10

145 21 3
                                    

Kepanikan Taeyong terlampau jelas dikala surat dari Sungchan memaparkan jika Beomgyu berada di kemah anak-anak Jung.

Jika anak manisnya—Beomgyu dalam keadaan sehat, Taeyong tidak akan sepanik ini.

Masalahnya, Beomgyu dikabarkan demam dengan seluruh tubuh menggigil, walau sudah dipakaikan berlapis-lapis selimut tetap saja tubuh Beomgyu tidak kunjung membuahkan respon positif.

"Minghao!" teriak Taeyong menyusuri pegunungan tempat Minghao pergi hingga nafasnya tersengal-sengal, kepala Taeyong melongok mencari keberadaan teman masa kecilnya.

"XU MINGHAO, KAU DIMANA?" pekik Taeyong berulang. Dia menjinjing hanbok yang hampir membuatnya tersandung. Tak henti-henti Taeyong berteriak sampai suara serta air matanya hampir habis.

"Hiks.. Minghao. Kau dimana? Beomgyu membutuhkanku, kau sebenarnya dimana.. bajingan!"

Nada Taeyong berubah diakhir. Dia yang awalnya bersimpuh sembari menjambak rambut frustasi, lantas melepas jambakan lalu menengadah ke langit.

Mata Taeyong masih terpejam. Aliran air mata masih mengalir. Namun, rohnya menghilang saat mata cantik itu perlahan terbuka serta bibir tersenyum tajam.

"ARRRHH! JAEHYUN BAJINGAN!"

Teriakannya menggelar. Cukup mengguncang tanah pegunungan sampai-sampai suara burung gagak tak terdengar kembali.

 Cukup mengguncang tanah pegunungan sampai-sampai suara burung gagak tak terdengar kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Beomgyu terbuka lebar. Dadanya naik-turun mencoba menghirup rakus oksigen melalui mulut.

"Beomgyu? BEOMGYU SAYANG, KAU BANGUN?"

Beomgyu perlahan memiringkan kepala menghadap lelaki berumur di sampingnya. Sangat terlihat raut wajah khawatir lelaki tampan tersebut.

"Ayah."

Entah darimana asal keberanianya, Beomgyu lancang memanggil orang asing dengan sebutan ayah, sedangkan yang dipanggil ayah, menitikkan air mata dan memeluk lembut tubuh Beomgyu.

"Iya, Beomie. Ini ayah. Maaf ayah tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyembuhkanmu. Ayah lemah, ayah bodoh sampai tega mengorbankanmu dan Taeyong."

Tangis ayah semakin deras ketika Beomgyu mengulurkan tangan untuk mengusap air mata ayah yang telah mengakui kesalahannya.

"Apa maksud ayah? Aku tidak mengerti," sahut Beomgyu. Kepalanya beralih ke arah lain. Mencari keberadaan seseorang.

"Dimana Taehyun Hyung? Apa dia baik-baik saja? Minhyung yang mengaku kakak Bamie juga tidak apa-apa?" lanjut Beomgyu. Dia hendak bangun, namun tak diizinkan oleh ayah.

"Mereka.."

"Aku baik-baik saja. Sehat tanpa goresan sedikitpun."

"Aku juga."

"Jangan lupakan aku!"

Lelaki yang belum pernah Beomgyu lihat ikut bersuara. Membuat Beomgyu mengerutkan kening bingung melihatnya.

[✓] Fairytale | Taegyu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang