim Taehyung.

●●●

Keesokan harinya, perkataan yang Jungkook lontarkan kemarin itu benar adanya, ia harus mengikuti jadwal transfusi darah yang wajib di laksanakan setiap satu minggu sekali bagi orang yang mempunyai penyakit ganas seperti nya.

Tidak ada yang berubah dengan Jaehyun, ia tetap berdiri untuk melihat Jungkook melakukan kegiatan nya dari balik kaca pembatas dengan senyum hangat.

Jungkook menoleh kearah Jaehyun sejenak lalu tersenyum.

Jika Jungkook ada sebuah lagu yang bisa mengekspresikan perasaan nya saat ini, mungkin lagu milik shinee yang berjudul tell me what to do, lah jawabannya

Kamu seperti menyerah pada banyak hal, tapi aku mendengar jeritan diam mu. Katakan apa yang harus ku lakukan

Pencinta tanpa eksploitasi ekstrim, apakah ini adalah tempat dimana kita kehilangan waktu?

Kami belum mengakhirinya, tetapi itu sudah sampai selesai. Katakan apa yang harus ku lakukan

Ada ikatan yang tidak bisa untuk dilepaskan dihadapan kami.


I Love You, 24 Hours. [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang