Prolog

111 19 0
                                    

"Kumohon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kumohon ... pergilah dari sini," lirih gadis itu sambil mendorong lelakinya dengan sisa tenaga yang sudah tak seberapa.

"Tidak akan kulakukan!" Lelaki itu kembali membawa sang gadis ke dalam pelukan. Membiarkan tubuh lemah itu menjadikannya sebagai sandaran.

"Aku mohon," pinta sang gadis dengan derai air mata. Tubuhnya semakin lama semakin melemah. Tusukan pisau perak tepat di jantung membuat tubuhnya perlahan menghitam. Kulitnya sedikit demi sedikit terkikis menjadi serpihan abu yang beterbangan di udara.

"Aku akan tetap di sini," tegas si lelaki sambil memeluk erat sang gadis.

"A-ku ... a-aku tidak ingin kamu juga mati sepertiku. Kumohon ... pergilah!" Dengan kekuatan terakhir, gadis itu mendorong kekasihnya menjauh.

"Jangan!" teriak si lelaki saat menyadari kekasihnya membangun benteng tak kasat mata yang membuatnya tak mungkin bisa mendekat.

"Pergilah, Claud. Aku mohon ... aku mohon tetaplah hidup." Perlahan tubuh lemah itu jatuh tersungkur ke tanah. Sebagian besar tubuhnya telah berubah menjadi abu. Rasa sakit tak tertahankan mendera seluruh tubuh. Namun, ia harus memastikan kekasihnya tetap aman. Ia tidak ingin lelakinya celaka.

"Larilah, Claud."

Lelaki itu dapat melihat dengan jelas wajah penuh pinta dari kekasihnya. "Bagaimana mungkin aku bisa meninggalkanmu seorang diri? Bagaimana mungkin aku bisa hidup tanpamu?" Ia berlutut sambil berlinang air mata. Ia sadar, tak ada lagi yang mampu ia lakukan untuk menyelamatkan gadisnya.

"Aku selalu ada di sampingmu, Claud," ucap lirih sang gadis sambil tersenyum. Senyum terakhir sebelum tubuhnya benar-benar menghilang tersapu angin.

Teriakan penuh kesedihan dan amarah memenuhi penjuru hutan. Membuat siapa pun yang mendengar akan terbirit-birit ketakutan.

"Aku bersumpah akan membalas semua orang yang melakukan ini padamu." Mata semerah darah itu menyala terang. Menyorotkan dendam membara yang membakar seluruh tubuh tak berjiwanya.

"Aku berjanji akan menunggumu, Li. Sampai kapan pun aku akan ada di sini menunggumu."

* * *

286 kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

286 kata

The Red Castle (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang