Saat ini, matahari mulai terbenam di ufuk barat. Memasuki akhir Oktober, udara di pulau Vrykolakas terasa jauh lebih dingin dibanding Newgarde. Di pulau ini, matahari lebih cepat hilang ke peraduan. Sehingga di pukul 17.00 langit sudah menggelap. Kabut tebal pun mulai mengurangi jarak pandang.
Seandainya tadi Victoria tidak menghilangkan tiket kapal feri, tentunya mereka tidak akan semalam ini tiba di dermaga Vrykolakas. Rencana untuk menyusuri tepian pantai sebelum mereka masuk ke pemukiman, terpaksa harus dibatalkan. Sebenarnya bagi Samuel atau Jonathan tidak mempermasalahkan untuk mengendarai mobil di malam hari. Namun, ketiga gadis itu menolak keras.
Seharian ini mereka sudah cukup lelah berada di perjalanan. Rasanya badan sudah lengket oleh keringat. Jika memaksakan diri untuk mengitari tepian pantai, bukan tidak mungkin esok hari mereka akan tumbang. Pun sangat berbahaya untuk membawa mobil di cuaca buruk seperti ini dengan kondisi tubuh kurang segar.
"Kau yakin jalan ini menuju penginapan?" Lilith memajukan tubuh agar bisa melihat ke luar kaca mobil dengan jelas. Sudah lebih dari dua puluh menit berkendara, tetapi hanya hamparan pohon maple, basswood, dan pinus yang mereka jumpai. "Bukankah seharusnya kita sudah tiba sepuluh menit lalu?"
Agatha yang berada di samping kemudi menoleh ke belakang. "Seharusnya begitu. Kaulihat sendiri, dari tadi kita tak menemukan jalan lain bukan."
Jonathan yang tengah memegang kendali ikut menoleh. "Tenanglah, Li, aku tadi sempat menghafalkan peta."
Victoria mendengkus keras. "Peta negara mana yang kaubaca?" sindirnya tajam. Seluruh orang di dalam mobil sudah paham betul bagaimana kemampuan Jonathan dalam menghafal. Nol besar.
Agatha bukannya marah justru terkikik geli. Ia sadar betul akan kekurangan kekasihnya itu. "Anggap saja kita sedang uji nyali, Vic."
Lilith menatap hutan melalui jendela tepat di sebelah kiri. Sinar matahari sudah benar-benar menghilang. Ditambah kabut tebal yang menghalangi pandang. Terlebih di sepanjang jalan lurus tak bertepi itu tak ada kendaraan lain yang melintas. Seolah saat ini mereka tengah melintasi portal menuju dunia lain.
Penakut bukanlah sifat asli Lilith. Tinggal sendirian di rumah berhari-hari saat orang tuanya menjenguk Nenek atau menginap di ruang klub kampus tak pernah membuatnya gentar. Lain ceritanya dengan Victoria. Sejak mobil memasuki area hutan, gadis itu sudah menyurukkan wajah di dada Samuel. Mana mau dia melihat ke luar jendela.
Namun, kali ini terasa berbeda. Entah kenapa pulau ini terasa lebih mencekam. "Mungkin karena saat ini hampir tak ada cahaya yang menerangi" pikir Lilith.
"Kauyakin ini pulau yang dikatakan Paman Osborn?" Tak urung Lilith menyuarakan pikiran.
"Aku yakin. Bukankah saat dia bercerita tentang pulau ini, kau juga ada di sana." Agatha kembali menoleh ke kursi belakang. "Mungkin karena hari sudah gelap jadi terasa sedikit menyeramkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Red Castle (TAMAT)
FantasyDi pulau Vrykolakas, terdapat larangan yang sudah melegenda. "Jangan pernah memasuki hutan terlarang." Konon katanya, tak ada yang dapat keluar setelah masuk ke sana. Namun, sekelompok remaja metropolitan itu tak memercayainya. Mereka melanggar lara...