18. Alcohol

8.3K 960 140
                                    

Di chapter sebelumnya isinya pada gombalin author, jangan kaya gitu, author cuman manusia biasa, gimana kalo author baper? Emang pada mau tanggung jawab? tapi sejauh ini masih aman, cintaku masih bertahan untuk Jennie seorang wkwkkwk.

VOTE & KOMEN SESUAI ISI CERITA

***

"Lisa, aku hanya ingin tegaskan, jangan menganggunya lagi." Suara Deb memecahi lamunan Lisa yang sedang tertunduk lemas memikirkan Jennie, Lisa mendongakan kepalanya, melihat siapa yang berbicara padanya, dia menyunggingkan sudut bibirnya ketika melihat wajah Deb.

"Apa urusan anda?" Sarkas Lisa.

Deb mengambil rokok dari dalam saku kemeja nya lalu mengeluarkan satu batang rokok dan menyalakan nya, wanita amerika itu mulai nenghisap rokok miliknya, rambutnya cukup berantakan karena terpaan angin yang begitu kencang, dia menyodorkan bungkus rokoknya ke Lisa, Lisa menunjukan satu telapak tangannya yang berarti dia menolaknya.

"Saya tidak merokok." Tolak Lisa.

Deb mengangguk dan menyimpan kembali rokok di dalam saku kemejanya.

"Setelah apa yang kau lakukan dua tahun pada Jennie, kau masih berani berbicara pada dirinya? Jika aku adalah dirimu, bahkan sepertinya untuk menunjukan wajah ku di depan nya saja sudah tidak akan sanggup, mungkin lebih baik aku membatalkan kontrak kerjasama bersama Jennie." Kekehnya sambil menghisap rokoknya, keduanya kembali menatap lurus kedepan.

Lisa menghelakan napasnya dan memakai dua sandalnya, kepalanya kembali menunduk satu kakinya menggesek pasir putih, sementara kedua tangannya di masukan kedalam saku celananya. "Aku sangat mencintai putri ku, apapun akan ku lakukan meski aku harus membelakangi kebahagiaan ku.."

Deb berdecih, dia terkekeh dengan wajah yang meremehkan ucapan Lisa. "Sudah tahu begitu, kau masih memberikan harapan padanya? Kau tahu, kau cinta pertamanya Lisa!" Deb mulai geram, dia mengepalkan satu tangannya yang siap menghantam Lisa kapan saja.

"Aku tidak berpikir jernih, aku tahu, aku sangat salah, maka dari itu, ada sesuatu yang ingin ku jelaskan pada nya, aku benar-benar menyesal." Ucap Lisa dengan suara bergetar, kali ini kedua matanya menatap Deb dengan tatapan sungguh-sungguh, Lisa bahkan tidak segan memegang pergelangan tangan Deb. "Aku mohon, bantu aku kali ini." Sambung Lisa memohon bantuan pada Deb.

Deb menoleh menatap Lisa, tangannya menepis tangan Lisa. "Sorry, aku tidak bisa, dia milikku Lisa, kita sudah menjalin hubungan sekarang, aku disini, justru ingin mengingatkan agar kau tidak muncul lagi di hadapannya selain karena proyek kalian, jangan membahas masalalu apapun dan berhentilah berusaha, dia milikku sekarang." Deb berkata dengan sedikit penekanan, ucapan Deb membuat Lisa terdiam, wajahnya berubah menjadi pucat, tatapannya terlihat kosong.

"Ka-kalian...?" Lisa bertanya ulang untuk meyakinkan dirinya bahwa dua tidak salah mendengar.

Deb mengangguk. "Hmm, we have a relationship."

Kedua bahu Lisa mengendur lemas setelah ia menarik napaanya dengan amat sangat panjang. "Dari kapan?" Tanya nya.

"Tidak penting, hanya cukup jauhkan Jennie, masalalu antara kalian berdua sudah selesai dan-" Lisa tidak mendengar ucapan Deb sampai selesai, wajahnya sangat terlihat merah, hatinya pasti sedang berkecamuk, dia meninggalkan Deb dengan berjalan tergesa-gesa memasuki hotelnya.

THE SINNER (JENLISA) GXG (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang